MAKASSAR.DAULATRAKYAT.ID.Celebes Research Center (CRC) merilis hasil survei terbaru Pilwalkot Makassar 2024. Lembaga CRC merupakan salah satu anggota Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi).
Pada Pilwalkot Makassar 2024, ada empat Pasangan Calon (Paslon) yang bertar 44ung yakni Munafri Arifuddin-Aliyan Mustika Ilham (MULIA), Andi Seto Asapa-Rezki Mulfiati Lutfi (Sehati). Selanjutnya Indira Jusuf Ismail-Ilham Ari Fauzi (INIMI) dan Amri Arsyid-Rahman Bando (AMAN).
Direktur Eksekutif CRC, Imam Suyuti mengatakan survei ini dilakukan pada 2 sampai 6 Oktober 2024 menggunakan 400 responden yang tersebar di 15 kecamatan Kota Makassar.
Menggunakan metode Multistage Random Sampling dengan margin of error +/-4,85% dengan tingkat kepercayaan 95%.
“Kami melakukan quality control secara random 20 persen, dari total sampel. Artinya ada sekira 80 responden yang didatangi langsung atau ditelpon secara acak dari kusioner untuk memastikan surveyor betul-betul ke lapangan,” katanya pada Selasa, 29 Oktober 2024.
Hasilnya, Paslon MULIA memiliki persentase 44,75%, disusul INIMI 28%, Sehati 18,75% dan AMAN 4%.
Adapun memilih/menandai/mencoblos di luar kotak pasangan calon 0,25%, sementara tidak tahu atau tidak jawab sebanyak 4,25%.
Tingginya elektabilitas MULIA karena mendominasi di seluruh kecamatan. Dari 15 kecamatan, Appi-Aliyah unggul di 13 kecamatan yakni Biringkanaya, Tamalate, Manggala, Tallo, Panakkukang, Tamalanrea, Makassar, Mariso, Mamajang, Bontoala, Ujung Tanah, Ujung Pandang dan Sangkarrang.
“Appi unggul karena popularitas dan likeabilitasnya tinggi, linear dengan angka elektabilitasnya tinggi, kenapa? karena kerja-kerja politiknya,” imbuh Imam.
Paslon MULIA hanya tak unggul dari Rappocini dan Wajo. Dimana kedua kecamatan ini menempatkan INIMI unggul.
Meski demikian, menurut Imam tidak ada satupun paslon yang masih aman hingga tanggal 27 November.
”Semua kemungkinan masih bisa berubah pemilih belum sepenhnya menjadi strong supporter,”terangnya.
Adapun survei terhadap komentara netizen alias pengaruh sosial media lebih jauh Imam Suyuti mengungkapkan tidak melakukannya.
“Saya kira ada lembaga sendiri yang akan melakukan itu,”tutup Imam.