Catatan : Salim Majid ( Wartawan/ Wakil Ketua PWI Sulbar)
Jadwal acara sejatinya pukul 17.00, namun PJ Gubernur Sulbar belum juga nongol. Para awak media bersabar menunggu bercampur gelisah.
Waktu menunjukan pukul 18.00 WITA, suara adzan magrib dari mulut masjid mulai terdengar, acara belum juga dimulai. Akhirnya acara molor usai sholat magrib.
Selesai sholat magrib, para awak media kembali ke Rujab dan acara silaturahim PJ Gubernur Bahtiar Baharuddin dengan awak media dimulai.
Bahtiar Baharuddin dengan santai memulai narasinya terkait kehadirannya di Sulbar, Ia tak segedar menggugurkan kewajibannya sebagai penjabat gubernur.
Dalam mendesain Sulbar Bahtiar punya mimpi besar dengan potensi SDA yang dimiliki provinsi yang ke 33 ini.
Sang Pj Gubernur Sulbar ini, mulai bercerita tentang potensi SDA Sulbar dari darat hingga laut. Didarat, menurutnya begitu banyak yang bisa dikelola dalam aspek pertanian.
Tanah yang subur tak hanya bisa ditanami pisang dan sukun. Tapi juga tanaman lainnya yang bisa meningkatkan ekonomi masyarakat Sulbar.
Dilaut, juga banyak potensi yang tersimpan. Berbagai jenis ikan yang bisa menjadi sumber ekonomi masyarakat. Karenanya, menjaga eksistim laut menjadi sangat penting. Bahkan dirinya geram jika ada oknum yang merusak terumbu karang ( rumah ikan) , seperti pemboman ikan.
Berpikir jauh kedepan adalah mimpi besarnya, keinginannya memajukan Sulbar menuju Indonesia Emas 2045, dengan segala potensi yang dimiliki Sulbar.
Belum lagi, Sulbar sebagai penyangga IKN yang nantinya bisa memberi nilai ekonomi yang menjanjikan.
Sesekali riuh tepuk tangan dari para awak media. Mungkin juga sebagian ada yang dongkol dalam hatinya mendengar pidato yang berdurasi panjang itu.
Menyasar ke pulau yang dimiliki Sulbar cukup potensi dikelola dalam aspek pariwisata. Seperti pulau Ambo yang dekat dengan IKN.
Tentu, keinginan dan cita-cita menuju Indonesia Emas 20 tahun kedepan. Harus berbarengan dengan pengelolaan SDM Sulbar yang menjadi alat penunjang menuju Indonesia Emas.
Sebab itu, tak boleh gagal. Karena kegagalan dalam mengelola SDM. Maka Sulbar gagal bagian dari Indonesia Emas dan tak dapat apa-apa.
Cita – cita sang Pj Gubernur Sulbar harus diapresiasi sebagai bagian dari keinginan yang mulia untuk memajukan Sulbar tanpa tendensi lain.
Narasi panjang yang kurang lebih 4 jam bersama para awak media. Seakan tak ada habisnya. Berbagai agenda dan program kedepan mengurai malam yang makin larut.
Ruangan yang terbuka berbaur asap rokok yang meliuk – liuk diatas ubun – ubun dan lantai terlihat berserakan oleh sampah- sampah makanan dari para awak media.
Malam makin larut, sesekali awak media terlihat mengambil secangkir kopi pahit dan udara dingin mulai menyapu Rujab yang terletak diatas perbukitan.
Tangan – tangan para wartawan terlihat mulai letih menari – narik diatas tombol hp miliknya. Entah berapa halaman narasi yang dicatat dan sudah berapa banyak kata. Wallahualam. Hanya Tuhan yang tahu.(**)