Luwu Utara, daulatrakyat.id — Kepala Bappelitbangda Kabupaten Luwu Utara, Drs. H. Aspar, mengungkapkan beberapa strategi untuk mempercepat penghapusan anak tidak sekolah (ATS) di Luwu Utara. Strategi penghapusan ATS tersebut diungkap Aspar saat menjadi narasumber Lokakarya Pendidikan belum lama ini di Aula La Galigo Kantor Bupati.
Aspar menjelaskan, strategi penanganan ATS di kabupaten Luwu Utara, secara garis besar dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara pencegahan dan cara intervensi. “Strategi pencegahan ini terkait dengan upaya memantau anak yang rentan atau memiliki risiko putus sekolah dan mengupayakan pencegahannya,” jelas Aspar.
Sementara cara intervensi, yaitu upaya menjangkau dan mengembalikan ATS ke sekolah, dan mendampingi ATS mengikuti pelatihan yang sesuai. “Penanganan ATS disesuaikan dengan faktor penyebab putus sekolah,” jelasnya. Ia juga mengungkapkan, Tim Percepatan Penanganan ATS telah merumuskan bentuk intervesi berdasarkan faktor penyebabnya.
“Hal lain yang perlu diantisipasi untuk menurunkan ATS di kabupaten Luwu Utara adalah angka ketidakberlajutan. Di mana masih ditemukan ada murid yang berhenti bersekolah akibat tidak diterima pada jenjang pendidikan berikutnya,” jelasnya.
Salah satu penyebabnya, ungkap Aspar, masih kurangnya ruang belajar. “Jumlah ruang belajar jenjang SMP/sederajat dan SMA/sederajat saat ini masih lebih sedikit dari pada ruang belajar kelas 6 SD yangvsederajat,” papar dia.
“Ke depan, kita perlu memastikan jumlah ruang belajar SMP sederajat sama dengan jumlah ruang belajar kelas 6 SD sederajat. Begitu pula tingkat SMA sederajat. Untuk kondisi sekarang, jika di SD terdapat 1 kelas untuk kelas 6, maka di SMP dibutuhkan 3 — 4 kelas atau ruang belajar setiap tingkat dan 5 — 6 kelas atau ruang belajar untuk SMA di semua tingkatan,” tandasnya. (lhr/jal/dr)