Oleh : Muslimin.M
“Demokrasi kita saat ini tidak jelas lagi arahnya sebab lebih banyak melahirkan penguasa ketimbang pemimpin”, demikian potongan pemaparan seorang narasumber pada sebuah acara diskusi publik. Dari potongan penyampaian itu memantik banyak pertanyaan, salah satunya tentang bagaimana membedakan keduanya dalam konteks kepemimpinan di daerah ?.
Menjadi pemimpin atau penguasa adalah dua peran yang berbeda meskipun keduanya melibatkan kekuasaan atau otoritas. Perbedaan utama antara keduanya terletak pada pendekatan, tujuan, dan cara menjalankan peran nya.
Pemimpin lebih berfokus pada pengaruh, motivasi, dan inspirasi.
Seorang pemimpin tidak hanya mengarahkan manusia yang dipimpinnya tetapi juga menginspirasi untuk bekerja bersama mencapai tujuan bersama. Pemimpin berfokus pada kesejahteraan, membangun kepercayaan, dan memberi contoh. Pemimpin berusaha untuk memberdayakan orang lain, mendengarkan kebutuhannya dan menciptakan perubahan positif. Kepemimpinan adalah tentang bagaimana membawa orang yang dipimpinnya ke arah yang lebih baik, bukan hanya mengendalikannya.
Lalu, apa itu penguasa ?, penguasa lebih cenderung berfokus pada kontrol dan kekuasaan. Penguasa memiliki otoritas yang lebih kuat yang sering berasal dari posisi atau jabatan formal, memerintah dengan pendekatan yang lebih top down dan mengutamakan stabilitas dan kontrol dalam lingkungan yang di kelolanya. Penguasa kurang memperhatikan kebutuhan personal dan lebih berfokus pada pencapaian tujuan berdasarkan kekuasaan dan otoritas yang dimiliki.
Banyak kalangan yang berpendapat bahwa menjadi pemimpin lebih mengutamakan kesejahteraan bersama dan pembangunan jangka panjang, sementara menjadi penguasa lebih berfokus pada otoritas dan kendali. Menjadi pemimpin yang efektif sering membawa dampak positif yang lebih luas dan berkelanjutan karena melibatkan partisipasi dan pemberdayaan orang lain.
Seorang penguasa adalah seseorang yang memiliki kekuasaan untuk mengatur, memimpin dan mengambil keputusan yang mempengaruhi nasib banyak orang. Dalam posisinya, penguasa tidak hanya berperan sebagai pengendali kebijakan dan sumber hukum, tetapi juga sebagai penjaga stabilitas dan kemajuan. Tanggung jawabnya sangat besar, sebab setiap keputusan yang diambil dapat menentukan arah perkembangan atau wilayah yang dipimpinnya.
Seorang penguasa yang bijaksana akan memahami bahwa kekuasaan bukanlah sekadar alat untuk memperoleh keuntungan pribadi, melainkan sebagai sarana untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat dan menciptakan sistem yang adil dan seimbang, harus mampu melihat jauh ke depan, mengantisipasi tantangan yang akan muncul, serta memiliki keberanian untuk membuat pilihan sulit ketika diperlukan.
Namun, penguasa juga harus bersikap bijak dalam menghadapi kekuatan yang berlawanan atau tekanan dari luar, serta menjaga hubungan yang baik dengan berbagai pihak yang memiliki kepentingan berbeda. Kepemimpinan yang baik oleh seorang penguasa memiliki kemampuan untuk mendengarkan aspirasi rakyat, menjalin komunikasi yang efektif, dan mengutamakan kebaikan bersama di atas kepentingan kelompok atau individu tertentu.
Dalam perjalanan seorang penguasa, bukan hanya kemampuan memimpin yang diuji, tetapi juga karakter dan integritasnya. Seorang penguasa yang dihormati adalah orang yang dapat memimpin dengan penuh tanggung jawab, transparan dalam kebijakan, serta mampu membawa perubahan positif yang berdampak luas bagi masyarakatnya. Baik menjadi seorang pemimpin maupun seorang penguasa memiliki peran yang penting, namun keduanya mengandung dimensi yang berbeda dalam hal tanggung jawab dan pendekatan terhadap kekuasaan.
Dalam Konteks Pemimpin Daerah
Seorang pemimpin di daerah ideal nya fokus pada kemampuan untuk menginspirasi, memotivasi dan membimbing menuju tujuan bersama. Pemimpin akan dihormati karena kualitas pribadinya seperti integritas, kebijaksanaan, dan empati. Pemimpin sejati lebih mengutamakan kesejahteraan dan aspirasi masyarakat atau kelompok yang dipimpinnya, sering mendengarkan suara rakyat dan pengaruh berasal dari rasa hormat yang dibangun atas dasar nilai-nilai moral dan sosial. Pemimpin dapat muncul di berbagai level, baik dalam organisasi, komunitas, maupun daerah, dan lebih menekankan pada kekuatan hubungan dan kesepahaman.
Di sisi lain, seorang penguasa di daerah akan lebih berfokus pada kontrol dan otoritas yang lebih besar. Penguasa memiliki kewenangan yang luas, baik dalam hal pengambilan keputusan politik, ekonomi, atau sosial. Meskipun kekuasaan seorang penguasa bisa mendatangkan perubahan besar, ada potensi risiko ketika kekuasaan tersebut disalahgunakan atau dijalankan tanpa pertimbangan yang bijaksana. Seorang penguasa lebih dihormati karena posisi atau statusnya, tetapi pengaruhnya sering didorong oleh kekuatan struktural dan aturan formal, bukan semata karena hubungan pribadi.
Maka, mana yang lebih baik antara menjadi pemimpin atau penguasa ?, tentu hal ini tergantung pada konteks dan nilai-nilai yang diutamakan. Jika kita ingin lebih fokus pada membangun hubungan, memberi inspirasi dan mengutamakan kepentingan masyarakat, menjadi seorang pemimpin lebih sesuai. Namun, jika merasa panggilan untuk mengelola dan memimpin dengan otoritas untuk membawa perubahan besar dalam sebuah sistem, menjadi penguasa bisa menjadi jalan yang lebih tepat.
Idealnya, seseorang yang menjadi penguasa juga harus memiliki kualitas kepemimpinan agar kekuasaan yang dimilikinya dapat digunakan dengan bijaksana dan bertanggung jawab. Pemimpin dan penguasa memiliki peran yang saling terkait, namun memiliki fokus yang berbeda. Pemimpin lebih berfokus pada pengarahan, motivasi dan memberi inspirasi kepada orang lain untuk mencapai tujuan bersama,
Sementara penguasa cenderung lebih berfokus pada pengambilan keputusan yang bersifat otoritatif dan pengelolaan kekuasaan dalam suatu sistem. Keduanya penting dalam konteks sosial dan politik karena pemimpin memberikan arah dan semangat, sedangkan penguasa memberikan struktur dan aturan yang memastikan stabilitas dan pelaksanaan kebijakan. Keduanya saling melengkapi dalam memastikan kesejahteraan dan kemajuan suatu masyarakat.
Seorang penguasa didaerah dalam konteks kepala daerah, sejatinya juga harus menjadi pemimpin di daerah itu, artinya seorang kepala daerah harus memiliki kualitas kepemimpinan yang lebih baik dari yang dipimpinnya agar kekuasaan yang dimilikinya dapat dipergunakan secara bijaksana dan bertanggung jawab, bukan hanya kepada dirinya, kepada masyarakat nya tetapi juga kepada Tuhannya.(**)