Luwu Utara, daulat rakyat.id — Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Luwu Utara mengapresiasi kehadiran Sekolah Budaya Luwu (SBL) I La Galigo. Hal ini disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Armiadi saat menghadiri acara “Mappetemme Sikolah” SBL I La Galigo Angkatan III Tahun 2023, Selasa (12/9/2023), di Baruga La Tamacelling Kemakolean Baebunta, Kecamatan Baebunta.
“Atas nama pemerintah daerah, saya menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya terhadap kegiatan Sekolah Budaya Luwu I La Galigo di Kabupaten Luwu Utara,” kata Sekda Armiadi. Ia mengatakan bahwa yang terkait dengan pelestarian budaya sudah menjadi tanggung bersama. “Intinya adalah bagaimana kita melestarikan budaya ini,” tegasnya.
Pada kesempatan itu pula, mantan penyuluh pertanian ini berharap agar kegiatan SBL dapat terus berlanjut, tidak berhenti pada angkatan I, II dan III saja. Melainkan terus berjalan, agar upaya pelestarian budaya juga dapat terjaga dengan baik. Karena menurutnya, para alumni yang berasal dari berbagai elemen masyarakat ini adalah faktor kunci pelestarian budaya.
“Kalau kita dapat sertifikatnya, itu baru output-nya saja, belum bicara outcome-nya, termasuk bagaimana benefit-nya, sampai kepada impact-nya. Walaupun pesertanya tadi heterogen, ada dari perangkat desa, dan guru, tentu kita juga berharap, utamanya dari teman-teman guru, Budaya Luwu ini bisa didorong sebagai salah satu kurikulum muatan lokal,”harap Armiadi.
“Kita harap 28 alumni yang dinyatakan lulus sekolah budaya Luwu bisa terus berkembang jumlahnya. Bisa menjadi 50 orang, 100 orang dan seterusnya, sehingga apa yang dilakukan Yayasan Sekolah Budaya Luwu tidak terlalu berat, karena sudah bisa dijabarkan alumni yang tersebar di wilayah Luwu Raya,” pungkas pria yang sempat menjabat Plh. Bupati Lutra ini.
Sementara itu, Makole Baebunta, Andi Masita Kampasu, sekaligus sebagai Dewan Pembina SBL I La Galigo bahwa kehadiraan SBL I La Galigo di Kabupaten Luwu Utara menjadi sangat penting dalam upaya melestarikan nilai-nilai luhur budaya Tana Luwu. “Kami dari Dewan Adat 12 bersama pemangku adat lainnya sangat bersyukur adanya SBL I La Galigo ini,” ucap Masita.
Menurutnya, kehadiran SBL menjadi media bagi lembaga adat untuk bersama-sama melakukan kegiatan pembelajaran dan penyebaran informasi serta pelestarian yang berkaitan erat dengan tatanan adat dan nilai-nilai luhur budaya Luwu. “Tiga bulan kita bersama di tempat ini. Pastinya ada hal kurang berkenan di hati adik-adik semua. Mohon kiranya saya dimaafkan,” ucap dia.
Tak lupa, mantan Kadis Pendidikan ini juga menyampaikan titip rindu Yang Mulia Datu Ke-40 Luwu kepada para peserta belajar SBL. “Tertitip salam rindu dari Yang Mulia Datu Luwu kepada adik-adik. Mari sama-sama kita doakan beliau agar diberi kesehatan,” ucap Andi Masita pada prosesi pengukuhan lulusan peserta belajar SBL Angkatan III Cabang Kabupaten Luwu Utara.
Sebelumnya, Ketua Yayasan SBL I La Galigo, Sharma Hadeyang, menyebutkan, SBL I La Galigo Cabang Luwu Utara telah tiga kali melaksanakan Mappetemme Sikolah. “Jumlah alumni saat ini sudah mencapai 123 orang yang berasal dari berbagai profesi. Ini berarti bahwa adik-adik semua peduli akan lestarinya dudaya Luwu, karena alumni kita terus bertambah,” imbuhnya.
Sharma Hadeyang berharap kehadiran SBL I La Galigo makin memberikan dampak yang positif terhadap pelestarian budaya-budaya yang ada di Luwu. “Semoga di tengah-tengah kehidupan kita ini, nilai-nilai luhur budaya kita dapat terjaga baik oleh kita semua. Karena kalau bukan kita, semua siapa lagi yang akan melestarikan budaya kita, budaya Luwu yang kita cintai ini.
Ikut hadir dalam acara “Mappatemme Sikolah” SBL I La Galigo Cabang Luwu Utara, Dewan Adat 12 Kedatuan Luwu (Makole Baebunta dan Maddika Bua), Danyon Brimob Pelopor D Polda Sulsel, Polres, Disdikbud, Bappelittbangda, Camat Baebunta, Kades Baebunta, Pemangku Adat, Fasilitator dan Pengelola Sekolah Budaya Luwu I La Galigo, serta Kepala Sekolah SBL I La Galigo Cabang Luwu Utara. (lhr/jal/dr)