Search
Close this search box.

Dialog Lintas Agama dan Budaya, Kakanwil Kemenag Sulbar Sampaikan Pesan

Mamuju,daulatrakyat.id- Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Sulawesi Barat bersama Tim Kerja Ortala dan KUB menggelar dialog lintas agama dan budaya Selasa, 29 Oktober 2024 di Aula Asrama Haji Transit Mamuju.

Dalam sambutannya, Kakanwil Kemenag Sulbar, H. Adnan Nota menitipkan pesan untuk menggaungkan agama dengan budaya, bukan untuk menjustifikasi saudara-saudara yang berbeda, namun dirinya ingin memperlihatkan sejarah dan budaya reallitas yang ada hari ini.

Ia mencontohkan di tanah suci mekah atau di madinah ataupun di timur tengah secara keseluruhan budaya dan kebiasaan atau tradisi dalam masyarakat tidak terpelihara dengan baik.

Mengapa demikian, Adnan Nota menyebut karena ada ajaran agama yang menjadi dominan yang sesungguhnya teraplikasikan, dan terjadi penafsiran oleh mereka yang berbeda-beda tentang agama yang diyakininya.

Adnan Nota menjelaskan, kalau ajaran Islam yang kau ikuti secara kaffah maka itulah yang jadi di Indonesia, misalnya suatu saat Rasulullah mengadakan pertemuan dengan saudara-saudaranya yang beragama yahudi dan nasrani tiba-tiba acungkan jempol, tangan, sudah sampai waktu ibadah, gimana ini, Rasul mengatakan saya mohon maaf di Madinah ini belum ada tempat ibadah yahudi belum ada tempat ibadah nasrani tapi kalau kau mau ibadah silahkan ambil di sudut sana.

“Coba sekarang di Indonesia suruh orang beribadah sesuai agamanya di dalam masjid, di bully kita netizennya Indonesia,” ujarnya seperti dikutip dari situs Kemenag Sulbar.

Padahal, sebut Adnan Nota Rasulullah sudah sangat jauh mengajarkan ini atau khalifah khairul mukminin Umar bin Khattab ketika palestina diambil alih umat Islam kembali. Tidak mempertentangkan peperangannya tapi yang mau disampaikan adalah akhlak khairul mukminin.

Sampai waktu salat gubernur palestina waktu itu mempersilahkan kepada amirul mukminin, dipersilahkan kepada presiden, ketika mau melaksanakan salat, silahkan melaksanakan salat di gereja ini.

Apa kata Umar bin Khattab, tidak ada halangan untuk saya menyembah yang saya yakini sekalipun di dalam gereja.

Yang menjadi kekawatiran Umar Bin Khattab adalah kelak akan memunculkan klaim bahwa Umar pernah salat disini maka gereja ini miliknya umat Islam.

Kemudian dalam konteks tradisi, kata Adnan Nota kalau di Mamasa ada namanya “Mesa Kada di Potuo, Pantang Kada di Pomate,” seperti halnya “millete diatonganan.” Semua ini tradisi.

“Kita itu terkadang mengkerdilkan ajaran agama kita, sehingga siapapun yang berbeda dengan kita dianggap persoalan ini,” katanya.

Bahkan, Adnan Nota menambahkan tradisi kita ketika bangun rumah ada digantung pisang, kalau dicari di Injil dengan al-Qur’an tidak ada maknanya.

Padahal menurut Adnan Nota, makna filosofinya itu luar biasa, pisang itu kenapa selalu hadir dalam ritual Islam karena pisang tidak akan berhenti bertumbuh sebelum memberi manfaat kepada kita.

Selain itu, ujar Adnan Nota konsep agama itu siapapun dan apapun agamanya, konsep dasarnya adalah kemaslahatan, kebathilan dan kebersamaan.

Terakhir, Adnan Nota menitip pesan kepada seluruh peserta, memikirkan hal-hal yang berkaitan dengan tradisi di Sulawesi Barat dan menjadi sebuah kesepahaman yang sampai ke masyarakat.(Lim/dr)

……

Pegadaian

DPRD Kota Makassar.

355 SulSel

Infografis PilGub Sulbar

debat publik pilgub 2024

Ucapan selamat Walikota makassar

Pengumuman pendaftaran pilgub sulsel

Pilgub Sulsel 2024

https://dprd.makassar.go.id/
https://dprd.makassar.go.id/