MAKASSAR.DAULATRAKYAT.ID.Bertaburan konser musik di Makassar dengan berbagai macam penyelenggara.Sebuah prospek bisnis yang menjanjikan keuntungan besar bagi event organizer.
Kondisi tersebut lantaran selama pandemi ada regulasi yang melarang kerumunan masa serta tidak dikeluarkannya izin untuk penyelenggaraan event serta konser.
Pelaku event organizer Andi Muhammad Ikhlas mengatakan banyaknya konser musik saat ini adalah hal yang sudah lama dinantikan pasca dua tahun lebih Indonesia dilanda pandemic Covid19.
Diakui Iko profesi Event Organizer dari segi bisnis memang menjanjikan namun yang perlu ditahu oleh pelakunya adalah bagaimana mengorgansisir event yang didalam pengerjaannya banyak melibatkan orang banyak.
“Kami senang jika banyak yang terjun di bisnis EO namun yang harus diingat penyelenggara konser musik harus mau menunjukkan dirinya karena bisnis EO membutuhkan tim handal,management administrasi yang tersusun dengan baik,dan membutuhkan market dengan baik,”ungkapnya.
Menurutnya untuk memulai bisnis harus ikut -ikut dulu jadi promo tour karena mereka tidak punya target khususnya panitia Pensi yang notabene masih SMA tapi sudah berani menggelar konser dan tak jarang hasil dari hasil konser tidak sesuai dengan ekspetasi mereka.
“Mereka selain rugi materi,juga rugi tenaga dan waktu lebih miris lagi jika mereka harus menjual barang demi menutupi biaya konser dengan dana pribadi karena pengeluaran mereka lebih mahal dibanding pendapatan yang mereka peroleh dari hasil penjualan tiket,”kata Iko sapaannya.
Ia juga mengapresiasi jika banyak mau mencoba bisnis ini dan memang mau mencoba peruntungan di bidang show bizz (EO) yang penting mau fokus dan bisnisnya berbadan hukum.
Event Organizer memberikan keuntungan karena salah satu bidang yang memiliki peluang bisnis yang besar dimana didalamnya terjadi perputaran uang banyak.
Ia mengimbuh kepada penyelenggara event dan pensi kalau mau bikin event sebaiknya diperhatikan badan hukum,legalitas yang harus dipertanggung jawabkan karena resikonya besar.Penyelenggara event harus berani muncul.
“Mari kita bikin sesuatu yang kreatif yang memiliki legacy bukan karena ikut-ikutan,karena hobby yang lebih banyak ruginya,jangan sampai karena rugi akhirnya harus jual mobil,khan kasihan bukannya untung malah buntung,”pungkasnya.
Lanjut kata Iko banyak faktor yang menentukan pendapatan atas sebuah konser, tergantung dari group band dan artis yang didatangkan, jumlah penjualan tiket, nilai sponsor dan masih banyak hal lain yang harus diperhitungkan,
“Untuk rencana bikin konser musik di tahun ini kami belum bisa sebutkan ,masih off the record yang jelas kami selama 13 tahun berkecimpung dibidang ini terus berkomitmen untuk terus menyelenggarakan event dengan skala lokal maupun nasional,”terang Iko kepada Disway Selasa (30/5/2023)
Sementara itu pengamat Ekonomi Prof Marzuki Dea mengatakan banyaknya milenial yang ikut-ikutan bikin konser musik tanpa ada pengetahuan pastinya akan berimbas mereka akan merugi karena tidak ada ilmu
Sebenarmya semangatnya bagus karena pandai melihat peluang yang ada. Tapi belum cukup paham tentang bagaimana usaha yang baik dan benar.
“Semoga dengan kegagalan mereka akan menjadi pelajaran karena modal dasarnya sudah ada yakni keberanian tinggal membenahi dan mempersiapkan kemampuan bisnisnya tersebut kedepannya agar lebih baik dengan terus belajar.
Menurutnya sekali dua kali gagal itu biasa semoga menjadi media pembelajaran agar kedepannya bisa sukses.(nin).