Makassar daulatrakyat.id – PT Masmindo Dwi Area (MDA) telah menandatangani Memorandum of Understanding (MOU) dengan Universitas Hasanuddin (UNHAS) Makassar Rabu, 17 Juli 2024.
Untuk kerjasama tahap pertama ini MDA akan berkolaborasi dengan Tim Kajian Kebencanaan UNHAS yang dibentuk oleh Wakil Rektor Bidang Kemitraan, Inovasi, Kewirausahaan dan Bisnis
Universitas Hasanuddin. Tim Kajian berasal dari berbagai disiplin ilmu (multidisiplin), yakni Teknik Geologi (Kebencanaan), Teknik Sipil (Infrastruktur), Kehutanan (Konservasi Hutan), Sosial (Kebijakan Publik), dan Manajemen Kebencanaan.
MOU ini merupakan upaya nyata untuk meningkatkan mitigasi dan penanganan bencana di wilayah operasional MDA, khususnya di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. Ini sejalan dengan arahan Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan yang disampaikan dalam rapat koordinasi
bersama Komisi IV DPR RI dan seluruh pihak terkait di Kantor BPKHTL Wilayah VII Makassar, beberapa pekan silam. Pj Gubernur meminta setiap perusahaan agar lebih memperhatikan upaya pencegahan bencana. Kabupaten Luwu menempati posisi pertama pada Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) di Sulawesi Selatan. Dari 24 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan, pada kurun 2015-2021, Kabupaten Luwu berada di posisi kedua setelah Kota Palopo. Namun pada 2022-2024
Kabupaten Luwu memiliki IRBI tertinggi atau berada di peringkat pertama
(https://inarisk.bnpb.go.id/irbi#). Jika ditinjau dari peta zona kerentanan gerakan tanah dan peta bahaya longsor, Luwu berada pada zona merah. Direktur Utama MDA Trisakti Simorangkir menyatakan, “Kerjasama ini tidak hanya fokus pada
kegiatan operasional pertambangan yang berwawasan lingkungan, namun juga terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah yang kesemuanya itu beralaskan pada prinsip good governance dan complianceship secara korporasi.
Trisakti menambahkan bahwa kerjasama dengan Tim Kajian Kebencanaan UNHAS juga melibatkan semua pihak termasuk otoritas terkait. “Kami optimis dapat memberikan kontribusi nyata dalam upaya mitigasi bencana dan meminimalisir risiko di wilayah operasional MDA dan sekitarnya,” tandas Trisakti. Penandatanganan MOU ini menandai awal dari berbagai program dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh kedua belah pihak, seperti penelitian bersama, pengembangan sistem
peringatan dini, pelatihan tanggap darurat, kampanye kesadaran masyarakat mengenai mitigasi bencana, dan program-program lainnya.***