Oleh : Muslimin.M
Indonesia Mendukung IKN begitulah kira kira tema yang menjadi penyambutan para pelaut ulang Tanah Mandar pada kegiatan festival sandeq tahun 2022 ini dimana ada 34 perahu sandeq yang berlayar dari Sulawesi Barat menuju Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara tengah berjuang untuk tiba di Pantai Manggar Kota Balikpapan. Dengan dimulainya festival tersebut, puluhan perahu sandeq adu kecepatan dari Pantai Silopo, Polewali Mandar, Sulawesi Barat (Sulbar) menuju Pantai Manggar, Kalimantan Timur.
Sandeq merupakan perahu tradisional Mandar, Puluhan peserta adu kecepatan mengarungi Selat Makassar hingga tiba di Pulau Kalimantan pada 9 September 2022 mendatang. Etape pertama dimulai dari Silopo, Polewali Mandar menuju Banggae, Majene.
Acara pelepasan Passandeq dimulai dengan ritual Mapparondong Lopi dan meniup keong. Ritual itu sebagai simbol memanggil angin dan mencari keberkahan serta keselamatan saat mengarungi lautan dari Sang Pencipta. Menurut Akmal Malik ( pj.gubernur sulbar) Festival Sandeq merupakan kegiatan penting bagi masyarakat Sulbar. Pasalnya, kegiatan ini menjadi sebuah ikhtiar untuk melestarikan perahu Sandeq yang merupakan salah satu mahakarya maritim Indonesia. Para passandeq yang terlibat dalam lomba ini menjadi pelaku dalam pelestarian kekayaan maritim. “Atas nama pemerintah dan seluruh masyarakat Sulbar mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada passandeq untuk selalu melestarikan mahakarya maritim Indonesia, Untuk 7 Sandeq itu, kita nilai perahu mana yang paling bisa menonjolkan kekunoannya (tradisional). Makanya banyak perlengkapan dan peralatan jadul yang dibawa para Passandeq.(Kompas.com,31/22).
Rangkaian prosesi festival sandeq diatas seperti membawa suasana kebatinan kita kepada suasana tempo dulu dan seolah olah memberi informasi kepada kita bahwa dimana nenek moyang orang mandar dulu begitu taatnya dan patuhnya pada tradisi dengan sandaran keyakinan yang kuat sebelum memulai pelayaran atau melaut. Artinya bahwa festival sandeq ini jangan hanya dilihat dari sisi budayanya sebagai salah satu ke arifan lokal yang harus dilestarikan, tetapi harus juga dilihat “ nilai” yang terkandung dalam prosesinya yang sarat dengan hikmah dan petunjuk.
Festival sandeq yang dilaksanakan setiap tahun oleh pemerintah provinsi sulawesi barat selalu menuai pro kontra ditengah tengah publik sulawesi barat, bukan karena tidak setuju dengan kegiatan budayanya tetapi pada sumber pendanaannya, salah satu alasan klasiknya adalah dapat membebani anggaran daerah (apbd) padahal sejatinya ini adalah hajatan rakyat sulbar dalam konteks melestarikan budaya dan kearifan lokal dan sekaligus sebagai ajang promosi daerah terutama promosi wisata. Festival sandeq sudah seharusnya menjadi agenda rutin yang harus terus dilaksanakan dan digaungkan oleh masyarakat sulbar sebab peninggalan nenek moyang orang mandar ini sarat nilai dan memiliki keunikan tersendiri yang tidak dimiliki oleh daerah lain salah satunya nilai keberanian dalam mengarungi lautan luas, dan patutlah kita berbangga dengan peninggalan leluhur ini sebab dengan festival sandeq kita dapat lebih dekat memahami betapa nenek moyang orang mandar dulu kesehariannya tidak bisa dipisahkan dengan laut dan perahu sandeq.
Mengapa di Festivalkan
Festival merupakan sarana komunikasi yang penting untuk membangun, memberdayakan, dan pengakuan suatu identitas budaya. Karenanya, sebagai sebuah sarana komunikasi, maka sudah selayaknya sebuah event festival direncanakan melalui proses perencanaan strategis komunikasi agar dapat berjalan dengan efektif (Adrienne L. Kaeppler dalam Falassi. 1987: 23). Komunikasi merupakan sarana untuk mensosialisasikan nilai-nilai budaya kepada masyarakatnya. Komunikasi dapat menjadi sarana transmisi budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Komunikasi menciptakan, atau membuat segala kebimbangan menjadi lebih pasti, dan bagaimanapun juga ‘budaya’ suatu kelompok dalam masyarakat menjadi ada dan terus ada karena mereka memiliki sejarah dan tradisi yang panjang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi lainnya.
