Luwu daulatrakyat.id – H. Jusuf Kalla (JK) mendatangi pabrik Nikel Bumi Mineral Sulawesi (BMS)di Desa Karang-Karangan, Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu Sulawesi Selatan Senin, 22 April 2024
Untuk menyaksikan proses peleburan nikel, Tapping Metal FerroNickel FeNi 1, Mendampingi JK, Site Manager PT. BMS Zulkarnaen, menyampaikan kondisi pabrik nikel sudah beroperasi sejak dua hari pasca lebaran Idul Fitri tahun
Mendengar penjelasan Zulkarnaen dan melihat kondisi pabrik yang sudah operasi dan menghasilkan batangan nikel JK beri jempol
Zulkarnaen melaporkan kondisi pabrik telah operasi 100 persen dan tidak ada kendala. “Alhamdulillah, pabrik kita sudah menyala dan produksi. Sesuai kapasitas tahap awal produksi kita hasilkan 100 ton per hari,” ujarnya.
Didampingi kepala pabrik, Makrifat, Zulkarnaen menjelaskan asap yang keluar dari pabrik merupakan uap air hasil peleburan slag atau buangan limbah smelter.
“Pabrik kita ramah lingkungan, tidak ada asap hitam. Asap putih itu merupakan uap air yang keluar ketika terjadi peleburan slag,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, JK meminta perusahaan menjaga kesehatan lingkungan diantaranya dengan menanami pohon di sekitar wilayah selatan pabrik yang dekat dengan Mushollah dan pemukiman warga.
Kepada wartawan yang hadir, JK, menyampaikan rasa syukur. Pabrik yang dibangun oleh Kalla Group sejak 2019 diawali dengan pembebasan lahan tahun 2016 bisa operasi di tahun 2024.
“Lima tahun kita membangun ini hasilnya sudah kita lihat, sudah mulai produksi dan itu dijalankan oleh anak-anak dari sini,” kata JK didampingi Suhaeli Kalla
JK menyebutkan target produksi pabrik 1 sebesar 33 ribu hingga 36 ribu ton per tahun. Dan saat ini, pembangunan pabrik 2 untuk nikel sulfat bahan baku pembuatan baterai mobil listrik proresnya sudah 40 persen, diperkirakan mulai operasi secara normal pada akhir tahun 2024.
“Harapan kita ingin memberikan bahwa perusahaan nasional juga sanggup untuk menjadi yang terbaik selama kita bekerja dengan serius, terlatih, dan terampil. Di sini 80 persen yang kerja adalah anak-anak dari Luwu dan Palopo, dari luar itu hanya 20 persen,” ujarnya.
JK berharap, hadirnya smelter PT BMS memberikan semangat kepada para pengusaha muda untuk berani berinvestasi dan mengelolah kekayaan alam sendiri.
Smelter nikel PT BMS sendiri merupakan perusahaan swasta nasional pertama yang dimodali putera indonesia tanpa campur tangan investasi asing atau luar negeri.
“Secepatnya kita akan resmikan, yang penting menghasilkan, dapat di ekspor dan ini dilaksanakan oleh anak anak muda di sini. Karena pabrik ini punya listriknya dari air, itu nikel kita ekspor ke eropa dan amerika,” ujarnya.