MAKASSAR.DAULATRAKYAT.ID.Resmi disahkan oleh 7 Fraksi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR-RI) Undang-undang (RUU) Cipta Kerja Omnibus Law menjadi undang-undang pada Senin 5 Oktober 2020 dinilai meresahkan dan menyiksa para buruh.
Dampak dari UU tersebut, mengundang kemarahan dan aksi unjuk rasa hampir di seluruh Indonesia.
Siang tadi sekira puluhan ribu massa memadati jalan Urip Sumoharjo tepatnya di lokasi flyover Makassar, ratusan ormas buruh dan mahasiswa bersatu menggelar ujuk rasa menolak Omnibus Law Cipta Kerja.
Dimana Makassar aksi unjuk rasa sudah berlangsung selama tiga hari sejak Selasa 6 Oktober hingga Kamis 8 Oktober hari ini.
Oktober, sejak pukul 1 siang massa sudah bergerak berjalan kaki dari arah Jalan AP Pettarani menuju Jalan Urip Sumoharjo Makassar. Gerakan massa itu berasal dari organisasi masyarakat, buruh hingga mahasiswa.
Massa sempat bersitegang dengan pengendara Mobil yang masih melewati lokasi aksi unjuk rasa di Jalan AP Pettarani tepat depan kantor XL Makassar. Bahkan salah seorang mahasiswa dari kampus STIE Wirabakti menghadang mobil yang hendak lalu lalang.
“Woi hargai kami jangko dulu lewat Relasi,” ujar salah seorang mahasiswa.
Sementara mahasiswa yang lain berorasi meneriakan DPR Bobrok. Mahasiswa BEM STIE Wirabakti meminta Presiden Jokowi segera menerbitkan Peraturan Pengganti Undang-undang (Perpu) untuk membatalkan Undang-Undnag Omnibus Law Cipta Kerja.
“UU Cipta Kerja ini harus segera dibatalkan, karena tentu akan membuat para buruh semakin tersiksa. Berdasarkan draft undang-undang yang kami baca banyak aturan yang hanya menguntungkan pengusaha kapitalis, sementara buruh menerima kerugian yang besar,”Mahasiswa yang orasi.
Sementara itu massa Front Perjuangan Rakyat (FPR) Sulsel berjalan menuju kantor DPRD Sulsel di bilangan Jalan Urip Sumoharjo tepat disamping Gedung Keuangan Makassar.
Massa FPR Sulsel meminta DPR mengutamakan hati nurani dan simpatinya kepada rakyat kecil terutama kaum buruh di Sulsel yang semakin hari semakin tertindas akibat kebijakan pemerintah pusat.
Selain FPR Sulsel dan BEM STIE Wirabakti, aksi juga diikuti dari mahasiswa LP3I Makassar, Universitas Negeri Makassar dan Universitas Bosowa.Sementara itu massa terus berdatangan bukan hanya dari Makassar namum luar Makassar pun turut hadir hingga petang.
Aksi ini dikawal ketat oleh gabungan TNI Polri dan Brimob Polda Sulsel.
Menjelang Magrib suasana pun mencekam saat aparat menembakkan gas air mata pada massa dan aparat menemukan sekira lima orang yang diduga profokator.(ninaannisa)