Puisi
ini bukan bayangan
berkelabat di mata
kelotak bergerak dalam desir angin
di punggung waduk riam kanan ayar tenang
duhai, anindya dipuja – puji elok jelita
binar teduh disela – sela pepohonan rimbun hutan belantara
sungguh sahaja elok adat dipandang
dalam balutan kain sasirangan
lihatlah anantara pohon binuang laki
berdiri kokoh menatap puncak
Haur bunak dan kahung
ini bukan bayangan
yang hilang sekecap
di tepi kirana tak mau pergi
menukik kedalam jiwa
arunika yang indah
tak beranjak menatap elok tubuhmu
seperti mantra – mantra dari kaki meratus
Banjar, 21 Agustus 2024
Salim Majid