Balikpapan.daulatrakyat.id- Cuaca yang tak bersahabat mulai dirasakan saat para festival sandeq meninggalkan pelabuhan arteri Mamuju.
Hujan yang terus mengguyur kota Mamuju, membuat para passandeq sedikit terhalang. Belum lagi soal kesiapan logistik dan BBM yang membuat jadwal awal tertunda.
Jelang tengah malam, peserta festival sandeq mulai meninggalkan Mamuju menuju pulau Ambo.
Sepanjang perjalanan pserta di hadang cuaca buruk, angin kencang dan tinggi gelombang laut. Hal itu diungkapkan salah satu tim Sandeq PHS Muslim.
Muslim menceritakan saat – saat yang menegangkan itu. 20 Mil dari Pulau Ambo tinggi gelombang mencapai 2 meter disertai hujan dan angin kencang.
Bahkan, kata Muslim jarak pandang betul – betul tak terlihat. Untungnya dia adalah pelaut yang terbiasa menghadapi cuaca yang tak bersahabat itu.
Sesekali Ia berdoa, agar semua peserta dapat tiba dengan selamat.
” Kami dihadang cuaca buruk. Akibatnya ada beberapa perahu (Lopi ) Sandeq mengalami kerusakan dan kembali ke Mamuju,” ujar Muslim kepada daulatrakyat.id, Rabu, 7 September 2022.
Keesokan harinya tim sandeq PHS ( Merpati Putih) kembali berlayar menuju pulau Salissingan.” Dari P Ambo ke Salissingan cuaca mulai agak bagus,” ujarnya.
Cuaca yang mulai bersahabat sepanjang pelayaran P.Salisingan menuju Balikpapan cukup bersahabat.
Kondisi cuaca yang baik itulah dimanfaatkan Muslim untuk menggunakan layar. Angin kencang yang mendukung membuat perahu merpati putih tiba lebih dulu di pelabuhan Lemaru Balikpapan.
” Kami tempuh sekitar 3 Jam dari P Salissingan ke Balikpapan. Alhamdulilah cuaca saat itu sangat mendukung,” urai Muslim dengan penuh semangat.(Lim/dr)