Search
Close this search box.

OJK Sulampua Catat Kinerja Perbankan Sulsel dan Agenda Bulan Inklusi Keuangan (BIK) Sulselbar

MAKASSAR.DAULATRAKYAT.ID.Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulampua catat Kinerja Perbankan khusus Sulawesi Selatan dan kegiatan bulan Inklusi Keuangan (BIK) Sulselbar Selasa di Restaurant Kopi Cinta dan Soto Ayam Cak Har Jalan Lamaddukelleng Makassar.

Kepala Kantor OJK Regional VI Sulampua Moh Nurdin Soebandi memaparkan perkembangan Perbankan di Sulawesi Selatan posisi Oktober 2021 tumbuh positif, ditopang fungsi intermediasi yang tinggi dan disertai tingkat risiko yang tetap aman.
Industri perbankan masih tumbuh positif dengan kinerja intermediasi perbankan yang tetap tinggi.Sampai dengan posisi Oktober 2021, share Aset, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Kredit Perbankan di Provinsi Sulawesi Selatan terhadap nasional masing-masing 1,23%, 1,52% dan 2,21%.

“Adapun total aset perbankan di Sulsel posisi Oktober 2021 tumbuh 4,92% yoy dengan nominal mencapai Rp160,00 triliun, penghimpunan dana pihak ketiga tumbuh 4,64% dengan nominal 111,83 triliun dan penyaluran kredit tumbuh 4,21% yoy dengan nominal 127,32 triliun,”paparnya.

Untuk Aset perbankan di Sulawesi Selatan posisi Oktober 2021 kata Moh Nurdin Subandi di tengah kondisi pandemi mampu tumbuh 4,92% secara yoy, disertai indikator fungsi intermediasi (LDR) yang cukup tinggi 112,45%, dengan rasio kredit bermasalah (NPL) yang terjaga sebesar 2,69%,berdasarkan jenis penggunaan, kredit produktif tumbuh 5,24% yoy dengan nominal mencapai Rp67,47 triliun dan kredit konsumtif tumbuh 2,36% yoy dengan nominal mencapai Rp59,85 triliun.

Disektor ekonomi penyaluran kredit di Provinsi Sulawesi Selatan didominasi oleh sektor perdangan besar dan eceran sebesar Rp33,51 triliun (26,32%), sektor petanian, perburuan dan kehutanan sebesar Rp7,93 triliun (6,23%), dan sektor industri pengolahan sebesar Rp5,20 triliun (4,08%).

Adapun penghimpunan DPK tumbuh 4,64% dengan nominal Rp111,83 triliun, terdiri dari giro Rp18,35 triliun, tabungan Rp64,91 triliun, dan deposito Rp28,57 triliun. Secara yoy, penghimpunan giro dan tabungan masing-masing tumbuh sebesar 10,55% dan 9,87% namun deposito menurun sebesar 8,40%.

“Total debitur program PEN s.d. posisi Oktober 2021 sebanyak 779.896 debitur dengan total realisasi kredit sebesar Rp33,56 Triliun. Penyaluran kredit dalam rangka program PEN diberikan oleh Himpunan Bank-Bank Milik Negara (HIMBARA) Sulawesi Selatan dan PT Bank Sulselbar.Sampai dengan Oktober 2021, 37 Bank Umum Konvensional dan Syariah (termasuk 3 Unit Usaha Syariah) telah melakukan proses restrukturisasi dan 29 diantaranya telah melakukan restrukturisasi untuk 148.825 Debitur dengan Baki Debet sebesar Rp14,76 triliun,”ungkapnya.

Selanjutnya kata Nurdin Subandi tingkat inklusi masyarakat terhadap produk reksadana mengalami peningkatan yang tercermin dari jumlah rekening investasi tumbuh tinggi 123,66% yoy. Adapun nilai transaksi saham di Sulawesi Selatan posisi Oktober 2021 sebesar Rp 33,23 triliun.

“Perkembangan Industri Keuangan Non Bank (IKNB) di Sulawesi Selatan posisi Oktober 2021 tetap menunjukkan kinerja positif di tengah masa pandemi. Kinerja Dana pensiun mampu tumbuh positif, tercermin dari total aset dan investasi yang masing-masing tumbuh 6,41% yoy dan 6,66% yoy menjadi Rp 1,17 triliun dan Rp 1,12 triliun. Begitu pula dengan piutang yang disalurkan oleh Perusahaan Pembiayaan yang juga tumbuh 5,13% yoy menjadi Rp12,67 triliun. Jamkrida Sulsel juga mencatatkan pertumbuhan yang tinggi untuk aset dan outstanding penjaminan sebesar 96,53% yoy dan 143,65% yoy. Total aset Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) tumbuh 73,79% yoy menjadi Rp 1,77 triliun. Adapun pinjaman yang disalurkan mengalami perlambatan sebesar -3,69% yoy menjadi Rp971,72 miliar. Pinjaman yang disalurkan oleh Pegadaian terkoreksi melambat 14,66% yoy menjadi Rp 4,33 triliun,”lanjutnya.

