MAKASSAR.DAULATRAKYAT.ID.Bank.Indonesia Sulawesi Selatan memaparkan tentang gejolak global masih terjadi karena fragmentasi geopolitk yang mempengaruhi fragmentasi geoekonomi diantaranya Perang Russia-Ukraina, konflik Israel di Palestina dan perang dagang Amerika Serikat dengan Tiongkok.
Adapun prospek perekonomian domestik pada 2024-2025 tetap terjaga di tengah semakin tingginya ketidakpastian global. Pertumbuhan ekonomi cukup tinggi mencapai 4,7% – 5,5% pada 2024 dan 4,8% – 5,6% pada 2025 merupakan salah satu yang tertinggi di dunia.
Konsumsi dan investasi akan meningkat didukung kenaikan gaji ASN, Pemilu, infrastruktur di IKN. Selain ekspor, didukung pula oleh hilirisasi.
Causa Imam Carana Kepala Kantor Bi Sulsel mengatakan bahwa di tengah risiko pelemahan ekonomi global, kinerja perekonomian Sulawesi Selatan hingga triwulan III 2023 tetap terjaga dengan rata-rata sebesar 4,78% (yoy). Hal ini menunjukkan ketahanan ekonomi Sulawesi Selatan yang tetap baik dalam meminimalkan dampak negatif rambatan global.
Ekonomi Sulsel triwulan IV 2023 diprakirakan tumbuh lebih kuat dipengaruhi oleh HBKN Nataru yang mendorong peningkatan konsumsi dan mobilitas masyarakat, terlebih menjelang PEMILU serentak awal 2024.
Secara keseluruhan tahun 2023, perekonomian Sulsel diprakirakan tumbuh pada rentang 4,5% – 5,0%, melambat seiring gejolak ekonomi global yang berdampak pada perlambatan ekspor, serta berlangsungnya fenomena El Nino di penghujung tahun.
Prospek ekonomi 2024 diperkirakan semakin baik, diprakirakan mampu tumbuh pada rentang 4,7% – 5,5%. FAktor pendorong seiring dengan peningkatan mobilitas, pemilu serentak, meredanya el nino dan penguatan sinergi pemerintah.
“Di tengah tantangan ekonomi baik domestik dan global, Sulawesi Selatan perlu mendorong pengembangan sumber pertumbuhan baru.Hadirnya beberapa kawasan industri diharapkan mampu mendukung iklim investasi yang semakin kondusif dan meningkatkan daya saing.
Potensi sumber daya alam yang besar di sektor Pertanian dan Pertambangan akan mendukung peran strategis Sulsel sebagai lumbung pangan Nasional dan pendukung kebijakan hilirisasi nikel,”
Adapun sektor yang mengalami perlambatan yakni sektor pertambangan nikel karena ada hubungannya dengan China.
“Sektor yang mengalami pertumbuhan yakni sektor pertanian,makan minum,pangan dan perdagangan,domestik dan jasa .Apalagi kita lihat saat ini sejumlah hotel -hotel full,”kata Muh Firdaus Muttaqin Deputi Kepala Perwakilan KpwBI Sulsel menjelaskan.