MAKASSAR.DAULATRAKYAT.ID.Memiliki latar belakang Public Relation, menjadi bekal tersendiri bagi Rizda Novendry Binti HM Danial, S.Ip untuk maju sebagai calon anggota legislatif (Caleg) untuk DPRD Provinsi Sulsel.
Saat ini ia maju bersama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) nomor urut 5 dengan daerah pemilihan Sulsel 3, Kabupaten Gowa dan Takalar.
Keinginan untuk kembali maju sebagai calon anggota legislatif (caleg), tidak lain karena ingin memperjuangkan aspirasi masyarakat yang ada di daerah pemilihannya, khususnya kaum perempuan.
“Ada tiga program yang saya tawarkan kepada masyarakat, untuk menjadi pertimbangan memilih saya,” ujar mantan politisi Partai Golkar ini.
Menurut Risda, pertama yang ditawarkan yakni bantuan hukum gratis. Yang mana dalam hal ini ia telah bekerjasama dengan PBH LIN (Perhimpuman Bantuan Hukum Lembaga Imparsial Negara).
“Bantuan hukum tersebut diberikan, bukan pada saat setelah saya duduk nanti. Tetapi sudah berjalan sekarang,” ujarnya.
Bagi masyarakat Gowa dan Takalar yang memerlukan bantuan hukum, Risda pun mempersilahkan menghubunginya bersama tim.
“Saya juga kebetulan nomor urut lima. Dimana dalam Pancasila itu bunyinya Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Ini bukan suatu kebetulan, dan itu juga yang menjadi skala prioritas saya jika terpilih nantinya,” ungkapnya.
Yang kedua lanjut Risda, yaitu terkait UMKM. Pasca Covid-19, banyak masyarakat yang terkena dampaknya secara ekonomi.
Kebetulan suaminya ahli kimia, dan saat ini sedang membangun sebuah industri kecil, yaitu memproduksi sabun dan pupuk cair.
Dengan kemampuan yang dimiliki tersebut, ia ingi membagikan ilmu tersebut ke masyarakat. Makanya di tengah sosialisasi yang dilakukan, Risda pun mengajarkan bagaimana cara membuat sabun dan pupuk cair.
Harapannya, dengan ilmu yang dibagikan, masyarakat akan memiliki kemandirian ekonomi dengan membuka lapangan pekerjaan, menjadi seorang entrepreneur, seperti yang juga dirintisnya sampai sekarang.
Program ketiga yang ditawarkan Risda adalah pemberdayaan perempuan. Tidak dapat dipungkiri jumlah perempuan itu lebih banyak dibandingkan laki laki, dan faktanya tingkat angka perceraian di Kabupaten Gowa itu tinggi.
Kebanyakan yang menjadi korban jika terjadi peristiwa perceraian, adalah ibu dan anak anaknya.
“Saya berharap dapat bertemu dengan ibu ibu yang single fighter, mengajak mereka membuat usaha bersama, demi masa depan yang lebih baik. Minimal kebutuhan ibu dan anak anaknya di dalam rumah dapat tercukupi,”pungkasnya