Lebih jauh dia paparkan sampai dengan 2 November 2021, total jumlah penyelenggara fintech peer-to-peer lending atau fintech lending yang terdaftar dan berizin di OJK adalah sebanyak 104 penyelenggara, termasuk 8 platform dengan sistem syariah. Sebanyak 3.516 penyelenggara fintech lending ilegal yang telah dihentikan oleh Satgas Waspada Investasi (SWI).

*Kegiatan perlindungan konsumen Kantor OJK Regional 6 Sulampua juga diperkuat dengan SWI Daerah melalui kegiatan antara lain rapat koodinasi dan sosialisasi kepada masyarakat di Kab/Kota Sulawesi Selatan. Sampai dengan Oktober 2021 total layanan konsumen di Kantor OJK Regional 6 Sulawesi, Maluku dan Papua sebanyak 524 pengaduan konsumen dan 3.476 permintaan informasi SLIK,”jelas Nurdin Subandi.

Pengaduan layanan konsumen didominasi oleh pengaduan restrukturisasi kredit sebanyak 179 pengaduan, pengaduan lelang agunan sebanyak 77 pengaduan dan pengaduan permasalahan agunan sebanyak 50 pengaduan.

Adapun realisasi program TPAKD Provinsi Sulawesi Selatan yakni PHINISI (Program Hapus Ikatan Rentenir Di Sulawesi) dan dalam rangka memfasilitasi media publikasi TPAKD dan masyarakat, telah diluncurkan website TPAKD Provinsi Sulawesi Selatan. OJK bersama-sama dengan Pemerintah Daerah, LJK, Bank Indonesia dan DJPB yang tergabung dalam Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) juga terus mendorong percepatan akses keuangan melalui beberapa program kerja yakni Fasilitasi Akses Keuangan dengan Strategi Klasterisasi UMKM.

“Pola kredit/pembiayaan klasterisasi pada dasarnya adalah pemberian kredit kepada kelompok debitur. Dengan sistem klaster, bank tidak perlu mencari dan berhadapan dengan nasabah secara individu, tapi melalui kelompok, creditworthiness debitur juga menjadi lebih baik karena mendapat pembinaan oleh Bank dalam berbagai aspek.
Saat ini OJK KR 6 melalui TPAKD bekerjasama dengan 6 Bank dalam menjalankan program Kredit/Pembiayaan Berorientasi Klasterisasi UMKM yang semuanya dibiayai menggunakan KUR dari beberapa Bank Umum yang beroperasi di wilayah Sulawesi Selatan. Sejak program klasterisasi ini di luncurkan pada 3 Juni 2021, untuk wilayah Sulawesi Selatan, sudah terbentuk 221 Klaster dengan Lapangan Usaha Sektoral, didominasi oleh UMKM sektor Pertanian sebanyak 85 Klaster, diikuti sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebanyak 36 Klaster, Perikanan sebanyak 33 Klaster, Perdagangan Besar dan Eceran sebanyak 15 klaster dan lain nya sebanyak 21 Klaster,”pungkasnya.

Diketahui dari 221, terdapat 25 klaster unggulan yang dijadikan model pengembangan bagi klaster lain, diantaranya klaster kepiting dan olahan kepiting (Maros), klaster jagung, padi, umbi dan batu merah (Gowa), klaster rumput Laut, miniatur phinisi dan kain (Bulukumba), klaster padi (Enrekang), klaster kopi (Soppeng), klaster ikan asin (Selayar), klaster peternakan sapi (Sinjai), hingga klaster anyaman enceng gondok dan kue kering (Makassar). Akumulasi plafond kredit dari 25 klaster unggulan dimaksud mencapai Rp 28,35 Milyar yang mayoritas dibiayai menggunakan fasilitas KUR.

……

Pegadaian

DPRD Kota Makassar.

355 SulSel

Infografis PilGub Sulbar

debat publik pilgub 2024

Ucapan selamat Walikota makassar

Pengumuman pendaftaran pilgub sulsel

Pilgub Sulsel 2024

https://dprd.makassar.go.id/
https://dprd.makassar.go.id/