Oleh : Muslimin.M
Dari Nusantara ke Nusantara
Hadir di jantung Ibu Kota Nusantara, perkenalkan: Lopi Sandeq, perahu layar tradisional tercepat di dunia warisan laut para pelaut Mandar, Sulawesi Barat yang telah menaklukkan ombak, angin, dan cakrawala.
Sandeq artinya tajam, bukan sekadar bentuk, tetapi falsafah: melesat tanpa ragu, menembus samudra dengan keberanian dan kelincahan.
Lopi Sandeq adalah pusaka peradaban maritim, simbol kejayaan nenek moyang kita yang menjahit pulau-pulau dengan layar dan tali-temali.
Lopi Sandeq telah membuktikan bahwa Nusantara pernah disatukan bukan oleh batas, melainkan oleh samudra yang dipeluk dengan keberanian.
“Sekali layar terkembang, pantang surut ke belakang.”
Itulah falsafah Mandar yang hidup dalam setiap bentangan kain layar Lopi Sandeq.
Sebuah pernyataan jiwa bahwa keberanian bukan berarti tak mengenal takut, melainkan tak membiarkan rasa takut mengubah arah.
Ditengah gemuruh pembangunan IKN, ia datang bukan sebagai nostalgia, melainkan sebagai pengingat: bahwa kemajuan harus berpijak pada akar, dan masa depan yang kita arungi harus tetap bersandar pada pusaka budaya.
Layar terkembang, angin berpihak. Mari sambut Lopi Sandeq penyambung ruh laut Nusantara. Demikian sinopsis singkat tentang sejarah para pelaut mandar dalam mengarungi samudra di masa lampau dan masa kini.
Dentuman tetabuhan membuka Festival Budaya Nusantara yang digelar di jantung Ibu Kota Nusantara IKN Kalimantan Timur. Festival ini bukan sekadar perayaan, adalah penanda di tanah yang sedang berubah menjadi pusat pemerintahan baru Indonesia, budaya didudukkan sebagai fondasi utama pembangunan. Keberagaman suku dan adat yang menjadi ciri khas Nusantara dirayakan bersama dilokasi yang kini menjadi simbol masa depan.
Selama tiga hari, festival menghadirkan pertunjukan seni dari berbagai daerah,tak ketinggalan seni budaya dari mandar *passayasayang* yang tentu saja tampil memukau pada hari kedua, setelah sebelumnya penampilan *lopi sandeq* yang tampil luar biasa dengan menyabet juara 3.
Festival ini menjadi penegasan bahwa IKN dibangun bukan hanya dengan semen dan baja, tetapi juga dengan semangat gotong royong dan warisan budaya bangsa. Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur bersama Otorita IKN menegaskan bahwa pendekatan kebudayaan akan menjadi bagian dari konsep kota hutan yang cerdas dan inklusif.
Acara tahunan ini kembali digelar sebagai etalase kekayaan budaya Indonesia. Dalam balutan parade, pertunjukan seni, hingga pameran kerajinan, festival ini menjadi bukti bahwa keberagaman bukan sekadar fakta sosial, melainkan kekuatan simbolik yang terus hidup dan berdenyut.
Festival ini bukan hanya tentang selebrasi, tapi juga memuat pesan. Ditengah gempuran budaya global dan konsumsi digital yang masif, keberadaan festival semacam ini menjadi penting, menjadi ruang bagi budaya lokal untuk tetap eksis, dikenali dan dirayakan.
Menurut sosiolog kebudayaan dari Universitas Indonesia, Dr. Retno Maharsi, festival seperti ini memiliki fungsi ganda. “Di satu sisi, ia menjadi media pelestarian budaya. Disisi lain, ia membentuk ruang perjumpaan antardaerah yang memperkuat identitas kolektif kita sebagai bangsa,” ujarnya.
Festival Budaya Nusantara ?
Festival Budaya Nusantara merupakan sebuah perhelatan budaya yang mempertemukan berbagai kesenian dan tradisi dari seluruh penjuru Indonesia. Dalam festival ini, beragam budaya daerah ditampilkan dalam bentuk pertunjukan seni, pameran kerajinan, bazar kuliner, hingga parade kostum adat. Festival ini menjadi ajang bagi masyarakat untuk lebih mengenal dan menghargai kebudayaan satu sama lain.
