MAKASSAR.DAULATRAKYAT.ID – Memasuki malam ke 3 bulan Ramadhan 1443 H, Letkol Sus Drs. H. Husban Abadi, MH., dalam menyampaikan ceramahnya memilih tema Islam Agama Yang Rahmat Bagi Seluruh Alam, di Masjid Babussalam Pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar (4/4/2022).
Dengan mengutip Firman Allah SWT. Dalam Al Qur’an Surah Al Anbiya ayat 107 yang artinya “Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam”.
“Jadi yang dimaksud Islam sebagai agama yang rahmat bagi seluruh alam, adalah Islam yang senantiasa memberi kedamaian, keamanan, kenyamanan, ketentraman dan perlindungan kepada seluruh alam semesta,” kata Husban Abady.
Lebih lanjut Husban Abady mengatakan bahwa Islam sebagai Agama secara konsep memastikan terwujudnya kedamaian dan keselamatan seluruh umat manusia tampa memandang latar belakang suku, budaya, bahasa, termasuk agama. Orang Islam harus mewujudkan nilai-nilai luhur Islam tersebut dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Mari kita memahami ajaran islam secara benar, karena dengan pemahaman yang benar akan medatangkan rahmat untuk semua orang, baik islam maupun non muslim, bahkan untuk seluruh alam.
Islam tidak membenarkan adanya diskriminasi karena perbedaan suku, ras, bangsa, dan agama. Jadi perbedaan itu tidak boleh dijadikan alasan untuk terjadinya perpecahan, permusuhan, pertengkaran, dan pertumpahan darah, kata perwira menengah TNI Angkatan Udara ini.
Oleh karena itu perbedaan adalah merupakan rahmat dan kasih sayang Allah kepada makhluknya, karena dengan perbedaan maka manusia bisa saling melengkapi, dengan demikian perbedaan tidak boleh dianggap sebagai bahaya dan ancaman sehingga harus dihilangkan tetapi perbedaan harus dikelola dengan baik agar menjadi modal untuk terciptanya keragaman yang damai, tenteram, aman, dan saling menghargai antara satu dengan yang lainnya, kata Husban Abady.
Diakhir ceramahnya Husban Abady mengajak kepada seluruh jamaah untuk saling menghargai dan menghormati antara satu dengan yang lainnya serta jangan saling menghina, mencelah ataupun mengejek utamanya yang berkaitan dengan kepercayaan atau agama orang lain.
Dengan mengutip firman Allah SWT., dalam Al Qur’an Surah Al An’am ayat 108. Yang artinya : “Dan janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan. Demikianlah, Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan tempat kembali mereka, lalu Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan”.
“Harmoni dan keindahan tercipta oleh perbedaan, seperti sebuah grup band yang di dalamnya terdapat beberapa jenis alat musik dan mengeluarkan bunyi yang berbeda, tetapi menyatu dalam satu irama maka akan tercipta bunyi yang indah harmoni, begitu juga dengan pekarangan rumah yang di dalamnya tumbuh berbagai jenis bunga dengan warna yang berbeda, tetapi dengan perbedaan warna itu menjadikan indah dipandang mata,” Pungkas Husban Abady yang juga sebagai salah satu Pengurus Ganas Annar MUI Sulsel.