Mamuju.daulatrakyat.id- Musyawarah Daerah Perempuan Akar Rumput di gelar atas kerjasa YKPM Sulsel dan Kapal Perempuan di aula Hotel Malaqbi, Mamuju, Sulbar, 3 Desember 2022.
Ada ratusan perempuan hadir dalam Musda tersebut dari berbagai kalangan. Serta mitra YKPM dan Kapal Perempuan.
Dalam penyampaiannya, Direktur YKPM Sulsel Muliyadi Prayitno, musyawarah daerah perempuan akar rumput yang pertama kali dilaksakan di Mamuju, menjadi moment penting dalam merespon betapa pentingnya peran perempuan dan kelompok marginal dalam pembangunan nasional.
Muliyadi Prayitno menegaskan, isu – isu gender dapat menjadi inspirasi bagi perempuan di Sulbar, khususnya Mamuju, terutama soal perkawinan anak dan kekerasan seksual.
Tak hanya itu, perjuangan dalam memastikan kelompok marginal memiliki identitas, dan mendorong perempuan berpartisipasi dalam pembangunan.
Sedangkan, Direktur Institut Kapal Perempuan Misiyah melalui zoom menjelaskan, bahwa musda perempuan akar rumput ini pada dasarnya dapat meghasilkan usulan- usulan terkait kemajuan di desa yang bisa diakselarasi ke tingkat Kabupaten Mamuju sampai ke tingkat Nasional.
Tentu, kata Misiyah ada usaha bersama yang disatukan akan menjadi kekuatan besar.
Keadilan dan kesetaraan, sebut Misiyah tidak turun dari langit begitu saja.
“Tapi ini upaya kerja keras bersama, satu tekad bersama. Bersama diatas kebenaran dan membawa sebuah kebenaran, dimana tak seorangpun yang ditinggalkan,” ujar Misi.
Menurutnya, musyawarah ini dapat menjadi inspirasi bagi perempuan – perempuan dan kelompok marginal, baik secara etnis, budaya. Serta lepas dari kekerasan seksual terhadap perempuan, dan perkawinan anak.
Selain itu, sebut Misi faktor ekonomi perempuan menjadi hal penting. Karena itu, musyawarah adalah salah satu upaya berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.
Menurut Misi, suara perempuan dan kelompok merginal menjadi pertimbangan dalam mengambil keputusan.
Sementara itu, Sambutan Bupati Mamuju yang diwakili Asisten I Munawarah mengapresiasi atas terselenggaranya musda perempuan akar rumput.
Hal ini, menurutnya sebagai bentuk komitmen dan tanggungjawab terhadap perempuan yang menjadi fokus.
Apalagi sejalan dengan jurgon Mamuju kereen.Dimana peran perempuan menjadi isu central, seperti angka kekerasan seksual, pernikahan dini dan stunting. Karena usulan hasil musda nantinya dapat menjadi acuan dalam pengambilan keputusan secara nasional.(Lim/dr)