Oleh : Muslimin.M
Beberapa tahun yang lalu, saya teringat seorang kawan bercerita kepada saya ketika dia menempuh studi di salah satu kota yang jauh dari kampung halamannya. Dia bercerita bahwa dia melanjutkan pendidikan nya karena faktor nekad dan demi masa depannya mengingat kondisi ekonomi orang tuanya tidak memungkinkan untuk itu. Singkat cerita hari-harinya dalam melakoni itu menjadi loper koran sambil kuliah, dan akhirnya sukses menjadi sarjana dan menjadi salah seorang guru besar di sebuah perguruan tinggi saat ini.
Hikmah dari cerita seorang kawan diatas adalah bahwa kemiskinan tidak selalu menjadi penghalang untuk menjadi berhasil dalam pendidikan, asalkan dibarengi dengan semangat dan motivasi yang kuat ternyata mampu menghadapi rintangan dan tantangan itu. Dan tidak sedikit yang berhasil dengan kondisi seperti ini.
Kembali ke topik tulisan ini, bahwa kemiskinan merupakan masalah yang sangat rumit dan memberikan dampak pada berbagai bidang kehidupan manusia terutama bidang pendidikan. Kemiskinan merupakan masalah klasik yang telah ada sejak manusia itu ada. Kemiskinan itu berwajah banyak dan akan terus menjadi persoalan dari masa ke masa, sehingga menjadi pusat perhatian pemerintah di negara manapun.
Salah satu aspek yang diyakini dapat mengatasi permasalahan kemiskinan itu adalah pendidikan, dan ini diakui secara luas memiliki peran dalam instrumen pertumbuhan ekonomi karena pendidikan mampu memperbaiki kesejahteraan dan mengurangi kemiskinan. Pendidikan menjadi salah satu modal untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Namun sayangnya tidak semua orang bisa mengenyam pendidikan karena tidak memiliki biaya.
Menurut Gillis (2000) terdapat dua alasan mengapa pendidikan itu penting. Pertama karena banyak permintaan yang tinggi untuk pendidikan, hal ini terjadi karena banyak masyarakat yang percaya bahwa pendidikan yang tinggi akan memberikan keuntungan bagi mereka. Kedua, karena banyak hasil observasi yang menyatakan bahwa dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka pendapatan dan status sosial di masyarakat akan terangkat.
Tetapi kita juga memahami bahwa kemiskinan bukan hanya terjadi karena masalah pendidikan, namun banyak faktor lain seperti ekonomi, sosial budaya, lingkungan. Namun kita meyakini bahwa pendidikan merupakan hal yang cukup signifikan pengaruhnya dalam hal kemiskinan. Kemiskinan dapat juga dilihat dari dimensi lain, yakni tidak selalu dikaitkan dengan penghasilan atau konsumsi yang tidak cukup, namun dapat juga dilihat dari ketidakcukupan untuk kesehatan, nutrisi dan pendidikan.
Pentingnya pendidikan
Banyak masyarakat yang beranggapan bahwa pendidikan tidak menjamin masa depan seseorang. Hal ini dikaitkan dengan begitu banyaknya pengangguran dan kemiskinan yang ada disekitar masyarakat kebanyakan lulusan perguruan tinggi, sehingga menyebabkan masyarakat salah persepsi tentang pendidikan. Padahal pendidikan itu tidak harus selalu dengan pengangguran karena tidak bekerja secara formal.
Di sisi lain, terdapat masyakarat yang memilih untuk tidak menyekolahkan anaknya bukan karena kurang sadar akan pentingnya pendidikan, tetapi mereka memang benar-benar tidak mampu untuk menyekolahkan anaknya. Ekonomi keluarga menjadi faktor penting yang dapat mempengaruhi pendidikan masa depan keluarga. Ketika perekonomian keluarga terganggu, pendidikan anak-anak juga terganggu. Oleh karena itu, terdapat beberapa keluarga yang memilih untuk tidak menyekolahkan anaknya dengan alasan ekonomi yang sulit.
Kemiskinan memiliki kaitan yang erat dengan pendidikan, karena pendidikan mampu memberikan kemampuan untuk berkembang melalui keterampilan dari diri sendiri, maka dari itu semakin rendah tingkat pendidikan maka semakin tinggi pula tingkat kemiskinan. Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin rendah tingkat kemiskinan.
Secara umum dapat kita maknai bahwa pendidikan adalah investasi jangka panjang yang dapat menghasilkan manfaat ekonomi dan sosial yang signifikan, membantu setiap orang dan masyarakat keluar dari kemiskinan dan kebodohan. Pendidikan adalah sarana yang paling efektif dalam membangun ekonomi secara keseluruhan, sebab dengan pendidikan yang baik, maka kehidupan masyarakat akan menjadi lebih baik pula.
