Oleh : Muslimin.M
Perbincangan tentang kurikulum Merdeka nampaknya semakin hangat, menjadi tema penting disetiap diskusi diskusi baik di kampus, di pemerintahan bahkan di pojok pojok warung kopipun tidak ketinggalan, apalagi di dunia maya/ media sosial. Tentu tidak salah bahkan menjadi penting sebab dari sanalah kita bisa memberi penilaian bahwa ternyata sebagian masyarakat kita banyak yang peduli akan nasib pendidikan saat ini terutama tentang bagaimana generasi bangsa kedepan yang barang tentu akan sangat berkorelasi langsung dengan sistem pendidikan saat ini. Artinya jika kurikulumnya tidak berkualitas maka tata kelola pendidikan kita akan mengalami hal yang sama dan ini akan sangat mempengaruhi eksistensi bangsa dan negara di masa depan, sebab sumber daya manusia yang berkualitas dan unggul menjadi pondasi penting tegak dan kokohnya sebuah negara. Lalu, seperti apa sebetulnya kurikulum merdeka ini, baik kelebihannya maupun ke kekurangannya ?
Sebelum kita mengurai lebih luas tentang kurikulum merdeka ini, maka ada baiknya kita memahami mengapa kurikulum merdeka ini lahir, terkait hal ini saya akan mengutip beberapa hasil kajian yang menjadi temuan tentang ini; temuan The SMERU Research Institute (2020) menunjukkan dua hal.
Pertama, analisis ketimpangan belajar di dalam kelas menunjukkan bahwa siswa yang memiliki akses terhadap perangkat digital, memiliki guru adaptif, pada kondisi sosial ekonomi lebih tinggi, serta mempunyai orang tua yang aktif berkomunikasi dengan guru cenderung memiliki kemampuan di atas rata-rata.
Kedua, ketimpangan hasil belajar antar siswa dalam satu kelas pun diprediksi akan semakin lebar. Apabila tidak ada intervensi yang mendorong guru untuk menyusun pembelajaran yang memperhatikan keragaman kemampuan belajar siswa, maka siswa dengan kemampuan rendah akan semakin tertinggal dari siswa lainnya.
Studi INOVASI dan Puslitjak (2020) menunjukkan risiko yang lebih besar dari semakin melebarnya kesenjangan pembelajaran ini. Menurut studi tersebut, “pembelajaran selama COVID-19 memiliki dampak yang lebih besar pada beberapa kelompok siswa, di mana siswa yang berasal dari keluarga dengan latar belakang sosial ekonomi lebih rendah lebih berisiko tidak terdaftar lagi atau tidak lagi berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
Dari hasil kajian di atas menjadi teranglah bagi kita bahwa ternyata dampak dari covid 19 dengan perubahan pola dan sistem pendidikan kita dari yang normatif( tatap muka) menjadi tidak normal ( dalam jaringan) sungguh sungguh nyata. Dan antisipasi dampak pandemi terhadap ketertinggalan pembelajaran (learning loss) dan kesenjangan pembelajaran (learning gap) sebenarnya telah dilakukan oleh Kemendikbudristek Pada Agustus 2020, Kemendikbud menerbitkan kurikulum darurat pada satuan pendidikan dalam kondisi khusus. Kurikulum darurat (dalam kondisi khusus) ini pada pada intinya merupakan penyederhanaan dari kurikulum nasional. Pada kurikulum darurat dilakukan pengurangan kompetensi dasar untuk setiap mata pelajaran sehingga guru dan siswa dapat berfokus pada kompetensi esensial dan kompetensi prasyarat untuk kelanjutan pembelajaran di tingkat selanjutnya. Dan kurikulum darurat inilah menjadi cikal bakal lahirnya kurikulum merdeka yang tahun ajaran ini mulai diberlakukan meskipun masih dalam tahap uji coba hingga dua tahun kedepan.
Kelebihan dan kekurangn Kurikulum Merdeka
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi meluncurkan Kurikulum Merdeka sebagai rangkaian dari kebijakan Merdeka Belajar Episode 15: Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Belajar pada 11 Februari 2022. Sebelum diluncurkan secara luas, sejak tahun ajaran 2021/2022 Kurikulum Merdeka telah diimplementasi di hampir 2.500 sekolah yang mengikuti Program Sekolah Penggerak (PSP) sebagai bagian dari pembelajaran dengan paradigma baru.
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Beberapa keunggulan dari kurikulum merdeka :Pertama; Lebih sederhana dan mendalam, Kurikulum Merdeka lebih berfokus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya. Proses pembelajaran diharapkan menjadi lebih mendalam, bermakna, tidak terburu-buru, dan menyenangkan. Kedua,Lebih merdeka, Bagi peserta didik khususnya jenjang SMA tidak ada program peminatan di SMA sehingga peserta didik memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasinya. Guru juga diharapkan mengajar sesuai tahap capaian dan perkembangan peserta didik. Sekolah pun memiliki wewenang untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik.Ketiga; Lebih relevan dan interaktif, Pembelajaran melalui kegiatan proyek memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual misalnya isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila.
