Luwu Utara — Ratusan peserta tes SKD CPNS Luwu Utara tak kuasa menahan air mata ketika Kepala Kantor Regional (Kanreg) IV BKN Makassar, Ir. Agus Sutiadi, M.Si, memimpin doa sebelum peserta mengerjakan soal pada pelaksanaan tes CPNS hari kedelapan sesi ke-29, Minggu (3/10/2021), di Aula La Galigo Kantor Bupati.
Didampingi Kepala BKPSDM Luwu Utara Nursalim, Agus memimpin doa sebelum peserta memulai mengerjakan soal.
“Hari ini kita akan menjemput impian, menjemput nasib, karena tanpa tes, tidak ada yang bisa menjadi PNS,” kata Agus memulai doa. Terlihat para peserta menundukkan kepala.
Laptop yang ada di depan masing-masing peserta menjadi saksi betapa khusyuk para peserta berdoa.
“Tidak semua yang akan lulus menjadi PNS, tapi ada di antara kita yang akan menjadi PNS,” ucap Agus melanjutkan doa dengan suara pelan.
Ia pun mengajak peserta tetap tenang, melupakan semua problematika hidup, dan tetap fokus pada ujian.
“Kita sama-sama pejamkan mata sejenak, lalu kita bayangkan orang-orang yang paling berjasa dalam hidup kita,” begitu Agus mengajak peserta untuk tetap menunduk sambil memejamkan mata.
“Yang paling berjasa dalam hidup kita adalah ibu. Coba bayangkan wajah ibu yang melahirkan kita. Dialah yanhg menjaga kita selagi bayi,” kata dia
Mendengar Agus menyebut nama ibu, beberapa peserta mulai terisak menahan air yang tergenang di kedua kelopak mata. Tak sedikit pun di antaranya, akhirnya menyeka air mata yang telanjur tumpah.
“Ketika kita disuruh, kita melawan padanya, kadang kita membentak mereka tapi dia tetap sayang pada kita,” lanjut Agus.
“Saat kita pulang sampai larut malam, beliau menungggu kita. Dialah yang merawat kita, mengantar kita ke Puskesmas saat kita sakit. Dialah yang menyuapi kita, tapi berapa banyak kita menyakiti hatinya,” sambungnya.
Para peserta yang sebagian besar perempuan ini terus menunduk. Tak sedikit yang menyeka air mata. Mereka larut dalam doa dan pengharapan agar hasil baik berpihak kepadanya usai mengerjakan soal tes CPNS.
“Hari ini mereka bersimpuh di rumah, di masjid, di gereja, di pura dan tempat ibadah lain hanya untuk mendoakan anak-anaknya memeroleh hasil yang terbaik,” suara Agus lirih menambah hening suasasa Aula La Galigo.
“Bayangkan pula wajah ayah kita. Ada yang memikul karung, jadi tukang ojek, tukang becak. Mereka mengumpulkan rupiah demi rupiah hanya untuk membahagiakan anak-anaknya. Dan atas doa mereka, semoga kita semua bisa lulus dalam tes kali ini. Amin,” Agus menutup doanya.
Usai memimpin doa, Agus berkata bahwa dengan mengingat wajah orang tua, akan menyambungkan kembali neuron-neuron yang ada di otak, sehingga membuat peserta semakin mudah mengerjakan soal karena tidak ada lagi ketegangan akibat stres berlebihan.
Ditemui usai memimpin doa, Agus mengungkapkan bahwa metode doa yang ia pakai tadi itulah yang disebut peak performance method, yaitu sebuah metode doa untuk membantu peserta kembali fokus dan produktif dalam mengerjakan soal-soal ujian.
“Metode ini saya gunakan untuk menaikkan performance peserta, menghilangkan ketegangan, melepaskan stress agar mereka mudah menyelesaikan soal-soal ujian,” terang Agus.
Apa yang disampaikan Agus dalam doa tadi rupanya berdampak positif terhadap performance para peserta. Salah seorang peserta tes, Intan Ratu Permata, mengaku merasa nyaman dan tenang usai Agus memimpin doa lewat metode tersebut.
“Alhamdulillah, tadi saya sangat nyaman dan tenang usai dikasi doa-doa seperti itu tadi,” ucap Intan yang mengaku sempat terharu karena kembali diingatkan jasa-jasa orang tua,” ucap Intan. (lh/jal)