Salah satu daya tarik utama dari Festival Budaya Nusantara adalah keberagaman kegiatan yang ditawarkan. Pameran Kerajinan dan Produk Lokal
Setiap daerah membawa hasil kerajinannya, mulai dari batik, tenun, anyaman, ukiran kayu, hingga perhiasan tradisional. Ini menjadi ajang promosi sekaligus cara mendukung UMKM lokal.
Parade pakaian adat dari berbagai daerah menjadi penutup yang meriah. Para peserta berjalan mengenakan busana tradisional dengan iringan musik daerah masing-masing.
Festival Budaya Nusantara bukan hanya sekadar hiburan. Lebih dari itu, festival ini memiliki tujuan penting dalam membangun identitas nasional dan mempererat persatuan bangsa. Ditengah arus globalisasi dan modernisasi, acara seperti ini menjadi pengingat bahwa budaya lokal harus tetap dijaga dan dihargai.
Bagi generasi muda, festival ini bisa menjadi media edukatif yang menyenangkan. Mereka bisa belajar mengenal budaya dari berbagai daerah tanpa harus bepergian jauh. Sedangkan bagi wisatawan asing, festival ini menjadi jendela untuk memahami betapa kayanya Indonesia dalam hal budaya.
Budaya adalah warisan tak ternilai yang harus dijaga dan dilestarikan. Melalui Festival Budaya Nusantara di IKN ini, masyarakat diajak untuk tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga pelaku dan pewaris budaya. Setiap tarian, setiap lagu daerah, setiap makanan khas semuanya adalah bagian dari jati diri bangsa.
Dengan semangat gotong royong dan cinta tanah air, festival ini membuktikan bahwa perbedaan bukanlah penghalang, melainkan kekuatan yang mempersatukan. Indonesia tidak hanya kaya dalam sumber daya alam, tetapi juga dalam nilai-nilai budaya yang mendalam.
Festival Budaya Nusantara di IKN, bukan hanya ajang pertunjukan, tapi juga ruang pertemuan yang mempererat hubungan antara warga negara dari berbagai latar belakang. Dalam keberagaman yang dimiliki, tercipta harmoni yang indah, seperti pelangi yang bersinar setelah hujan. Kita terus lestarikan budaya kita, agar Indonesia tetap dikenal dunia sebagai bangsa yang besar karena budayanya.
Pendapat Ketua umum Kkmsb Kaltim bapak Dr. Ir. Hasanuddin Mas’ud, ME, melalui ketua hariannya bapak Drs. Bahauddin Toppo, M.Si
Beliau menyampaikan pandangannya mengenai pentingnya Festival Budaya Nusantara di IKN sebagai sarana mempererat persatuan dan melestarikan budaya bangsa.
“Festival Budaya Nusantara bukan sekadar ajang hiburan, tetapi merupakan wadah silaturahmi antar suku dan daerah. Melalui festival ini, kita bisa mengenal dan menghargai budaya satu sama lain. Apalagi di Kalimantan Timur yang dikenal sebagai miniatur Indonesia karena keberagaman masyarakatnya, kegiatan seperti ini sangat relevan dan dibutuhkan,” ujarnya saat ditemui usai menghadiri pembukaan festival Budaya Nusantara di IKN..
Ia juga menambahkan bahwa KKMSB Kaltim selalu mendukung penuh kegiatan pelestarian budaya, termasuk menampilkan kesenian khas mandar seperti passayasayang. Menurutnya, budaya bukan hanya soal warisan masa lalu, tetapi juga identitas masa kini yang harus terus dijaga agar tidak tergerus zaman.
“Kita tidak boleh lupa dari mana asal kita. Tapi pada saat yang sama, kita juga harus terbuka dan saling menghargai budaya saudara-saudara kita dari seluruh Nusantara. Festival ini adalah ruang belajar, ruang ekspresi, dan ruang persatuan,” tutup Bauhuddin
Melalui peran aktif tokoh-tokoh masyarakat seperti Ketua KKMSB Kaltim bapak Dr.Ir. Hasanuddin Mas’ud, Festival Budaya Nusantara tidak hanya menjadi panggung seni dan tradisi, tetapi juga simbol solidaritas bangsa yang majemuk. Semoga kedepan Festival budaya Nusantara ini terus diselenggarakan.(**)