Search
Close this search box.

KEPEMIMPINAN DALAM PENDIDIKAN (2)

Oleh : Muslimin.M

Sistem pendidikan berada di jurang kehancuran !!, Kalimat ini seringkali kita mendengarnya di masyarakat, termasuk di ruang-ruang publik seperti media sosial. Tentu, bukan tanpa alasan, kondisi pendidikan kita saat ini dengan masih banyaknya permasalahan yang menderanya, menjadi salah satu alasan pemantiknya. Kita sering menyaksikan banyaknya tawuran para pelajar, bahkan tidak sedikit yang menjadi pelaku kriminal. Ini menandakan bahwa pendidikan kita ada masalah serius yang harus segera dibenahi.

Kepemimpinan dalam pendidikan tidak selalu dikaitkan dengan hal-hal administrator, jika itu kepemimpinan di unit sekolah, seperti kepala sekolah, pengawas sekolah, maka dia adalah pemimpin di unit tersebut. Namun, jika kepemimpinan dalam struktural pendidikan, tentu akan berada dalam aspek administrator dan manajerial. Tetapi keduanya adalah pemimpin pendidikan yang sama-sama memiliki orientasi yang sama, meskipun berbeda fungsi dan tugas.

Dalam konteks Kepemimpinan pendidikan dalam struktural, tentu akan mengacu pada profesionalisme yang memprioritaskan pada keberhasilan lembaga dan mengoptimalkan seluruh potensi yang ada dalam lembaga itu. Pemimpin dalam pendidikan bersedia membimbing, memelihara, dan mendukung yang lainnya, dan terlibat dalam pengambilan keputusan dalam perencanaan jangka pendek, menengah dan panjang. Dan dalam lingkungan yang semakin kompleks, seorang pemimpin pendidikan yang efektif dan berpikiran maju sangatlah berharga.

Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan dalam pendidikan sangat penting karena akan menjadi modal dasar baginya untuk membangun dan memanfaatkan keterampilan orang-orang disekitarnya untuk berkembang menjadi pemimpin yang kuat, dan dapat mengembangkan gaya lain secara profesional.

Menyadari kekuatan dan kualitas kepemimpinan pada setiap individu, aspek kepribadian akan memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap gaya kepemimpinan yang paling sesuai dengan pribadi individu tersebut. Dalam konteks itu, bisa kita
Pelajari lebih lanjut tentang beberapa gaya atau model dalam kepemimpinan pendidikan :

Pertama : Gaya Kepemimpinan Transformasional ;
Gaya kepemimpinan ini sangat bergantung pada dorongan untuk menginspirasi orang lain agar melakukan yang terbaik dan terus meraih tujuan. Gaya ini sangat cocok bagi guru, karena semua guru ingin siswanya menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri.

Selain memberikan dukungan dan dorongan, pemimpin transformasional juga berfokus pada pengembangan keterampilan. Mereka ingin memberdayakan orang-orang di sekitar mereka untuk mengembangkan keterampilan dan teknik yang mereka butuhkan untuk mencapai tujuan pribadi mereka.

Kedua : Gaya Kepemimpinan Instruksional ; gaya
Kepemimpinan ini dianggap sebagai salah satu jenis gaya kepemimpinan yang paling efektif dalam pendidikan. Gaya kepemimpinan ini menekankan pentingnya memberikan instruksi secara langsung kepada siswa dan guru, itulah sebabnya gaya ini paling umum di bidang pendidikan.

Seorang administrator yang telah mengadopsi gaya kepemimpinan instruksional tahu bahwa guru tidak perlu diatur secara ketat agar efektif di kelas. Mereka tahu bahwa mereka telah mempekerjakan guru yang berkualifikasi dan berpengalaman dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk memprioritaskan pembelajaran siswa.
Dengan memberikan otonomi kepada guru, administrator instruksional mendapatkan rasa hormat dan kekaguman mereka.

Ketiga : Gaya Kepemimpinan Konstruktivis ;
Gaya kepemimpinan ini sangat ideal bagi pemimpin pendidikan karena lebih fokus pada pemberdayaan orang lain agar mengasah keterampilan berpikir kritis dan mengambil kesimpulan sendiri, ketimbang membiarkan masalah dipecahkan bagi mereka.

Seorang administrator yang merupakan pemimpin konstruktivis bersedia membiarkan guru mereka berkolaborasi dan bekerja sama untuk menghasilkan solusi yang menguntungkan. Guru yang senang bekerja dengan gaya pemimpin ini sering kali menularkan preferensi yang sama kepada siswa mereka sendiri, yang memungkinkan mereka untuk terhubung dan berkolaborasi satu sama lain saat mereka berupaya menemukan solusi untuk masalah.