Namun, aktualisasi budaya lokal dalam kehidupan bermasyarakat pada kenyataannya masih belum berjalan baik. Nilai budaya yang bersumber pada kearifan lokal dan kebudayaan suku bangsa dengan masuknya unsur-unsur budaya yang merugikan yang diserap tanpa filter budaya, menyebabkan masyarakat cenderung tidak lagi menggunakan nilai-nilai budaya tersebut dalam kehidupan, sehingga tidak ada lagi pilihan selain terjun ke dalam kancah pergaulan bangsa dan interaksi kebudayaan lintas bangsa.
Daerah-daerah yang sedang berkembang biasanya menggunakan festival untuk tujuan tersebut. Karakteristik setiap festival adalah unik, dan karenanya tak ada satu model standar yang dapat digunakan untuk mengelola semua jenis festival. Festival memiliki tujuan yang berbeda-beda, ada yang bertujuan untuk hiburan dan edukasi, ada yang bertujuan untuk menyatukan berbagai komunitas di dalam masyarakat, ada pula yang bertujuan untuk promosi usaha. Apapun alasan yang ada di balik suatu festival budaya, di sana pasti ada pendukung, peserta, dan pengunjung yang memiliki harapan yang berbeda pada setiap festival, dan hal ini juga mempengaruhi proses pengelolaan yang unik bagi setiap festival budaya. Model pengelolaan masing-masing festival haruslah memperhatikan keunikan dari setiap tradisi yang diangkat.
Festival Sandeq sebagai salah satu sarana dalam melestarikan dan menjaga budaya kearifan lokal suku mandar tentu sangatlah strategis, selain sebagai sarana memperkenalkan dunia luar tentang sandeq dengan segala keunikan dan keberanian para pelaut ulung mandar dalam menyebrangi lautan.
Sandeq adalah perahu bercadik warisan Austronesia yang sampai kini banyak digunakan oleh masyarakat mandar Sulbar. Warga setempat menyebutnya Sandeq yang berarti tajam atau runcing. Sandeq merupakan salah satu perahu layar tercepat di dunia. Mampu melaju dengan kecepatan 20-30 knot atau setara dengan 50 kilometer (km) per jam.. Pada masa lampau, perahu Sandeq digunakan untuk berdagang sampai ke Selat Malaka, Laut Sukuh, Papua, Jawa, serta menangkap ikan di laut lepas.
Pelestarian budaya sandeq sebagai suatu entitas budaya dan kearifan lokal suku mandar adalah upaya untuk mempertahankan nilai-nilai budaya, nilai tradisional dengan mengembangkan perwujudan yang bersifat dinamis, luwes dan selektif, serta menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang selalu berubah dan berkembang. Salah satu tujuan diadakannya pelestarian budaya ini adalah juga untuk melakukan revitalisasi budaya sebab sandeq merupakan peninggalan leluhur orang mandar yang tidak ada di tempat lain yang tentu saja memiliki keunikan tersendiri sebagai pembeda dengan budaya lain.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka festival sandeq sebagai salah satu sarana komunikasi penting yang dapat digunakan sebagai media pelestarian budaya. Sebagai sebuah peristiwa budaya, festival sandeq memiliki warna-warni ragam dan intensitas dramatis dari berbagai aspek dinamika, seperti misalnya estetika yang dikandungnya, nilai keberanian dalam mengarungi lautan luas dan berbagai tanda dan makna yang melekat, dan targetnya adalah bagaimana festival sandeq ini dapat memiliki daya tarik nostalgia masa silam yang bisa dikemas dalam paket paket wisata terutama wisata bahari sebagai salah satu ciri dan keunikan masyarakat mandar.
