
Luwu Utara, daulatrakyat.id — Akibat tingginya curah hujan di akhir pekan ini membuat puluhan hektar padi di tiga desa terancam gagal panen.

Ketiga desa tersebut yakni desa Palandan, kecamatan Baebunta, desa Marannu dan desa Muktitama, Kecamatan Baebunta Selatan.
Banjir melanda ketiga wilayah tersebut akibat meluapnya sungai Lasumpa dan menggenangi puluhan hektar sawah yang sudah ditanami sebagian padi sudah menguning dan hampir panen.
Kepala desa Palandan Haji Suhadi SH, mengatakan dalam satu Minggu ke depan kalau air tidak surut maka semua padi siap panen akan terancam gagal panen.
“Kita tidak bisa berbuat apa-apa, kita hanya biarkan sampai airnya surut,”kata Kades Suhadi, saat dihubungi melalui selulernya, Kamis (23/09)
Ia menyebutkan, ketika masyarakat gagal panen maka kerugian ditaksir sekitar ratusan juta rupiah.
“Kalau betul-betul masyarakat gagal panen maka kerugiannya sampai ratusan juta rupiah. Karena kondisi air saat ini belum juga surut,”ujarnya.
Menurutnya, banjir ini terjadi akibat sungai yang melintas di desa tersebut sudah mendangkal.
Ia berharap agar dinas terkait melakukan pengorokan di sungai tersebut dan melakukan perbaikan saluran-saluran air yang melintas dan perbaikan pengairan.
“Sekarang itu sudah banyak saluran-saluran air terutama pengairan disini yang sudah kurang bagus dan sungai sudah banyak pendangkalan, termasuk sungai Lasumpa terangnya.
“Kemarin hanya melalui inisiatif masyarakat saja kami melakukan pengorokan, belum ada dari pemerintah,”tutupnya.(jal/akz)