MAKASSAR.DAULATRAKYAT.ID.Industri media saat ini terancam dengan kehadiran sosial media yang mulai merajai dunia informasi dunia dan periklanan,tak ayal pundi -Rupiah pun mereka raih hanya dengan sekali posting.
Hal itu terjadi seiring dengan perkembangan zaman yang semakin hari semakin menuntut media massa untuk lebih kreatif dalam melakukan pekerjaannya sebagai pilar keempat demokrasi Indonesia.
Mohammad David Aritanto salah seorang wartawan senior angkat biacara mengatakan kehadiran sosial media menjadi tantangan di peradaban saat ini bahkan sudah menjadi saingan berat untuk industri media maupun jurnalisnya.
“Itulah yang saya selalu imbau kepada teman-teman dan adek -adek agar lebih kreatif dalam meramu pemberitaan menjadi sesuatu yang lebih menarik untuk dibaca,khan kasian media jika perusahaan sudah mengalihkan promosi atau iklan perusahaanya pada influencer atau pada sosial media sendiri seperti tiktok,FB dan Instagram,”ujarnya.
Bahkan kata dia ada sosmed yang sama sekali tak minta bayaran hanya karena ingin postingan dibaca orang dari situ yang punya akun akan mendapatkan uang dari plat form sosmed tersebut.
“Ini tantangan besar buat kita,apalagi industri media yang hidupnya bergantung dengan iklan,yang harus bayar biaya operasional,bayar karyawan dari iklan-iklan kalau misalnya semua perusahaan sudah beralih ke sosmed ini ancaman besar buat kita,”pungkasnya.
David juga menceritakan dirinya yang pernah menjadi dubbing iklan namun diprotes oleh sejumlah rekan media dan pelaku seni.David dikritik habis-habisan karena sudah mengganggu jalannya pertunjukan karena iklan yang dilakoninya.
“Yang begitu saja dikritik bagaimana dengan fenomena sekarang ? sudah banyak yang mengakui dirinya wartawan khan miris,saya kira ini tugas kita semua untuk pandai melihat mana yang memang jurnalis dan mana yang pegiat sosial media, dan yang paling penting kita mesti lebih kreatif dalam menjawab tantangan dunia digital,”imbuhnya.
Sementara itu salah satu marketing disebuah perusahaan pelayanan yang enggan disebut namanya mengatakan pihaknya kadang melakukan kerjasama dengan influencer untuk promosi produknya tergantung jumlah pengikut (followersnya).
“Kalau misalnya jumlah followersnya banyak atau centang biru biasanya bajed kontrak dengan mereka sampai 10 jutaan itu untuk instagram khusus untuk blogget biasanya kami membayar paling rendah Rp500 ribu,”bebernya kepada Disway Rabu (7/6/2023).
Salah seorang pegiat Sosmed yang enggan juga disebut namanya menyebut list harga untuk setiap kali mendapatkan iklan produk (endors) baik itu cafe maupun restaurant Rp750 ribu perpaket.Bahkan dirinya juga menawarkan paket promo pada UMKM yang ingin di promosikan.
“Pendapatan saya kira relatif tergantung akunnya belum ada yang standar, banyak yang pakai influencer khususnya kuliner karena promosi paling tepat saat ini untuk kuliner dengan segmen yang jelas ya food vlogger bisa promo di reels Instagram, tiktok dan YouTube shorts,”ungkapnya.
Untuk tarifnya sendiri paling murah Rp 750 ribu dan tergantung kesepakatan dengan perusaahaan yang mau menggunakan jasanya.
Diketahui alasan perusahaan yang ingin memakai jasa sosmed untuk beriklan karena melihat potensi menjual di sosial media lebih besar dibanding media massa.(nin)