MAKASSAR.DAULATRAKYAT.ID.Tim pengabdi memberikan pelatihan membuat mading digital siswa ma wihdatul ulum, desa bontokassi, kabupaten gowa.
Pada era digital saat ini, tampaknya mading konvensional sudah tidak lagi sesuai, selain anggaran untuk menyiapkan berbagai bahan yang dibutuhkan memerlukan biaya yang cukup tinggi. penggunaan bahan-bahan tentunya menjadi pertimbangan saat harus mendaur ulang karena harus diganti secara berkala.
Untuk itu, mading konvensional haruslah beriringan bersama dengan perkembangan era digital. mading digital sudah marak digunakan oleh beberapa sekolah dengan memanfaatkan teknologi digital. berbagai platform digital dapat digunakan dalam mendesain mading digital sehingga dapat menghasilkan kreasi yang baik.
“keberadaan mading sekolah memiliki arti yang penting baik bagi siswa maupun guru, maka hendaknya mading sekolah dikelola secara baik agar tetap eksis” ujar nurfathana mazhud, s.pd., m.pd., selaku ketua tim pengabdi pada pembukaan kegiatan pelatihan.
pentingnya mading sekolah sebagai media komunikasi antara siswa, guru dan berbagai informasi sekolah serta memberikan pemahaman hal-hal yang dimuat dalam sebuah mading sekolah diharapkan menumbuhkan kreativitas siswa ma wihdatul ulum khususnya bagi pengurus osis yang menjadi peserta dalam kegiatan pelatihan.
beberapa mahasiswa semester 7 pbsi juga dilibatkan dalam kegiatan tersebut, mereka secara bergantian memaparkan bagian-bagian yang harus ada dalam sebuah mading sekolah, yakni nama majalah dinding sekolah, redaksional, pengantar redaksi, tajuk rencana, berita sekolah, reportase, feature, karya sastra, dan lainnya.
Selain pemahaman bagian-bagian mading, pengabdi mendampingi siswa dalam membuat mading digital dengan penggunaan platform ‘canva’. memberikan pengetahuan dalam mengelola mading sekolah dengan baik sehingga dapat menjadi kegiatan esktrakurikuler bagi siswa yang nantinya terlibat dalam organisasi tersebut. pelaksanaan pelatihan terlaksana dengan tiga kali pertemuan mulai dari tahap observasi hingga terbitnya satu mading sekolah yang dibuat oleh peserta dan tentunya atas pendampingan tim pengabdi.
Arniah, s.e., s.pd., selaku kepala ma wihdatul ulum mengemukakan, “mengingat pentingnya mading sebagai media kreativitas, siswa yang menjadi peserta pelatihan sangat diharapkan nantinya dapat menjadi pengelola mading digital sekolah sehingga kita memiliki mading sekolah yang bisa terbit secara berkala”. hal ini tentunya menjadi motivasi bagi siswa untuk mengikuti seluruh rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh tim pengabdi.