Oleh : Muslimin.M
Dua hari yang lalu, ketika saya menghadiri wisuda anak saya di salah universitas yang cukup terkenal di kota Samarinda, disela-sela acara wisuda yang sudah beranjak selesai, secara tidak sengaja saya mendengar diskusi-diskusi ringan sekelompok orang tua wisudawan yang secara kebetulan bersebelahan dengan tempat duduk saya diseputaran gedung tempat prosesi acara wisuda tersebut.
Dalam diskusi ringan itu, kelihatannya diantara mereka ada beberapa yang bukan orang sembarangan, setidaknya mereka ada yang sehari harinya beraktivitas tidak jauh dari masalah politik atau masalah pemerintahan atau boleh jadi sebagai pengajar di perguruan tinggi.
Salah satu pernyataan yang cukup menarik dari salah seorang dari mereka dan begitu terdengar jelas di telinga saya,..”negara ini, daerah ini butuh pemimpin yang berkualitas, bukan yang popularitas”, tentu dengan berbagai argumentasi pembenaran yang dia kemukakan,
tetapi sayang sekali saya tidak bisa berlama lama mendengarkan diskusi mereka karena saya harus bergegas meninggalkan gedung tempat wisuda tersebut untuk pulang kembali, lagi pula saya juga bukan bagian dari kelompok diskusi itu, tetapi saya meyakini bahwa diskusi itu pasti seru dan menarik karena argumentasi dari salah seorang tersebut memancing yang lain untuk menanggapinya.
Dari hal diatas, saya lalu tertarik menuangkannya dalam tulisan sederhana ini yaitu tentang pemimpin apakah harus berkualitas atau harus populer.Tentu saja dalam tulisan ini saya tidak membahas hasil diskusi mereka diatas, tetapi memberi perspektif tentang apa yang saya garis bawahi tersebut.
Dari konteks itu, dan kemudian kita tarik kedalam dunia politik, kita pasti akan disuguhkan dengan dua pilihan yang tidak mudah, yaitu apakah kita butuh pemimpin yang berkualitas atau pemimpin yang populer ?
Realitasnya, kita bisa saksikan bahkan merasakannya bahwa betapa banyak pemimpin yang terpilih bukan karena kualitas kepemimpinannya, tetapi karena popularitas yang dimilikinya. Popularitas yang dibangun melalui media sosial, iklan, dan kampanye yang menarik perhatian publik.
Tetapi, apakah popularitas saja cukup untuk menjadi seorang memimpin ?,
Pasti kita sepakat, tidak cukup. Sebuah negara atau daerah memerlukan pemimpin yang memiliki kapasitas intelektual, kemampuan manajerial, serta integritas yang tinggi. Pemimpin seperti ini bukan hanya disukai, tetapi juga dihormati dan dipercaya oleh rakyatnya.Mereka adalah orang-orang yang mampu membuat keputusan sulit demi kemajuan negara atau daerah nya, bukan hanya sekedar untuk mempertahankan citra dan popularitas.
Sungguh ironis memang banyak pemimpin yang populer, dan kita tidak melihat kemajuan yang signifikan dalam kepemimpinannya. Pemimpin-pemimpin yang hanya mengandalkan popularitas cenderung mencari jalan pintas, fokus pada kepentingan jangka pendek, kepentingan kelompoknya dan bahkan kurang memperhatikan pembangunan berkelanjutan. Lebih sibuk dengan pencitraan diri daripada membangun fondasi yang kokoh bagi daerah yang dipimpinnya.
Lain halnya,
pemimpin berkualitas, ia adalah pemimpin yang mampu bekerja keras, berpikir jauh kedepan, dan tidak tergoyahkan oleh tekanan popularitas sesaat, pemimpin yang memprioritaskan kemajuan dan kesejahteraan rakyatnya, meskipun kadang mengambil keputusan yang tidak populer.
Sebagai masyarakat, kita harus mulai sadar akan pentingnya memilih pemimpin berdasarkan kualitas, bukan karena popularitas
Masyarakat yang cerdas harus menuntut lebih dari sekadar mimpi dalam dunia politik, harus menuntut kebijakan dan tindakan nyata yang membawa perubahan positif bagi kehidupannya.
Kondisi saat ini mengkonfirmasi betapa banyak pemimpin yang terkenal karena sering muncul di media sosial, karena kampanye yang heboh, bahkan karena kontroversi dirinya, apakah model seperti ini yang diinginkan ?,
Jujur,
saya kadang berpikir dan bertanya-tanya, jika sebuah daerah dipimpin dan dikelola oleh seseorang yang cuma sibuk menjaga citra, menjaga popularitas, menjaga penampilan didepan kamera, apakah akan benar-benar bisa membuat keputusan yang bijak dan memihak kepada rakyat nya ?, apakah faham bagaimana memecahkan masalah besar yang dihadapi masyarakatnya ?, jika semua seperti itu, maka yakinlah bahwa sesungguhnya kita dalam kondisi yang terancam.
Terus terang,
Sesungguhnya yang kita butuhkan adalah pemimpin yang memiliki kualitas dari aspek manapun, bukan cuma terkenal karena popularitas. Pemimpin yang berkualitas itu tahu cara kerja yang baik, bisa berpikir jauh ke depan, dan mampu mengambil keputusan sulit yang bisa saja tidak disukai rakyat nya. Dan lebih fokus untuk melakukan yang terbaik untuk semua, bukan karena mencari perhatian.
Mengapa kita harus memilih pemimpin berkualitas ?
Filosofi nya, kualitas itu yang akan bertahan lama. Popularitas bisa datang dan pergi kapan saja dan dalam kondisi apapun, tetapi pemimpin yang berintegritas, memiliki kemampuan, dan memiliki visi jauh ke depan, pasti akan selalu dikenang oleh rakyatnya. Dan masyarakat yang cerdas akan lebih menghargai pemimpin yang bisa membawa perubahan nyata, bukan yang hanya pandai membuat sensasi
Pemimpin yang berkualitas adalah pemimpin yang memiliki track record yang baik, selalu ada ide-ide terbaiknya. Pemimpin yang berkualitas akan membawa kearah yang lebih baik, bukan yang cuma popularitasnya naik-turun seperti bintang media sosial.
*Warren Bennis* Dalam *Teori Kepemimpinan*
“Kepemimpinan yang berkualitas lebih penting daripada sekadar popularitas. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang memiliki visi yang jelas, mampu menginspirasi orang lain untuk bekerja menuju tujuan bersama, dan bertindak dengan integritas.”
“Popularitas bisa datang dan pergi, namun kualitas kepemimpinan yang sejati adalah tentang membangun kepercayaan dan memberikan dampak jangka panjang.”(**)