Oleh : Muslimin.M
Dalam pidato Menteri Pendidikan, Kebudayaan dan ristekdikti Nadiem Makarim dalam memperingati Hari Guru Nasional( HGN) menjadi momentum penting bagi dunia pendidikan Indonesia dimana konsep merdeka belajar yang dirilis ke publik pada tanggal 22 Nopember 2019 diyakini mampu menjadi salah satu solusi dalam memecahkan rumitnya masalah pendidikan negeri ini. Menteri Nadiem memberikan penjelasan tentang konsep merdeka belajar tersebut. ” Esensi pidato hari ini ada dua poin terpenting yaitu; satu, merdeka belajar, yang kedua adalah guru penggerak. Apa itu artinya merdeka belajar ? itu artinya unit pendidikan yaitu sekolah; guru guru dan muridnya punya kebebasan; kebebasan untuk berinovasi; kebebasan untuk belajar dengan mandiri; dan kreatif…..( GTK..25/11/19).
Jika kita menelaah lebih dalam pidato Menteri Nadiem di atas tentang konsep merdeka belajar, lalu mengaitkan dengan masalah pendidikan dewasa ini, maka sejatinya dapat memberi sedikit solusi tentang rumitnya masalah pendidikan ini, tetapi perlu juga di fahami bahwa dunia pendidikan itu dinamis bahkan fleksibel seiring dengan perkembangan zaman, artinya bahwa kebijakan pendidikan itu tidak boleh kaku tetapi kebijakan itu mampu menjawab setiap perubahan yang ada baik itu jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Oleh karenanya arah pendidikan pun harus selalu berubah dan fleksibel menyesuaikan kondisi yang ada, terutama pada sistem pendidikan yang harus adaptif dengan menguatkan fondasi pendidikan karena fondasi yang kuat akan mampu mengontrol sekaligus mengefektifkan penyesuaian penyesuaian yang diperlukan untuk merespon perubahan yang terjadi. Konsep merdeka belajar merupakan respon terhadap kebutuhan sistem pendidikan pada era industri 4.0 saat ini bahkan sudah menuju era 5.0.
Dari konteks diatas maka setiap lembaga atau institusi pendidikan tentu diharapkan memiliki daya saing dan inovasi yang mampu berkolaborasi dengan lembaga lainnya agar tidak mengalami ketertinggalan dan mampu menyesuaikan tuntutan zaman. Selain itu sistem pendidikan kita juga memiliki orientasi yang nyata yaitu mampu mewujudkan peserta didik memiliki kemampuan kritis, kreatif, inovatif dan keterampilan dalam menyelesaikan setiap masalah yang ada. Artinya bahwa unit unit terdepan dalam proses pendidikan seperti sekolah, perguruan tinggi benar benar mampu memainkan peran pentingnya sebagai garda terdepan dalam mewujudkan dan mencetak sumber daya manusia bermutu melalui proses pendidikan yang bermutu pula.
Peran Guru dalam merdeka belajar
Ketika kita Membincang dan menelaah lebih dalam tentang kemerdekaan belajar, maja sejatinya manusia sejak lahir sudah memiliki empat hal fitrah dalam belajar, yakni ; memiliki rasa ingin tahu yang tinggi( intellectual curiosity), memiliki daya imajinasi kreativitas yang tinggi( creative imagination); memiliki kemampuan berpikir suatu pengetahuan(art of discovery and invention); memikiki akhlak mulia( noble attitude). Empat hal ini tentu relevan dengan konsep merdeka belajar, dimana fitrah manusia yang sejak lahir ini bisa dikatakan merupakan potensi luar biasa yang harus digali dan dikembangkan secara optimal, dan salah satu sarananya adalah bisa dengan konsep merdeka belajar tersebut. Merdeka belajar sejatinya bukanlah sesuatu yang baru dalam dunia pendidikan, sudah lama kondisi itu dilakoni oleh para pendidik kita disekolah hanya saja belum diformalkan seperti yang ada dalam konsep menteri Nadiem tersebut.
Sistem pendidikan yang baik sejatinya mampu memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk menggali kemampuan dan potensi diri. Dengan model seperti ini maka setiap peserta didik untuk belajar menciptakan suasana kelas yang baru dimana mereka mampu mengembangkan pemikiran, pertanyaan dan imajinasi mereka. Setiap guru dituntut untuk menciptakan suasana pembelajaran yang nyaman dan merdeka bagi peserta didiknya, sehingga murid dapat berdiskusi dengan guru untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuannya.
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam pembelajaran, sebagai tenaga profesional, maka guru harus mampu menyelenggarakan pembelajaran yang bermutu yang dapat menghasilkan generasi yang terdidik, generasi yang mampu bersaing secara global dan memiliki moral yang baik, guru harus mampu merubah paradigma lama dengan mengikuti kebijakan kebijakan ke kekinian sebab dengan begitu maka peran dan tanggung jawab guru dalam merespon kondisi global menjadi nyata. Guru juga di tuntut untuk selalu men Upgrade dirinya untuk mengembangkan kompetensi pedagogisnya sehingga memiliki kemampuan membimbing dan mengarahkan peserta didiknya dalam proses pembelajaran.
Momentum Hari Guru tahun 2023 ini tentu menjadi penting dan strategis dalam melakukan evaluasi dan koreksi secara holistik, dimana dampak pandemi covid 19 benar benar nyaris meruntuhkan sistem pendidikan kita. Model pembelajaran daring menjadi masalah serius di tengah makin terbatasnya infrastruktur pendukung dan kemampuan sumber daya pendidik yang terbatas. Meskipun demikian semangat para guru tetap membara dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai garda terdepan dalam mencerdaskan generasi bangsa.
Peran guru dalam merdeka belajar tentu bukanlah tugas yang ringan, guru di tuntut memiliki kemampuan yang mandiri dan merdeka dalam mengembangkan kompetensinya terutama dalam mengikuti perkembangan teknologi yang semakin berkembang. Guru adalah simbol inspirasi, sebagai sosok atau model yang selalu diteladani oleh siswanya dan masyarakat. Karena besarnya peran dan tanggung jawabnya maka tidaklah mengherankan jika ada ungkapan bahwa guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Banyak orang hebat lahir dari tangan para guru, banyak orang sukses dari segala bidang berkat jasa para guru dan tidak sedikit negara di muka bumi ini menjadi maju karena berkat para guru. Gurulah menjadi salah satu tumpuan harapan dalam mencetak generasi masa depan bangsa yang berkualitas, kepada gurulah kita ucapkan terima kasih dan penghormatan yang tinggi dan kepada guru pulalah kita belajar menghargai sesama, menghargai alam dan menghargai kehidupan.(*)
