Polman.daulatrakyat.id- Wajah para warga yang kebanyakan perempuan ini nampak gusar. Mereka duduk – duduk di bawah pohon kayu besar sepertinya didepan kantor Kelurahan Petoosang. Ibu – ibu ini hanya mengamati warga lainnnya yang sedang menerima Bantuan Sosial Tunai (BST).
Dari raut wajahnya nampak jelas bahwa mereka adalah warga yang juga terdampak covid-19.
Mereka juga hidup dalam ekonomi yang pas-pasan. Mereka menanti setitik harapan untuk bisa menikmati bantuan sosial itu. Kekecewaan yang kian membunca saat para ibu – ibu tak juga terdaftar namanya sebagai penerima bansos.
Salah satu warga, Ratna mengungkapkan kekecewaannya karena dirinya tak kunjung mendapatkan BST. Padahal bantuan sosial itu sudah 2 x dikucurkan di daerahnya.
” Saya belum pernah menerima bansos tunai itu. Meski semua KK sudah diserahkan,” ungkap Ratna diujung telpon, Minggu kemarin.
Karut – marutnya soal data
Bantuan Sosial Tunai (BST) di Kelurahan Petoosang, Kecamatan Alu, Kapubaten Polewali Mandar akhirnya menuai protes.
Dikabarkan , ada sekitar 65 orang belum pernah menikmat bantuan sosial sejak wabah virus corona menyebar di Indonesia.
Kepala Kelurahan Petoosang Sahran saat dihubungi via telpon menjelaskan, bahwa data penerima BST di daerahnya sekitar 84 orang.
Meski, Sahran mengakui jika data tersebut dikeluarkan oleh Kemensos melalui Dinsos Kabupaten Polman.

” Yang kami usulkan kurang lebih 200 orang. Namun data yang berhak menerima hanya sekitar 84 orang,” ujarnya.
Sahran juga tak menampik jika ada oknum karyawan PLN yang menerima. Sedangkan oknum pendamping Desa menurut dia dikembalikan.
” Jadi ada 7 orang kita kembalikan karena ganda,” katanya.
Ia pun berharapa pada tahap berikutnya semua data yang belum menerima BST yang jumlahnya sekitar 65 orang akan diupayakan untuk mendapatkan semuanya.(*)