Jika anda ingin menikmati suasana yogyakarta, apalagi di malam hari. Tak perlu jauh – jauh ke kota pelajar itu. Menikmati suasana santai dan eksotik pada malam di sepanjang pantai Majene memberi daya tarik tersendiri. Boleh dibilang Malioboronya Sulbar. Hehe..
Apalagi jelang Festival Kota Tua Majene, satu even wisata yang bakal menggelayut dalam ruang – ruang hingar binar wajah kota yang kini mulai berbenah.
Kota Tua Majene ini, telah disematkan jejak sejarah peninggalan kolonial. Wajah itu terpatri dalam bangunan – bangunan berarsitek gaya eropa. Penanda itu dimulainya destinasi wisata yang pelan tapi pasti dalam mewujudkan wajah Kota Majene sebagai kota wisata dan kota pendidikan. Sama persis, saat kota pelajar yogya mulai menggencarkan promosi wisata.
Tak tanggung – tanggung, satu Tema festval Kota Tua yang cukup menarik ” Jaga dan Lestarikan Warisannya”. Lantas, siapa lagi yang akan menjaga warisan budaya kalau bukan kita semua?
Dalam bincang – bincang lepas dengan Kadis Pariwisata Provinsi Sulbar Farid Wajdi begitu bersemangat dalam mewujudkan Kota Tua Majene sebagai kota wisata dan pendidikan.
Tentu gagasan sang Kadis butuh dukungan semua pihak. Ini dapat dilihat, pada ajang Festival tahun ini, pihaknya telah berkolaborasi Pemerintah Daerah Kabupate Majene Disparbud Andi Beda, serta dukungan dari Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif melalui Kharisma Even Nusantara, Even Nasional
Serambi Eropa di mandar, ads bangunan gedung bikinan belanda, widya wisata untuk kebudayaan mandar dan Sulawesi Barat, seluruh pelajar SMU dan SMP, SD se- Sulbar, serta partisipasi warga majene sebagai tuan rumah mengikuti sapta pesona.
Untuk mewujudkan impian itu, dibutuhkan dukungan dari Pemerintah Daerah, khususnya regulasi dalam menjaga dan melestarikan bangunannya.
Festival Kota Tua Majene dijadwalkan akan digelar pada awal agustus 2021 di Kota Majene. Tentu dengan prokes yang ketat. Mengingat pandemi covid19 belum juga meredah.
Inilah cita – cita besar dan harapan. Deretan warisan budaya di Tanah Mandar tak cukup dengan slogan dan retorika yang indah ditelinga. Warisan budaya itu perlu dijaga dan dilestarikan sebagai kekayaan budaya.
Aku Menjagamu
Izinkan aku menjagamu
disetiap nafas dan denyut jantung kotamu
kuberdiri disini
menatap wajahmu
dalam goresan pelangi
kulihat setangkai bunga melati
lama tertanam di hatimu
kudengar suara merdu dari mulut – mulut kecapi mandar
mengerling purnama yang malu -malu
kucicipi lezatnya menu tradisonal mandar
jepa, katon , bau piapi dan
penca lawar
Musisi tradisional mandar mulai beraksi jejaki malam
menembus rindu
Syair mandar itu menggetarkan jiwa
seperti mantra – mantra dalam kidung cinta Hadara dan Ca bulung
Ditanah ini, mandar
kota tua, kota seribu warisan leluhur
tak lekam oleh waktu
Oleh : Salim Majid ( Pemred daulatrakyat.id)






























