Oleh : Muslimin.M
Guru yang sejahtera akan lebih mampu memberikan teladan yang baik kepada siswa. Jika seorang guru merasa dihargai dan sejahtera, mereka akan lebih mampu memberikan contoh yang positif dalam segala aspek kehidupan, bukan hanya dalam pengajaran, tetapi juga dalam sikap, perilaku, dan etika
(*Ki Hajar Dewantara*).
Pendidikan yang berkualitas tidak akan terwujud tanpa adanya guru yang profesional dan sejahtera. Banyak kalangan berpikir bahwa masalah utama dalam dunia pendidikan kita saat ini adalah kualitas kurikulum, fasilitas sekolah yang kurang memadai.
Padahal, jika kita menelisik lebih dalam, kita akan menemukan bahwa inti dari masalah pendidikan kita sebenarnya terletak pada kesejahteraan guru, meskipun sudah ada peningkatan pendapatan melalui sertifikasi, tunjangan tambahan penghasilan. Tapi, bagaimana dengan guru non ASN ?, mereka juga berkontribusi yang sama.
Guru adalah ujung tombak pendidikan. Mereka berada di garis depan, membentuk karakter dan keahlian generasi bangsa. Tanpa guru yang berkualitas dan terjaga kesejahteraannya, mustahil kita bisa mengharapkan generasi yang cerdas dan siap menghadapi tantangan masa depan.
Kenyataannya, banyak guru yang bekerja dengan beban yang sangat berat dan dihargai dengan imbalan yang kurang sebanding.
Kesejahteraan guru bukan hanya soal gaji yang layak, tetapi juga mencakup penghargaan terhadap profesinya, kesempatan untuk berkembang, serta kondisi kerja yang mendukung.
Jika seorang guru merasa dihargai dan didukung, mereka akan lebih termotivasi untuk memberikan yang terbaik bagi murid-muridnya. Guru yang sejahtera akan mampu menciptakan suasana belajar yang positif, yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas pendidikan.
Berapa sebetulnya pendapatan rata-rata seorang guru ?
Lembaga Riset Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) dan GREAT Edunesia Dompet Dhuafa pada Mei 2024 melakukan survei terhadap 403 guru di 25 provinsi Indonesia terkait upah yang mereka dapat. Hasilnya menunjukkan bahwa sebanyak 74 persen responden memiliki gaji di bawah Rp 2 juta dan sebagian lagi di bawah Rp 500 ribu.
Artinya gaji mereka masih di bawah Upah Minimum Kabupaten-Kota (UMK) 2024 terendah. “Nominal tersebut masih di bawah Upah Minimum Kabupaten-Kota (UMK) 2024 terendah Indonesia, yaitu Kabupaten Banjarnegara dengan UMK sebesar Rp 2.038.005. Ini artinya, di daerah dengan biaya hidup terendah sekalipun para guru terutama guru honorer masih harus berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,” kata Muhammad Anwar, Peneliti IDEAS dalam keterangan tertulisnya, pada Selasa (21/05/2024) dikutip dari detik.com,16/3/25.
Dari data diatas, siapapun kita pasti akan sangat sedih dan kecewa, betapa profesi mulia ini begitu belum mendapatkan penghargaan yang membahagiakan, terlepas apakah ini hasil survei kepada guru-guru ASN atau non ASN, bukan soal status yang kita persoalkan, tetapi penghargaan dalam bentuk upah atau honor atau gaji pada profesi mulia ini yang belum menempatkan pada tempat yang layak sebagai profesi terhormat.
Kita bayangkan saja dari tangan-tangan terampil, tangan-tangan kesabaran, tangan-tangan ke ikhlasan para guru ini, berapa juta generasi terdidik, cerdik pandai, para pemimpin bangsa, termasuk saya dan kita semua lahir dari para guru, kerja kerasnya, dedikasinya tanpa pamrih yang bisa saja sampai pensiun tidak pernah faham apalagi menikmati yang namanya sejahtera. Sungguh kita sedih dan kecewa, jika profesi mulia dan terhormat ini masih dianaktirikan.
Adalah investasi
*John Hattie* (2012), dengan konsep *Visible Learning*, bahwa kualitas pengajaran sangat dipengaruhi oleh kesejahteraan guru. *Hattie* menekankan bahwa guru yang merasa dihargai dan sejahtera akan lebih efektif dalam mengelola kelas dan berinteraksi dengan siswa.
Sebaliknya, ketidaknyamanan, ketidakpuasan guru dalam pekerjaannya dapat mempengaruhi motivasi dan kinerjanya dalam mengajar.
Jujur, saya sering membandingkan antara profesi guru dengan profesi lain, kesimpulan saya, ternyata profesi gurulah yang paling berat, kita bayangkan saja setiap hari para guru berhadapan dengan benda hidup( siswa) dengan berbagai karakter dan sifat nya, dimana para siswa ini harus dipintarkan, harus bermoral sebagai generasi penerus kedepan.
Hanya orang-orang yang bermental baja dan ikhlas yang mampu bertahan sampai titik akhir. Peran guru sangat vital dan luar biasa penting.
Tapi mengapa masih ada yang ragu bahkan pelit pada kesejahteraannya ?, apa Kita tidak sadar bahwa kualitas pendidikan ada ditangan mereka ?
Sayangnya, kita kadang abay dengan itu, kita mungkin tidak memahami bahwa banyak guru yang masih menghadapi tantangan besar terkait kesejahteraannya.
Dari gaji yang terkadang tidak sebanding dengan beban kerja, hingga kondisi fisik dan mental yang sering terabaikan. Bahkan tidak jarang, guru harus bekerja ekstra diluar jam sekolah untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Hal ini tentu saja berpengaruh pada kualitas pengajaran yang mereka berikan. Guru yang lelah dan stres akibat tekanan pekerjaan dan masalah finansial akan kesulitan untuk memberikan perhatian maksimal kepada siswa.
Kesejahteraan guru bukan hanya masalah gaji semata. Sebagai profesi yang mengharuskan guru untuk terus belajar, berinovasi, dan mengelola berbagai dinamika di dalam kelas, kesejahteraan mental dan emosional mereka juga sangat penting.
Guru yang merasa dihargai dan didukung akan lebih semangat untuk mengembangkan diri, mengikuti pelatihan, dan menciptakan metode pengajaran yang lebih baik. Sebaliknya, guru yang merasa tertekan, baik oleh gaji yang rendah maupun oleh stres dalam pekerjaan, akan sulit untuk berkembang dan memberi yang terbaik bagi siswa.
Karena itu, kesejahteraan guru seharusnya menjadi prioritas utama dalam kebijakan pendidikan, baik dari sisi gaji yang layak maupun program-program pendukung yang bisa membantu meningkatkan kualitas hidup guru.
Selain itu, dukungan sosial juga sangat penting. Masyarakat harus lebih menghargai profesi guru dan menyadari bahwa kesejahteraan guru akan berdampak langsung pada kualitas pendidikan yang diterima oleh siswa.
Kita mesti sepakat bahwa kesejahteraan guru adalah investasi jangka panjang untuk pendidikan yang lebih baik. Ketika guru sejahtera, mereka dapat memberikan yang terbaik dalam proses pembelajaran, yang pada akhirnya akan melahirkan generasi yang cerdas dan berkualitas.
Sebaliknya, jika kesejahteraan guru diabaikan, maka kita hanya akan mengorbankan masa depan pendidikan kita.
Sudah saatnya kita mendukung kesejahteraan guru, karena kesejahteraan guru adalah kunci untuk menciptakan pendidikan yang lebih baik.(**)