Pemimpin konstruktivis memberi orang-orang di sekitar mereka kesempatan untuk membangun kepercayaan diri dalam keterampilan pengambilan keputusan mereka dan belajar langsung cara bekerja sama untuk mencapai solusi. Dalam lingkungan pendidikan saat ini, pengembangan soft skill lebih penting daripada perolehan pengetahuan dalam banyak hal. Akibatnya, gaya kepemimpinan konstruktivis memprioritaskan keterampilan tersebut dan memberdayakan orang lain.

Ke empat : Gaya Kepemimpinan Demokratis ;
Pemimpin yang demokratis sangat berharga dalam dunia pendidikan, karena ada banyak pelaku utama yang bekerja sama untuk menciptakan lingkungan belajar yang menarik bagi semua siswa. Gaya kepemimpinan yang demokratis mengutamakan kolaborasi di atas arahan, dan pemimpin yang demokratis mencari masukan sebelum membuat keputusan akhir.

Jika seorang kepala sekolah misalnya mengadopsi gaya kepemimpinan demokratis, maka dia akan cenderung melibatkan guru dan staf dalam proses pengambilan keputusan. Dia akan menyatukan berbagai kelompok dengan keterampilan, informasi, dan wawasan yang relevan untuk berkolaborasi dalam mencari solusi terbaik bagi komunitas sekolah secara keseluruhan.

Gaya kepemimpinan demokratis juga merupakan pilihan yang ideal bagi guru. Gaya ini memberdayakan siswa di kelas dan memungkinkan mereka merasa seolah-olah mereka memainkan peran penting dalam kehidupan kelas sambil memberi mereka pengalaman praktis dalam berpartisipasi dalam proses demokrasi.

Dari perspektif diatas, dapatlah kita memahaminya bahwa ternyata dalam pendidikan ada banyak model atau gaya kepemimpinan yang bisa atau biasa di praktekkan baik itu di lingkungan struktural maupun di unit-unit sekolah. Itu artinya bahwa gaya kepemimpinan bagi setiap individu baik itu di struktural maupun di sekolah menjadi begitu penting dan strategis dalam memajukan lembaga yang dipimpinnya.

Beberapa waktu yang lalu, saya pernah berdiskusi dengan seorang pakar pendidikan, DR. Hasbi, koordinator prodi S3 Manajemen Pendidikan Universitas Mulawarman beliau mengatakan bahwa saat ini banyak ‘leader’ tapi tidak mau ‘risk talking’, sehingga terkesan ‘manajer oriented’., saatnya bekerja ‘ leadership friendly’, kata beliau. Pernyataan beliau ini cukup menarik sebab memotret fakta yang ada saat ini. Kaitan dengan ini, saya akan menarasikan sedikit tentang apa sebetulnya yang dimaksud beliau.

Risk talking bagi pemimpin pendidikan bisa kita maknai sebagai praktik di mana pemimpin pendidikan, seperti kepala sekolah, secara terbuka mendiskusikan dan mengelola potensi risiko yang dapat mempengaruhi lembaga pendidikan atau sekolah. Hal ini tentu melibatkan identifikasi risiko terkait, seperti perubahan kebijakan pendidikan, perkembangan teknologi, kesehatan dan keselamatan, serta dinamika sosial dan ekonomi.

Dalam konteks ini, pemimpin pendidikan mendorong keterbukaan dan partisipasi dari semua warga pendidikan dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengungkapkan kekhawatiran dan saran mereka. Dengan demikian, pemimpin dapat membuat keputusan yang lebih baik, mengembangkan strategi mitigasi yang efektif, dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih aman dan adaptif.

Kaitan dengan itu, dapatlah kita mengkoneksikan bahwa beberapa gaya kepemimpinan dalam pendidikan seperti diuraikan diatas dengan ‘risk talking’ memiliki korelasi yang cukup kuat, sehingga ‘leadership friendly’ menjadi sesuatu yang amat penting bagi seorang pemimpin pendidikan. Dan kita ingin pemimpin pendidikan itu tidak terkesan ‘manajer oriented’ tetapi pemimpin pendidikan yang dapat mengayomi dan menjadi sahabat yang menyenangkan bagi semua. ( bersambung..)

……

Pegadaian

DPRD Kota Makassar.

355 SulSel

Infografis PilGub Sulbar

debat publik pilgub 2024

Ucapan selamat Walikota makassar

Pengumuman pendaftaran pilgub sulsel

Pilgub Sulsel 2024

https://dprd.makassar.go.id/
https://dprd.makassar.go.id/