MAKASSAR.DAULATRAKYAT.ID.Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sulawesi Selatan (BI Sulsel) memprakirakan ekonomi Sulsel tetap tumbuh kuat di tahun 2023 ini kendati berada di tengah risiko krisis global.
Hal tersebut diungkapkan BI Sulsel, pada pertemuan bersama media di Makassar. Komoditas unggulan yang dimiliki Sulsel dinilai menjadi pendorong utama ekonomi Sulsel tetap kuat.
Direktur BI Sulsel, Firdauz Muttaqin menyatakan Sulsel memiliki fondasi kuat untuk mempertahankan ekonomi tetap tumbuh positif. Sulsel memiliki komoditas unggulan, dari berbagai sektor yang mendorong perekonomian Sulsel di 2023
“Sulsel didukung dengan sektor pertanian yang kuat. Negara kuat dan berkelanjutan karena memiliki sektor pangan yang kuat. Ini harus dipertahankan,”ujarnya, Rabu, (8/2/2023).
Selain itu, Sulsel juga ditopang dengan sektor pertambangan dengan investasi besar. Semakin memperkuat posisi Sulsel, karena memiliki komoditas unggulan, seperti nikel yang menjadi ekspor utama.
“Faktor lain yang mendorong pertumbuhan dan paling utama adalah konsumsi masyarakat. Sejak dilonggarkan kegiatan masyarakat pada 2021, masyarakat mulai melakukan wisata dan perjalanan yang mendorong peningkatan konsumsi masyarakat,” bebernya.
Pondasi ekonomi Sulsel yang kuat kata Firdauz, berasal dari komoditas utamanya dari posisi Sulsel sebagai hub KTI di Indonesia Timur. Sulsel adalah lumbung pangan nasional dengan produksi yang selalu meningkat, ditambah Sulsel memiliki nikel yang dibutuhkan negara-negara maju.
Dari sisi harga, pengendalian inflasi untuk menjaga daya beli dan belanja masyarakat yang menjadi motor pendorong pertumbuhan ekonomi terus diperkuat melalui sinergi dan komitmen berbagai pihak. Implementasi Kerjasama Antar Daerah (KAD) serta program-program untuk mendukung kelancaran distribusi dan pemenuhan pasokan bahan pokok, termasuk program yang dilaksanakan pada Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) tahun 2022 juga ditujukan dan dilanjutkan untuk menahan inflasi bahan pangan sampai dengan 2023. Peningkatan produktivitas pertanian, salah satunya melalui program Mandiri Benih, juga berlanjut, disertai Komitmen pemerintah untuk mencapai target produksi komoditas utama pada tahun 2023 dengan tambahan alokasi anggaran dari Kementerian Pertanian,”ungkapnya.
Selain itu kata dia tekanan imported inflation juga diperkirakan mereda seiring dengan mulai melandainya harga komoditas dunia.
“Dengan potensi dan risiko yang dihadapi, serta dengan berbagai kebijakan dan program di daerah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan pengendalian inflasi, kami memprakirakan bahwa perekonomian Sulawesi Selatan dapat tetap tumbuh kuat di tahun 2023 pada rentang 4,6%-5,4% (yoy) dengan inflasi yang tetap terjaga pada rentang sasaran inflasi Nasional 3,0±1%,”sebutnya.
Selanjutnya dengan mengedepankan sinergi dan inovasi dalam mendorong investasi, pengembangan sektor pendukung ekspor dan substitusi impor, pariwisata, serta pengembangan infrastruktur, kita akan mengalami pertumbuhan yang akan semakin meningkat ke depannya.
Adapun sumber -sumber baru pertumbuhan ekonomi Sulsel antara lain
hadirnya beberapa kawasan industri di Sulawesi Selatan yang didukung oleh iklim investasi yang kondusif dan komitmen pemerintah daerah perlu dioptimalisasi sebagai keunggulan Sulawesi Selatan dibandingkan daerah lain.
“Dibangunnya infrastruktur energi dan transportasi logistik yang mampu menunjang peningkatan kegiatan ekonomi di Sulawesi Selatan. Sebagai contoh, infrastruktur energi terbarukan seperti PLTB dan Solar Panel kini menunjang aktivitas ekonomi tidak hanya di Sulsel tapi juga daerah lain di Sulawesi. Selain itu, perluasan bandara, penyiapan pelabuhan berskala internasional, serta pembangunan moda kereta api antar Sulawesi juga merupakan sumber pertumbuhan ekonomi ke depan,”ucapnya.
Digitalisasi ke depan juga akan mendorong efisiensi transaksi dan perluasan pasar UMKM. Peningkatan SDM dan sarana teknologi informasi juga diperlukan untuk mendorong ekonomi dan keuangan digital.
Diketahui perbaikan kinerja pariwisata seiring dengan dibukanya kembali mobilitas masyarakat di dalam maupun luar negeri perlu didukung dengan ketersediaan sarana atau prasarana fasilitas pendukung di tempat wisata, pelayanan pengelola objek wisata, infrastruktur penunjang ekonomi/keuangan, serta infrastruktur penunjang teknologi dan komunikasi.