Lalu, seperti apa kelemahan Kurikulum Merdeka ini, di rangkum dari berbagai sumber : pertama, Kurikulum Merdeka Belajar dinilai kurang matang dalam persiapannya, Mengingat Kurikulum Merdeka Belajar ini masih seumur jagung usai diluncurkan oleh Mendikbud ristek beberapa bulan lalu, Kurikulum Merdeka Belajar ini masih perlu dilakukan pengkajian dan evaluasi yang lebih mendalam agar efektif dan tepat dalam penerapannya. Kedua, Sistem pendidikan dan pengajaran yang belum terencana dengan baik . Pada bagian prosedur pelaksanaan pendidikan dan pengajaran pada Kurikulum Merdeka Belajar belum membahas tentang upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia sehingga bisa disimpulkan bahwa Kurikulum Merdeka Belajar belum menuju kepada sistem pendidikan dan pengajaran yang terencana dengan baik. Ketiga, Kurangnya SDM dan sistem belum terstruktur. Ke empat, Kurikulum Merdeka Belajar dinilai kurang matang dalam persiapannya. Mengingat Kurikulum Merdeka Belajar ini masih seumur jagung usai diluncurkan oleh Mendikbud ristek beberapa bulan lalu, Kurikulum Merdeka Belajar ini masih perlu dilakukan pengkajian dan evaluasi yang lebih mendalam agar efektif dan tepat dalam penerapannya.
Kelima, Kurangnya SDM dan sistem belum terstruktur. Karena Kurikulum Merdeka Belajar ini masih baru pastinya harus melakukan sosialisasi terlebih dahulu dan memerlukan persiapan yang matang agar mempunyai sistem yang terstruktur dan sistematis. Selain itu juga perlu mempersiapkan SDM ( guru/pengajar ) sebagai pelaksana kurikulum tersebut.
Dari konsep diatas sedikit banyak memberi pemahaman kepada kita bahwa ternyata kelebihan yang paling mencolok dari penerapan kurikulum merdeka ini adalah adanya proyek tertentu yang harus dilakukan oleh para peserta didik sehingga dapat membuat mereka menjadi lebih aktif dalam upaya mengeksplorasi diri, lebih fleksibel dan memberi ruang yang cukup bagi peserta didik untuk berinovasi dan mengembangkan bakat dan karakter individu, termasuk memberi ruang yang cukup bagi guru untuk mendalami konsep dan materi ajar. Sedangkan kekurangan kurikulum merdeka belajar adalah penggunaan kurikulum ini dinilai masih belum matang. Hal ini terlihat dari masih kurangnya kompetensi sumber daya manusia untuk melaksanakan kurikulum ini. Hal ini tentu normal sebagai sistem yang relatif baru dan tentu evaluasi akan terus di lakukan dalam menemukan solusi yang paling tepat untuk kesempurnaan kurikulum ini.
Merdeka Belajar adalah upaya memberi kebebasan dan otonomi kepada lembaga pendidikan, sekolah sebagai unit dari lembaga pendidikan di beri ruang yang cukup untuk berinovasi, mengembangkan bakat dan karakter peserta didiknya agar lebih berprestasi sesuai bakat dan bidang yang ditekuninya. Esensi dari Kurikulum Merdeka ini adalah Merdeka Belajar. Menteri Nadiem mengatakan Merdeka Belajar merupakan konsep yang dibuat agar siswa bisa mendalami minat dan bakatnya masing-masing.
Tentu, pemulihan sistem pendidikan dari krisis belajar tidak bisa diwujudkan melalui perubahan kurikulum saja. Diperlukan juga berbagai upaya penguatan kapasitas guru dan kepala sekolah, pendampingan bagi pemerintah daerah, penataan sistem evaluasi, serta infrastruktur dan pendanaan yang lebih adil. Namun kurikulum juga memiliki peran penting. Kurikulum berpengaruh besar pada apa yang diajarkan oleh guru, juga pada bagaimana materi tersebut diajarkan.
Oleh karena itu, kurikulum yang dirancang dengan baik akan mendorong dan memudahkan para insan guru untuk mengajar dengan lebih baik. Harapannya dengan kurikulum merdeka ini kualitas pendidikan akan semakin membaik, kita akan berlari kencang mengejar ketertinggalan yang sudah cukup jauh dari negara negara lain, dan pada akhirnya negara ini akan menikmati keunggulan sumber daya manusia berkualitas yang menjadi benteng tangguh dan kokoh bagi negara ini.(*)