Search
Close this search box.

SEKOLAH (TERBATAS) DI MASA PANDEMI

Oleh : Muslimin.M

Awal tahun 2020, penduduk bumi di gemparkan munculnya virus korona atau covid 19 dimana pertama kali di laporkan pada desember 2019 di Wuhan China. Lalu januari 2020 WHO mengumumkan kedaduratan internasional dan pernyataan sebagai ” pandemi” pada maret 2020( sohrabe.et.el,20). Kemudian di Indonesia sendiri kasus positif covid 19 di umumkan pertama kali pada maret 2020.

Sejak mulai merebaknya kasus covid 19 pada tahun 2020, maka sejak itu pula sekolah di tutup/ pembelajaran tatap muka ( beralih ke pembelajaran daring) dan sejak itu pula juga mulai muncul satu persatu masalah dan kendala dalam pembelajaran daring tersebut. Salah satu yang paling terasa berat adalah ketersediaan infrastruktur pendukung( jaringan internet) dan keseiapan SDM pendidik( proses adaptasi).

Penutupan sekolah( ke belajar online) pada masa pandemi covid 19 menimbulkan dampak yang cukup berat terutama pada pendidikan, banyak peserta didik di rugikan seperti tidak tercapainya target belajar, penurunan kemampuan peserta didik, rentan putus sekolah, semakin melebarnya ketimpangan pengetahuan, dan terganggunya emosi dan psikologis anak didik.

Pemulihan Kemampuan Belajar Siswa

Untuk mencegah memburuknya learning loss( penurunan kemampuan siswa), maka pemerintah telah mengeluarkan kebijakan tentang pembukaan sekolah atau pembelajaran tatap muka terbatas melalui SKB empat menteri terkait, tentu saja ini menjadi harapan baru bagi segenap lapisan masyarakat terutama bagi orang tua siswa yang sudah lama mengalami banyak masalah dan kendala dalam pembelajaran daring.

Lalu, apakah ini cukup efektif menjawab permasalahan permasalahan yang muncul dalam pembelajaran daring..?. Menurut survei direktorat sekolah dasar kementerian pendidikan dan kebudayaan dari 591 responden di 46 kab/ kota, 128 guru, 138 siswa,139 wali murid dan 140 kepala sekolah dan hasilnya sebanyak 80.4% kepala sekolah dan komite sekolah sepakat untuk menggelar kembali pembelajaran tatap muka.

Data diatas memberi gambaran kepada kita bahwa keinginan semua pihak untuk menggelar pembelajaran tatap muka cukup besar, ini artinya bahwa pembelajaran daring tidak efektif dan cenderung tidak memberi ketuntasan belajar secara baik. Terlalu banyak kendala baik di internal pendidik( keterbatasan sarana) pun lebih lebih kepada peserta didik dan termasuk orang tua siswa.

Kemudian bagaimana memulihkan kemampuan siswa…?..ini sungguh menjadi tantangan bagi pendidik di tengah banyaknya muncul permasalahan baru. Di kutip dari beberapa sumber tentang teknik dan metode memulihkan penurunan kemampuan siswa. Program RISE di indonesia telah menerbitkan pedoman tentang itu, pertama, sekolah harus melakukan assesmen pembelajaran kepada semua siswanya untuk mengetahui titik awal( baseline) kemampuan siswa, kedua, menyampaikan secara terbuka kepada orang tua siswa tentang rencana dan pentingnya di buka pembelajaran tatap muka.

Pembelajaran tatap muka terbatas di masa pandemi covid 19 ini bukan tidak mungkin akan menimbulkan masalah baru( klaster covid), potensi munculnya tentu akan selalu membayangi, karena seperti itu maka kerja sama semua pihak, kesadaran tinggi yg terbangun dalam disiplin prokes menjadi salah satu kunci utamanya dalam mencegah klaster sekolah. Anak didik kita dan bahkan kita orang tua siswa sudah terlanjur antusias dan semangat mengikuti PTM terbatas ini, maka jangan biarkan semangat itu menjadi hilang ketika kita tidak disiplin dan bekerja sama dalam mencegah lahirnya klaster baru covid 19.

(direktur eksekutif Lentera Edukasi/ akademisi dan analis pendidikan&kebijakan publik)

……

DPRD Kota Makassar.

355 SulSel

Infografis PilGub Sulbar

debat publik pilgub 2024

Ucapan selamat Walikota makassar

Pengumuman pendaftaran pilgub sulsel

Pilgub Sulsel 2024

https://dprd.makassar.go.id/
https://dprd.makassar.go.id/