Luwu Utara, daulatrakyat.id — Sudah jalan dua tahun warga desa Tingkara, kecamatan Malangke dilanda banjir. Banjir terjadi akibat jebolnya sungai baliase masuk ke sungai Masamba
Kepala Desa Tingkara Haji Sulaeman mengatakan, ini bukan lagi banjir artinya sudah genangan air karena sudah berjalan kurang lebih dua tahun tidak pernah kering
“Kurang lebih 300 hektar lahan persawahan dan perkebunan tenggelam, sampai saat ini belum bisa kelola oleh warga karena tergenang air,”kata Haji Sulaiman saat ditemui di kediamannya, Selasa (20/09)
Sulaiman menuturkan, selama belum ditutup ini disungai baliase yang cabangnya masuk ke sungai Masamba, maka banjir diwilayah Malangke tidak akan berakhir, karena itulah menyebabnya
“Sudah sekitar 20%, penduduk desa Tingkara meninggalkan kampung halaman,mereka pergi mencari pekerjaan ditempat lain. Ada yang ke tator, Sulteng bahkan ada juga yang ke Ternate,”tuturnya
Kades Haji Sulaiman berharap agar pemerintah daerah melakukan tindakan untuk mengatasi banjir diwilayahnya. Ia meminta agar cabang sungai Baliase yang masuk ke sungai Masamba ditutup
“Saya selaku pemerintah di desa berharap agar pemerintah daerah untuk mencari solusi bagaimana caranya untuk menutup cabang sungai Baliase yang masuk ke sungai Masamba, karena selama itu tidak ditutup maka wilayah kecamatan Malangke tidak akan pernah aman dari bencana banjir,”pungkasnya
Selain itu Ia juga meminta agar dilakukan pengerukan sungai Masamba di wilayah Malangke mulai dari hilir sampai wilayah desa Polewali, Kecamatan Baebunta
“Kalau bisa sungai Masamba yang didaerah Malangke agar dilakukan pengerukan mulai dari hilir sampai desa Polewali,”tutupnya.(jal)