Webinar ASN Kreatif Seri 45, Sekprov Sulbar Tawarkan 3 Point Penting Dalam Menghadapi Tantangan Pasar Kerja
Mamuju, daulatrakyat.id- Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, dunia ketenagakerjaan menghadapi berbagai tantangan yang signifikan.
Perubahan teknologi, perkembangan ekonomi, dan pergeseran kebutuhan pasar kerja semakin mempengaruhi cara kita bekerja.
Tantangan ini juga berdampak pada kompetensi aparatur sipil negara, yang harus terus meningkatkan kemampuan mereka untuk tetap relevan dan efektif dalam menjalankan tugas-tugas birokrasi dan sebagai pelayan publik.
Sekertaris Daerah Prov Sulbar , Dr. Muhammad Idris DP dalam keynote speaknya menyebutkan ada tiga permasalahan daerah terkait dengan Ketenaga Kerjaan.
Pertama, kemampuan membaca tantangan kedepan, tentang peta persaingan persaingan pasar tenaga kerja di masa yang akan datang sehingga dalam memberikan pembekalan pelatihan kepada masyarakat tetap relevan dengan tuntutan kebutuhan.
Kedua, perlunya peningkatan daya saing tenaga kerja, saat ini indeks daya saing sulbar masih rendah di segala bidang, ini tantangan yang perlu dijawab oleh instansi teknis tentang daya sector tenaga kerja, pariwissta, pendidikan, pertanian dan perkebunan.
Ketiga, Kapasitas ASN yang menangani ketenaga kerjaan harus adaptif dengan tata Kelola yang baru , berani keluar dari tatakelola tradisiaonal ke tata Kelola gaya baru ASN sebagai perumus kebijakan harus mampu mengumpulkan segala kebutuhan ketenagakerjaan untuk mendesain strategi pada pelaksanaan program dan kegiatan Dinas tenaga kerja, berkolaborasi untuk menghadirkan pelatihan,
mendororomh ASN bekerja dengan gaya baru mengurus kegiatan tenaga kerja di daerah
Sementara itu, Muhammad Ali, S.S., M.A., P.hd, Direktur Bina Penyelenggaraan Vokasi dan Pemagangan Kemnaker RI menjelaskan, isu ketenagakerjaan terbagi menjadi empat, diantaranya adalah digitalisasi, gig economy, green economy, dan globalisasi.
“Arah kebijakan ketenagakerjaan 2025-2029 adalah penciptaan lapangan kerja yang produktif, pengembangan keahlian, dan fasilitasi perpindahan pekerja”, ujarnya, saat tampil sebagai narasumber pada webinar seri 45, yang digagas BPSDM Sulbar, Selasa, 17 April 2024.
Sedangkan, menurut Dr. La Ode Haji Polondu, S.Pd., M.Pd, pengembangan kompetensi selama ini dilaksanakan oleh semua OPD kecuali pelatihan yang terpusat di BKPP. Bentuk kegiatan pengembangan kompetensi OPD antara lain sosialisasi, penyuluhan workshop, lokakarya, bimbingan teknis dan sebagainya.
Menurutnya, dalam menghadapi tantangan dunia ketenagakerjaan, kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan sektor swasta sangat penting. Dengan bekerja sama, kita dapat mengidentifikasi kebutuhan pasar kerja, mengembangkan program pelatihan yang relevan, dan menciptakan kesempatan kerja yang lebih baik bagi Aparatur Sipil Negara.
Disisi lain, Kepala BPSDM Prov SulbarDrs. H. Farid Wajdi, M.Pd, mengatakan bahwa, Implikasi dari tantangan dunia ketenagakerjaan ini yang berat ini perlu diimbangi dengan peningkatan kompetensi ASN pada knowledge , skill dan attitude atau pada ilmu dan pengalaman, ASN.
Sehingga, kata Farid Wajdi dalam mendesain program kegiatan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat secara keseluruhan.
” Semakin berkompeten ASN akan semakin berdampak layanan yang diberikan kepada masyarakat, sebaliknya makin rendah kompetensinya asn, maka akan rendahnya juga dampak layanan yang diberikan kepada masyarakat,” ujar Farid Wajdi.
Sebab itu, ujar Farid Wajdi diperlukan pelatihan dan pendidikan yang tepat untuk membantu aparatur sipil negara mengembangkan keterampilan yang diperlukan dalam dunia kerja yang kompetitif ini.(rils/dr)