Luwu daulatrakyat.id – Kepala Balai Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BDLHK) Bapak Dr Edy Sulistiyo melakukan kunjungan langsung kepada masyarakat sekitar hutan KTH Sepakat Desa Kaladi Darussalam Kec. Suli Barat Kabupaten Luwu dalam pelatihan praktek pembuatan pupuk Bokashi. Sabtu, (13/3/2021).
Pupuk Bokashi adalah pupuk yang dihasilkan dari fermentasi bahan-bahan organik seperti sekam, serbuk gergajian, jerami, dedaunan kering dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut difermentasikan dengan bantuan mikroorganisme aktivator yang dikenal dengan effective microorganism (EM). Penggunaan EM tidak hanya mempercepat proses fermentasi tetapi juga menekan bau yang biasanya muncul pada proses penguraian bahan organik.
Di Jepang, bokashi telah digunakan sejak tahun 80-an. Banyak petani di negeri sakura memilih bokashi untuk lahan pertaniannya dikarenakan bokashi dapat memperbaiki struktur tanah yang sebagian besar telah menjadi keras akibat penggunaan pupuk kimia terus-menerus. Selain itu bokashi juga terbukti meningkatkan kesuburan serta produktifitas tanaman.
Pelatihan pertanian terpadu ini merupakan kegiatan yang di fasilitasi oleh BDLHK Makassar yang dilaksanakan secara daring melalui aplikasi Zoom dengan peserta dari KTH Sepakat Desa Kaladi Darussalam dan dari KTH dan kelompok tani kakao Kab. Luwu Utara
Pendamping Kehutanan LC – Perhutanan Sosial dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Ismail Ishak menuturkan dengan adanya Pelatihan dan praktek pembuatan hingga pengaplikasian pupuk Bokashi ini, bisa membangun mindset petani dari pupuk kimia beralih ke pupuk bokashi.
“Pembuatan pupuk bokashi diharapkan bisa menjadi solusi untuk mengatasi kelangkaan dan ketergantungan pupuk kimia bagi masyarakat,” tutur Ishak dalam keterangannya ke Info Kota Belopa.
“Sekiranya kedepan inovasi yang kami inisiasi ini akan menjadi peluang masyarakat agar bisa lebih hemat dalam mendapatkan pupuk bokashi dan bisa menjadi suatu produk yang kemudian dapat dijual belikan. Dari proses seperti ini masyararakat tentunya mendapatkan keuntungan ekonomi lebih tinggi,” lanjut Ishak.
Dalam kegiatan ini, prioritas pertama akan memfokuskan pelaksanaan melalui proses bimbingan, pelatihan dan pendampingan yang akan dilakukan hingga produk sasaran telah terproduksi.