
Luwu Utara, daulatrakyat.id — Penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa di Desa Radda Kecamatan Baebunta, diduga tidak tepat sasaran.
Pasalnya, penyaluran tersebut sebagian dari pihak keluarga kepala desa yang ekonominya dalam kondisi mampu dapat BLT.
“Sebagian keluarga Pak Desa yang terima BLT, rumahnya bagus, dibanding masyarakat lain yang kehidupannya sederhana namun tidak dapat bantuan sama sekali,” kata salah satu warga Desa Radda inisial MA melalui WhatsAppnya, Jum’ at (29/05)
Ia menyebutkan, Kepala Desa Radda dinilai pilih kasih dalam penyaluran tersebut. Hanya orang-orang dekatnya yang dikasih. Dia tidak melihat mana masyarakat yang layak dikasi dan yang tidak layak dikasi.
“Banyak masyarakat yang kecewa atas ulah yang dilakukannya, pada hal kepala dusun sudah ambil data masyarakat berupa foto copy KK dan KTP tapi mereka tidak terdaftar,” ujarnya.
Menurutnya, kalau memang nama mereka tidak terdata tidak usah ambil foto copy KK dan KTP.
“Hanya mengecewakan saja, sementara kepala dusun saat itu mengatakan kita kumpulkan KK dan KTP untuk korona,” terangnya.
Sementara itu, Sekretaris Desa Radda Burhanuddin mengungkapkan, sebanyak 195 KK yang dapat BLT, sebagian ada yang ganda namanya, dan akan diverifikasi ulang.
“Yang dapat bantuan dari kemensos termasuk kepala dusun, anak muda belum berkelurga atau belum punya KK dan kaur keuangan desa yang dia ambil langsung dari kantor pos senilai Rp 600 ribu,” terangnya.
Sementara itu Kepala Desa Radda Syamuddin Nasrum SE, saat dikonfirmasi salah satu kru media daulatrakyat. id Muh. Arsyad di kediamannya Jum’ at malam (29/05) mengatakan, mengenai kepala dusun, kaur keuangan dan anak muda yang terima bantuan Rp.600 ribu itu dari dinas sosial yang data bukan desa.
“Desa hanya verifikasi orang yang meninggal atau pindah yang masukan dari dinas sosial,” katanya.
Saat ditanya mengenai salah satu warga Desa Radda yang berprofesi sebagai tukang ojek tidak menerima bantuan, kades menjawab, mengenai masalah yang bernama Am kepala dusunnya tidak mendatanya dengan alasan tidak pernah ikut gotong-royong.
” Si Am ini tidak pernah ikut gotong-royong, saya sudah kasih masuk, dia sudah terdata nanti diberikan secara tunai bukan melalui Bank BRI karena tidak ada nomor rekeningnya,” ujarnya.
(jal/akz)