Oleh : Muslimin.M
Beberapa tahun terakhir ini kita menjadi begitu familiar dan bahkan seringkali menjadi bahan diskusi yang hangat baik diruang medsos maupun di dunia nyata seperti kampus,sekolah bahkan warung warung kopi tentang istilah- istilah seperti kampus merdeka, kurikulum merdeka dan merdeka belajar. Tentu Dalam tulisan singkat ini kita akan fokus salah satunya yaitu tentang konsep merdeka belajar kaitannya dengan kesiapan guru dan siswa. Tulisan singkat ini hanya sebatas opini dan narasi dari penulis atas apa yang dilihat, dirasakan dan termasuk apa yang di dengar dalam setiap diskusi diskusi yang diikuti. Bahwa kemudian ada perbedaan pemaknaan dan sudut pandang tentang konsep merdeka belajar ini dari berbagai pihak, itu baik dan justru sangat baik karena akan melahirkan dinamika keilmuan yang luas. Lalu, seperti apa Konsep merdeka belajar ini, ?. Akan terurai dalam tulisan ini meskipun belum sempurna dan lengkap.
Konsep merdeka belajar lahir sebagai respon terhadap kondisi pendidikan tanah air saat ini, untuk menyesuaikan pendidikan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat moderen. Keinginan ini tentu memiliki tujuan yang baik yaitu memberikan ruang lebih besar bagi kreativitas dan inovasi dalam pembelajaran sehingga dapat menciptakan generasi yang lebih siap menghadapi tantangan masa depan. Merdeka belajar lahir karena kesadaran akan perlunya transformasi mendalam dalam sistem pendidikan kita saat ini, dimana perubahan zaman begitu cepat dan massif, keinginan untuk meningkatkan relevansi kurikulum dengan kondisi kekinian, memberikan kebebasan yang lebih besar kepada siswa dalam memilih jalannya belajar, dan memperkuat peran teknologi dalam proses pembelajaran.
Merdeka Belajar adalah sebuah konsep pendidikan yang bertujuan untuk memberikan kebebasan dan kemandirian siswa dalam menentukan jalannya belajar, sehingga mereka dapat mengembangkan potensi dan minatnya secara lebih mandiri. Hal Ini bisa juga dikatakan mempromosikan pembelajaran yang lebih fleksibel dan berbasis pada kebutuhan individu/ siswa. Tetapi bukan berarti siswa diberi kebebasan secara bebas tanpa kontrol dan bimbingan guru, kebebasan siswa hanya dalam konteks pengembangan diri agar minat dan potensinya dapat tereksplorasi dengan baik sehingga makna pembelajaran menjadi lebih nyata dan berdampak.
Dalam konteks Merdeka Belajar, siswa dianggap sebagai subjek yang strategis karena mereka menjadi pusat dari proses pembelajaran. Mereka tidak hanya sebagai penerima informasi, tetapi juga sebagai aktor utama yang mengambil peran aktif dalam merancang dan mengelola pembelajaran mereka sendiri. Dengan demikian, keberhasilan Merdeka Belajar sangat bergantung pada keterlibatan dan kemandirian siswa dalam mengelola pembelajaran mereka dengan kontrol dan bimbingan guru.
*Kesiapan guru*
Kesiapan guru dalam penerapan merdeka belajar adalah tentang bagaimana seorang guru memiliki keterampilan pedagogis dalam memfasilitasi pembelajaran mandiri, pemahaman mendalam tentang kurikulum dan kemampuan untuk memberikan bimbingan dan dukungan yang dibutuhkan oleh siswa selama proses pembelajaran mandiri. Selain itu seorang guru juga harus memiliki kompetensi dalam merancang pembelajaran yang mendorong siswa untuk melahirkan inisiatif dan tanggung jawab atas pembelajarannya, terampil dalam penggunaan teknologi, mendukung siswa dalam mendukung keterampilan metakognitif.
Dalam Merdeka Belajar, ada beberapa aspek penting yang menjadi tolok ukurnya, yaitu : pertama; Kemandirian Siswa, memberikan siswa kebebasan dan tanggung jawab dalam mengatur pembelajaran mereka sendiri. Kedua; Fleksibilitas Kurikulum, memungkinkan siswa untuk memilih materi pelajaran dan metode pembelajaran yang sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka. Ketiga: Penggunaan Teknologi dan pembelajaran kolaboratif, memanfaatkan teknologi untuk mendukung pembelajaran yang lebih interaktif dan terpersonalisasi. Mendorong siswa untuk bekerja sama, berbagi pengetahuan, dan belajar dari satu sama lain. Keempat; Pendampingan Guru dan pengembangan soft skill, guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing, membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan belajar mandiri. Pengembangan Soft Skill Selain pengetahuan akademis, juga penting untuk mengembangkan keterampilan seperti kritis, kreativitas, dan kolaborasi.
Dari hal hal diatas menjadi teranglah kepada kita bahwa kunci sukses dari implementasi merdeka belajar ini tetaplah pada guru, karena gurulah yang memiliki akses langsung dalam proses ini, guru memilki otonomi yang besar dalam pemahaman tentang kondisi siswa, guru mampu menginspirasi dan memotivasi siswa, guru memiliki kemampuan membimbing, pendek kata gurulah aktor utama dalam proses ini, dengan kata lain guru tetap menjadi jembatan penting antara siswa dengan pengetahuan dengan tetap berfokus pada kemandirian dan pemberdayaan siswa.
Kualitas guru sangat penting dalam mewujudkan konsep merdeka belajar. Guru yang memiliki kualitas yang baik akan mampu menginspirasi, mendukung dan memfasilitasi siswa untuk belajar secara mandiri dan berkelanjutan. Tentu tolok ukur kualitas yang dimaksud disini adalah guru memiliki kemampuan fleksibilitas yaitu mampu menyesuaikan pendekatan pengajaran sesuai kebutuhan, kemampuan kolaborasi yaitu kemampuan bekerja sama dengan siswa, rekan guru, orang tua siswa, memiliki kreativitas yaitu mampu menciptakan pengalaman pembelajaran yang menarik dan inovatif, dan memiliki empati yaitu kemampuan memahami dan merespon kebutuhan dan perasaan siswa dengan latar belakang yang berbeda beda.
Guru yang berkualitas akan menjadi agen perubahan yang efektif dalam suksesnya merdeka belajar, meskipun ada tantangan seperti keterbatasan sumber daya, waktu, teknologi dan pelatihan yang tidak selalu tersedia, tetapi pengembangan kemampuan guru dalam mendukung merdeka belajar dapat menghasilkan pengalaman belajar yang lebih bermakna dan relevan bagi siswa. Artinya bahwa guru menjadi kunci sukses dalam keberhasilan program ini.(*)