MAKASSAR.DAULATRAKYAT.ID.Salah satu kepercayaan mantan Wapres Jusuf Kalla Subhan Djaya Mappaturung menjabat Chief Legal Officer & Corporate Secretary Holding Kalla Group siap bertarung dengan membawa misi kesejahteraan untuk guru.
Subhan Djaya bertarung lewat Partai Kesejahteraan Sosial (PKS) di dapil yang meliputi Makassar, Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng dan Selayar ini bersaing dengan Sri Rahmi dan Meity Rahmatia.
Sebelumnya Subhan dipinta oleh Ketua DPW PKS Sulsel Amri Arsyid dan sudah mendapat restu dari JK. Subhan yang lahir di Takalar 50 tahun silam ini punya misi untuk memperjuangkan nasib guru termasuk mengawal program pendidikan.
“Alasan idealis saya bahwa masih banyak agenda yang harusnya menjadi hak warga negara belum selesai. Misalnya pendidikan, kesejahteraan dan keadilan. Minimal bisa berkontribusi pencapaian agenda dalam konstitusi itu,”ucapnya.
Dikatakan Subhan pendidikan merupakan pondasi untuk kehidupan yang lebih baik. Pendidikan harus diperjuangkan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. “Jadi kalau pendidikannya belum selesai tidak mungkin bisa sejahtera,”jelasnya.
Ia ingin mengabdi dan bermanfaat untuk orang banyak dengan misi “education for all”.
Ia juga merasah terpanggil masuk dunia politik setelah puluhan tahun bergelut didunia bisnis alias korporasi dimana kata dia korporasi dan politik itu tak bisa dipisahkan.
Harus ada yang mengerti konteks ekonomi bisnis di legislatif, keputusan-keputusannya harus memberi iklim yang baik terhadap bisnis. Apa kebijakan yang bisa membuat dunia usaha agar bisa berakselerasi. Semua karena keputusan politik,”tutur mantan sekretaris JK tersebut.
Alumni UGM tersebut optimis bakal menjadi salah satu pilihan rakyat Dapil Sulsel 1 apalagi dirinya sudah mendapat dukungan dari relawan buruh dengan menggelar deklarasi dukungan buruh yang tergabung dalam “Serikat Buruh”.
Niat saya perjuangkan kesejahteraab buruh yang jumlah ratusan juta disemua sektor,termasuk Mileanis yang berkomitmen pada saya karena kesamaan pilihan terhadap “AMIN”
Ia pun bertekad untuk fokus memperjuangkan kesejahteraan dan guru dan mengawal program pendidikan.
“Sudah saatnya pemilih untuk tidak melihat rekam jejak,jangan melihat incumbent dan benar-benar melihat betulkah incumbent perjuangkan hak mereka,saatnya memilih yang punya niat dan tekad untuk mewakili kepentingan rakyat”ucap alumni penerima beasiswa Kalla tersebut.
Tak hanya berlatar belakang sebagai pelaku ekonomi bisnis namun dirinya juga memiliki pengalaman yang bervariasi.
Ia tidak ingin muluk-muluk menargetkan suara agar bisa terpilih namun ia mengutamakan suara partai apalagi pada Pileg 2019 PKS belum berhasil mendudukan legislatornya di dapil ini dan hanya mengumpulkan total 104.218 suara.
PKS hanya selisih sekitar 10 ribu suara dari kursi terakhir yang diraih oleh PKB dengan total 114.395 suara.
“Saya ingin terpilih tapi kita utamakan PKS dapat kursi dulu dengan harapan masyarakat cerdas memilih wakil mereka untuk Senayan yang benar-benar bisa memperjuangkan kesejahteraan rakyat dan melihat rekam jejak incumbent,”ungkapnya.
“Pemilih basisnya kedekatan,dekat secara emosional,termasuk keluarga dan orang -orang terdekat lainnya artinya bisa bermanfaat untuk semua.Keluarga juga pasti bangga kalau saya terpilih,”ungkap alumni S3 Unhas tersebut.
Ia percaya diri karena selain menguasai sejumlah bidang yang boleh dibilang bervariasi baik itu ekonomi,Hukum dan politik.Apalagi dia sudah mendapat restu dan dukungan penuh dari keluarga JK dan semua karyawan grup Kalla.