MAKASSAR.DAULATRAKYAT.ID.Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Sulsel menggelar seminar Sulsel Talk yang membahas potensi ekspor dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
Ekspor merupakan salah satu faktor penting yang turut mendorong perekonomian daerah.
Pada triwulan II 2024, ekspor luar negeri Sulsel masih mengalami kontraksi sebesar -10,73X (yoy), meskipun meningkat dibandingkan triwulan I 2024 yang mencatatkan kontraksi lebih dalam sebesar – 25,104 (yoy).
Tren kontraksi ekspor luar negeri ini terutama disebabkan turunnya permintaan komoditas nikel, di tengah penurunan harga di pasar global karena kondisi over supply sehingga menghambat kinerja ekspor nikel Sulsel ke negara mitra dagang (Jepang dan Tiongkok).
Selain itu, gejolak geopolitik yang semakin meningkat turut menghambat ekspor Sulsel untuk tumbuh lebih tinggi.
Melihat fenomena tersebut, BI Sulsel berinisiatif menyelenggarakan seminar Sulsel Talk yang diselenggarakan pada tanggal 15 Agustus 2024 bertempat di Kantor Perwakilan BI Provinsi Sulawesi Selatan dengan mengangkat tema “Strategi Penguatan Ekspor Produk Sulawesi Selatan di Tengah Gejolak Ekonomi Global”.
Seminar ini menghadirkan tiga orang narasumber yaitu Rizki Ernadi Wimanda, Kepala Perwakilan BI Provinsi Sulsel, dengan paparan mengenai perkembangan terkini ekonomi global, nasional, dan Sulawesi Selatan.
Ada Josua Pardede, Kepala Ekonom PT. Bank Permata Tbk, dengan paparan mengenai Strategi Penguatan Ekspor Sulawesi di Tengah Gejolak Ekonomi Global:
Serta Arief R. Pabettingi, Ketua Umum Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) DPD Sulselbar.
Berdasarkan paparan narasumber, Sulsel masih memiliki peluang untuk dapat meningkatkan kinerja ekspor dalam mendorong perekonomian Daerah.
Rizki menjelaskan bahwa saat ini kinerja ekspor Sulsel masih relatif terbatas karena pemulihan perekonomian global masih belum optimal karena tingginya penularan dan dampak dari konflik geopolitik.
Namun pemberian insentif daerah berbasis ekspor dapat menjadi salah satu opsi solusi. Sejalan dengan hal tersebut, Arief juga menjelaskan bahwa pemberian subsidi dan premi ekspor juga merupakan langkah yang dapat dilakukan untuk mendorong kinerja ekspor Sulsel ke depan.
Sementara itu, Josua memaparkan bahwa upaya hilirisasi rumput laut dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan nilai tambah produk ekspor Sulsel.
Komoditi rumput laut juga merupakan unggulan Sulsel. Namun demikian, saat ini porsi rumput laut yang diekspor masih didominasi oleh bahan mentah (bukan produk hasil olahan).
Josua menambahkan bahwa hilirisasi dan pendalaman ekspor tersebut membutuhkan peningkatan kapasitas produksi rumput laut sebagai bahan baku. Pemberian insentif bagi para pelaku usaha, termasuk distribusi bibit rumput laut yang berkualitas dan manajemen inventaris dapat membantu meningkatkan produksi sekaligus menjaga rahang harga rumput laut.
Sulsel Talk triwulan II 2024 berupaya memberikan solusi konkrit terhadap masalah dan tantangan perekonomian Sulsel. Sebanyak 213 peserta yang hadir dari unsur pemerintah, akademisi, pelaku usaha, Forkopimda, media, secara antusias menyimak dan berdiskusi pada sesi tanya jawab hingga kegiatan selesai