Luwu Utara, daulatrakyat.id — Masih ingat dengan Tim Pelaksana Warung Koordinasi dan Pembangunan Inovasi Daerah (Warkop Indah)? Ya, tim ini pernah menjadi buah bibir di Sulawesi Selatan. Bahkan, Tim Warkop Indah acapkali diundang untuk ikut mendampingi kegiatan inovasi.
Sebut saja Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Tingkat Provinsi melalui JIPP serta KIPP Tingkat Nasional melalui SINOVIK yang dilaksanakan oleh Kementerian PANRB, serta Penilaian Innovative Government Awards (IGA) yang dilaksanakan Kementerian Dalam Negeri.
Nah, tahun ini, Pemda Luwu Utara melalui Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) tengah menyiapkan beberapa inovasi tata kelola pemerintahan yang selama ini telah diimplementasikan untuk dapat diikutkan dalam penilaian IGA tahun ini.
Olehnya itu, dalam rangka menghadapi penilaian IGA, Bapperida menggandeng Tim Pelaksana Warkop Indah untuk mengakselerasi penginputan data inovasi. Mengingat salah satu persyaratan dalam penilaian IGA adalah bagaimana kelengkapan dokumen inovasi bisa terpenuhi.
Kepala Bapperida, melalui Kabid Inovasi, Ardiansyah, berharap dukungan Tim Warkop Indah agar dapat mendampingi para inovator dari perangkat daerah yang memiliki inovasi. “Kehadiran Tim Pelaksana Warkop Indah sangat kami harapkan,” kata Ardiansyah, saat melakukan pertemuan dengan Tim Warkop Indah, Jumat (19/7/2024).
Untuk itu, ia berharap inovator yang memiliki inovasi agar secepatnya melengkapi dokumen yang dipersyaratkan dalam penilaian IGA tahun ini. “Kita optimistis bisa menaikkan nilai indeks inovasi, asalkan teman-teman inovator juga proaktif melengkapi dokumen inovasinya,” harapnya.
Adi, begitu Ardiansyah akrab disapa, mengatakan bahwa penginputan data inovasi, baik data utama maupun data pendukung, mesti memedomani juknis dari Kemendagri. “Penginputan bisa dilakukan secepatnya. Apalagi kita bisa dibantu Tim Warkop Indah,” imbuhnya.
Sementara itu, salah satu inisiator lahirnya Tim Pelaksana Warkop Indah, Muhammad Hadi, juga merespon Bapperida yang ingin menggandeng Tim Warkop Indah dalam penilaian IGA.
“Saya kira ini langkah tepat (pelibatan Warkop Indah), mengingat inovasi ini tak bisa dikerja sendiri. Inovasi kan banyak, ada tiga jenisnya, yaitu inovasi tata kelola pemerintahan, inovasi pelayanan publik, serta inovasi yang sesuai dengan kewenangan daerah. Sehingga memang dibutuhkan kerja sama yang baik,” jelasnya.
Hadi, yang juga Staf Ahli Bupati ini, mencoba flashback kembali bagaimana Tim Warkop Indah ini menjadi barometer pelaksanaan inovasi di Sulawesi Selatan yang juga banyak melahirkan inovasi yang diakui, baik di tingkat provinsi maupun nasional.
“Warkop Indah ini sudah dikenal di Sulsel. Bahkan beberapa daerah sudah berkunjung ke Luwu Utara untuk melihat kerja-kerja Tim Warkop Indah dalam pengembangan inovasi. Mulai dari penciptaannya, sampai replikasinya, semuanya dibuat di sini. Bagaimana kita melakukan coaching terhadap para inovator,” jelas Hadi.
Untuk itu, ia mengimbau inovator, utamanya yang memiliki inovasi dari produk latpim untuk tidak stagnan, tetap proaktif melengkapi dokumennya. “Setiap selesai latpim, Bapperida bisa segera mengambil dokumennya. Inovasi latpim ini jangan hanya formalitas saja, hanya sekadar untuk menggugurkan kewajiban, tetapi harus dijaga keberlanjutannya,” pungkas Hadi.
Diketahui, IGA adalah upaya pemerintah (Kemendagri) untuk mendorong tumbuh kembangnya inovasi demi peningkatan penyelenggaraan pemerintahan yang berdaya saing. IGA Awards ini dibagi ke dalam empat kategori, yaitu daerah sangat inovatif, daerah inovatif, daerah Kurang inovatif, serta daerah yang tak dapat dinilai inovasinya. (lhr/jal/dr)