Kita juga tentu memahami bahwa Pendidikan dan kemiskinan memiliki hubungan yang erat dan saling memengaruhi. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama untuk mengatasi dan mencegah kemiskinan, sementara kemiskinan itu sendiri sering kali menjadi penghalang bagi akses terhadap pendidikan yang berkualitas. Seperti apa hubungan keduanya :
Pertama : Pendidikan sebagai Alat untuk Mengatasi Kemiskinan, pendidikan yang baik dapat membuka pintu kesempatan bagi setiap orang untuk keluar dari kemiskinan. Dengan memperoleh pengetahuan dan keterampilan, seseorang memiliki peluang yang lebih baik untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, dengan gaji yang lebih tinggi dan kondisi kerja yang lebih stabil. Sebaliknya jika tidak memiliki pendidikan atau keterampilan yang memadai cenderung terperangkap dalam pekerjaan dengan gaji rendah atau pekerjaan informal yang sulit keluar dari lingkaran kemiskinan.
Kedua : Mengurangi Ketergantungan pada Bantuan Sosial, orang yang terdidik lebih cenderung untuk mandiri secara ekonomi. Pendidikan memberikan keterampilan yang dibutuhkan untuk bekerja di sektor formal atau untuk berwirausaha, sehingga mengurangi ketergantungan pada bantuan sosial dan program-program kemiskinan. Dengan penghasilan yang lebih baik.
Ketiga : Pendidikan dan Peningkatan Kesejahteraan Keluarga, Pendidikan tidak hanya memengaruhi setiap orang, tetapi juga berdampak pada keluarga nya. Orang tua yang terdidik lebih sering mengedukasi anak-anak nya dengan cara yang lebih efektif, menyediakan makanan yang lebih bergizi dan menciptakan lingkungan yang lebih mendukung untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.
Keempat : Pendidikan Meningkatkan Kesadaran Kesehatan, orang yang memiliki pendidikan cenderung lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan, mengenali gejala penyakit, dan mengakses layanan kesehatan dengan lebih baik, lebih mampu membuat keputusan yang lebih baik mengenai pola makan, sanitasi, dan kebersihan.
Dalam konteks itu, bahwa Pendidikan dapat kita maknai sebagai pengubah Pola Pikir, berfungsi sebagai agen perubahan dalam pola pikir seseorang, belajar cara berpikir kritis, memecahkan masalah dan mencari solusi kreatif untuk tantangan yang dihadapi. Orang yang terdidik lebih mampu melihat peluang di sekitar nya dan lebih proaktif dalam meningkatkan keadaan ekonomi nya, juga lebih cenderung untuk menentang ketidakadilan sosial dan mencari cara untuk memperbaiki situasi kemiskinan di masyarakat.
Dengan Pendidikan pula dapat memperbaiki mobilitas sosial yaitu kemampuan untuk pindah ke status sosial atau ekonomi yang lebih tinggi. Anak-anak dari keluarga miskin yang mendapatkan pendidikan yang baik memiliki peluang yang lebih besar untuk memperoleh pekerjaan yang lebih baik, beralih dari status keluarga miskin menjadi lebih sejahtera. Pendidikan membuka kesempatan untuk berinteraksi dengan berbagai kelompok sosial dan ekonomi, memperluas jaringan sosial, dan menciptakan kesempatan kerja yang lebih luas.
Pada akhirnya kita berkeyakinan bahwa pendidikan dapat mengatasi kemiskinan dimana kemiskinan sering kali menjadi hambatan utama untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas. Banyak anak-anak dari keluarga miskin yang tidak dapat melanjutkan pendidikan nya karena keterbatasan biaya, ketidakmampuan orang tua untuk mendukung pendidikannya atau kebutuhan untuk bekerja dan membantu keluarga. Keterbatasan ini membuat sulit untuk mengakses pendidikan yang lebih tinggi dan peluang ekonomi yang lebih baik di masa depan.
Investasi dalam pendidikan terutama bagi anak-anak dan kelompok marginal, adalah langkah penting dalam memutuskan rantai kemiskinan. Program pendidikan yang mengutamakan akses yang merata dan kualitas pendidikan yang tinggi dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi, mengurangi ketimpangan sosial, dan meningkatkan keadilan sosial. Negara yang berinvestasi dalam pendidikan cenderung memiliki tingkat kemiskinan yang lebih rendah dan lebih banyak individu yang dapat berkontribusi pada pembangunan ekonomi.
Namun, tantangan besarnya adalah bagaimana memastikan bahwa pendidikan berkualitas dapat diakses oleh semua kalangan terutama oleh mereka yang hidup dalam kemiskinan. Oleh karena itu, perlu ada kebijakan yang memastikan pendidikan yang merata dan inklusif, guna memutus siklus kemiskinan dan menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera.(**)