MAKASSAR.DAULATRAKYAT.ID.Sebagai Bank yang membawahi bank-bank lainnya,Bank Indonesia terus menunjukkan kinerja terbaiknya untuk negeri baik dalam menopang keuangan negara dalam kondisi bagaimana dan apapun yang terjadi secara nasional,regional dan global.
Seperti dalam melanjutkan
kebijakan makroprudential akodomodatif,BI memiliki beberapa langkah-langkah konkrit antara lain
(a) rasio Countercyclical Capital Buffer (CCyB) sebesar 0%; (b) Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) pada kisaran 84-94%; serta (c) rasio Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM) sebesar 6% dengan fleksibilitas repo sebesar 6%, dan rasio PLM Syariah sebesar 4,5% dengan fleksibilitas repo sebesar 4,5%.Melanjutkan kebijakan transparansi suku bunga dasar kredit (SBDK) dengan pendalaman asesmen pada perkembangan sumber pendapatan operasional perbankan.
Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam rangka mengendalikan inflasi, menjaga stabilitas moneter dan sistem keuangan, serta meningkatkan kredit/pembiayaan kepada dunia usaha pada sektor-sektor prioritas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, ekspor, serta inklusi ekonomi dan keuangan.
Diketahui pada Maret 2022, rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) tercatat tinggi mencapai 32,11%, meski lebih rendah dibandingkan AL/DPK bulan sebelumnya yang sebesar 32,72%, dan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh sebesar 9,92% (yoy). Sementara itu, dalam rangka koordinasi fiskal-moneter sebagaimana tertuang dalam Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia yang berlaku hingga 31 Desember 2022,
Bank Indonesia melanjutkan pembelian SBN di pasar perdana untuk pendanaan APBN 2022 dalam rangka program pemulihan ekonomi nasional pasca pandemic Covid19 sebesar Rp17,81 triliun (hingga 14 April 2022) melalui mekanisme lelang utama, greenshoe option, dan private placement. Pembelian SBN tersebut telah mempertimbangkan kondisi pasar SBN dan dampaknya terhadap likuiditas perekonomian. Pada Maret 2022, likuiditas perekonomian juga tetap longgar, tercermin pada uang beredar dalam arti sempit (M1) dan luas (M2) yang tumbuh masing-masing sebesar 18,68% (yoy) dan 13,27% (yoy).
Adapun suku bunga perbankan masih menurun kendati lebih terbatas didukung oleh suku bunga kebijakan moneter yang tetap rendah dan terjaganya likuiditas perbankan. Di pasar uang, suku bunga IndONIA pada Maret 2022 stabil sebesar 2,79% dibandingkan dengan Maret 2021. Di pasar dana, suku bunga deposito 1 bulan perbankan turun sebesar 91 bps sejak Maret 2021 menjadi 2,85% pada Maret 2022. Di pasar kredit, suku bunga kredit baru lebih rendah 17 bps (yoy) pada periode yang sama, sejalan dengan penurunan SBDK dan perbaikan persepsi risiko perbankan di tengah berlanjutnya pemulihan aktivitas ekonomi.
“Bank Indonesia memandang peran perbankan dalam penyaluran kredit/pembiayaan termasuk melalui penurunan suku bunga kredit dapat ditingkatkan guna semakin mendorong pemulihan ekonomi nasional,”ungkap Kepala kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Selatan Causa Imam Karana.
Dipaparkan Imam Ketahanan sistem keuangan tetap terjaga dan intermediasi perbankan melanjutkan perbaikan secara bertahap. Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan Februari 2022 tetap tinggi sebesar 25,85%, dan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) tetap terjaga, yakni 3,08% (bruto) dan 0,87% (neto).
Intermediasi perbankan pada Maret 2022 melanjutkan perbaikan dibandingkan dengan bulan sebelumnya dengan kredit tumbuh sebesar 6,65% (yoy). Pertumbuhan kredit terjadi di berbagai kelompok bank, segmen kredit, dan sektor ekonomi termasuk subsektor prioritas, seiring berlanjutnya pemulihan aktivitas korporasi dan rumah tangga.
Secara nasional pemulihan kinerja korporasi terus berlanjut, yang tercermin dari perbaikan penjualan dan belanja modal, serta terjaganya kemampuan membayar. Sementara dari sisi penawaran, standar penyaluran kredit terus melonggar seiring menurunnya persepsi risiko kredit. Pertumbuhan kredit UMKM juga meningkat sebesar 14,98% (yoy) pada Maret 2022, khususnya bersumber dari kredit mikro dan kecil. Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan kredit dan DPK pada 2022 masih sesuai prakiraan, yaitu masing-masing dalam kisaran 6,0-8,0% dan 7,0-9,0%.
Ba
“Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan sistem pembayaran yang cepat, mudah, murah, aman, dan handal (cemumuah) serta inklusif dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi. Transaksi ekonomi dan keuangan digital menunjukkan perkembangan pesat seiring peningkatan akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring, perluasan dan kemudahan sistem pembayaran digital serta akselerasi digital banking. Di sisi nontunai, nilai transaksi uang elektronik (UE) pada triwulan I 2022 tercatat tumbuh 42,06% (yoy), dan untuk keseluruhan tahun 2022 diproyeksikan meningkat 18,03% (yoy) hingga mencapai Rp360 triliun. Nilai transaksi digital banking pada triwulan I 2022 meningkat 34,90% (yoy), dan untuk keseluruhan tahun 2022 diproyeksikan meningkat 26,72% (yoy) hingga mencapai Rp51.729 triliun. Bank Indonesia terus mendorong inovasi sistem pembayaran termasuk dalam rangka mendukung program pemerintah dan percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) serta mendorong akselerasi Ekonomi dan Keuangan Digital (EKD) yang inklusif dan efisien melalui kebijakan sistem pembayaran nontunai,”sebutnya.
Selain itu Bank Indonesia terus melanjutkan upaya perluasan layanan BI-FAST melalui mobile banking serta meningkatkan komunikasi kepada masyarakat dan lembaga terkait. Sinergi dengan Pemerintah juga terus dilakukan untuk mendorong percepatan digitalisasi pembayaran melalui elektronifikasi bansos, transaksi Pemda, dan transportasi.
Di sisi tunai, Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) pada triwulan I 2022 meningkat 13,58% (yoy). Bank Indonesia memperkuat layanan kas kepada masyarakat melalui implementasi digitalisasi layanan kas keliling (PINTAR), menjaga ketersediaan uang tunai, termasuk tambahan penyediaan uang sebesar Rp27,4 triliun sehingga menjadi Rp202,7 triliun selama periode bulan Ramadan dan Hari Raya Idulfitri 1443H serta memperkuat kerja sama kelembagaan dalam pengedaran uang ke seluruh wilayah NKRI.
Seperti BI Sulsel yang terus berupaya menjaga hubungan dengan para stakeholder khususnya dengan pemerintah kota Makassar melalui sosialisasi penggunaan Qris.BI Sulsel menjalin sinergitas untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait penggunaan Qris dipasar-pasar tradisional yang ada di Makassar sebagai salah satu upaya BI dalam mengurangi penggunaan uang tunai dalam bertransaksi.(ninaannisa)