Salah satu hal menarik dari festival sandeq ini adalah cerita cerita para passandeq( awak sandeq) yang sempat saya temui di pantai manggar ketika beberapa saat mereka tiba di manggar yaitu tentang betapa senang dan bahagianya mereka dapat ikut andil dalam kegiatan ini, bahkan mereka bercerita bahwa sepanjang sejarah pelaksanaan sandeq race baru kali ini festival sandeq benar benar meriah dan menantang termasuk hadiah yang didapatkan cukup melegakan. Sepintas tentu ini bukan menjadi tujuan utama dari festival sandeq ini, tetapi lebih jauh dari itu yaitu bagaimana kita dapat memberi andil menjadi bagian penting dari kegiatan ini apapun profesi dan latar belakang kita.
Festival sandeq dan expo kerajinan khas sulbar yang dilaksanakan di balikpapan tentu kita sepakat bahwa tidak dilakukan secara tiba tiba dan sembrono, sebab faktanya ratusan orang mulai dari masyarakat biasa sampai para pelajar ikut berpartisipasi dalam hajatan budaya ini, bahkan bukan hanya gubernur dan jajarannya yang terlibat langsung tetapi juga para bupati dan jajarannya di enam kabupaten. Ini artinya bahwa festival sandeq tahun 2022 ini menjadi kegiatan penting bagi pemerintah dan masyarakat sulawesi barat dalam rangka melestarikan budaya kearifan lokal mandar dan sekaligus mempromosikan sulawesi barat sebagai daerah yang layak dikunjungi. Tetapi disisi yang lain patut juga kita bertanya seberapa besar pengaruh dan dampak ekonominya terhadap masyarakat Sulbar selama kegiatan ini berlangsung ?, pertanyaan ini tentu penting diurai oleh pihak pihak yang berkepentingan sebab embrio pro-kontra selama ini muncul dari pertanyaan ini, apalagi balikpapan sebagai tempat puncaknya kegiatan itu berlangsung.
Terhadap Pariwisata
Pariwisata merupakan sektor unggulan yang terus dikembangkan dan dijadikan gagasan utama sebagai salah satu arah pembangunan Nasional yang terus didorong pengembangannya, tak terkecuali provinsi sulawesi barat. Dalam rangka mengembangkan berbagai potensi pariwisata di sulawesi barat, maka dengan festival sandeq ini menjadi strategis bagi Pemerintah daerah untuk mengembangkannya dimana festival sandeq ini bisa menjadi sarana dan media dalam mempromosikan potensi sektor pariwisata ini terutama wisata bahari atau maritim, hal ini tentu beralasan sebab sulawesi barat merupakan daerah yang memiliki garis pantai dan obyek wisata pantai yang cukup menjanjikan.
Selain sektor wisata bahari tentu bisa juga dikembangkan sektor wisata lainnya seperti desa wisata dimana wilayah pedesaaan ada yang memiliki keunikan, potensi, dan daya tarik yang khas (baik berupa daya tarik alam, keseharian masyarakat, kerajinan, kuliner, budaya dan lain-lain). Sulawesi barat juga merupakan sentra pertanian dan perkebunan yang cukup besar dan tentu hal ini bisa juga dikembangkan menjadi wisata berbasis pertanian dan ini sudah banyak contoh contoh di daerah lain. Artinya bahwa festival sandeq ini bisa menjadi pintu masuk dalam mengembangkan sektor wisata lainnya sebab promosi yang diusung festival sandeq ini bukan hanya bertumpu pada sektor wisata maritimnya tetapi juga pada sektor yang lain.
Festival sandeq yang baru saja dilaksanakan seyogyanya tidak sekedar menjadi acara seremonial belaka yang dipertunjukkan setiap tahunnya, tetapi sungguh sungguh dapat menjadi salah satu kegiatan yang berdampak perbaikan ekonomi daerah, ekonomi masyarakat, setidaknya dapat mendorong tumbuhnya sektor pariwisata di sulawesi barat sehingga masyarakat dapat menerima multiplayer efeknya seperti ketersediaan lapangan pekerjaan dan peningkatan pendapatan masyarakat secara umum. Tentu bukan hanya itu pemerintah daerah pun akan mendapatkan hal yang sama seperti peningkatan pendapatan dari sektor pajak dan retribusi daerah sehingga ujungnya pendapatan asli(PAD) dapat meningkat pula.
Bahwa kemudian festival sandeq ini belum memberikan dampak ekonomi terutama pada sektor pariwisata dalam jangka panjang di sulawesi barat, tentu saja bisa di pahami sebab kondisinya belum cukup memadai sebagai sebuah destinasi wisata yang dapat menarik wisatawan luar daerah mau berkunjung atau berwisata ke sulbar. Ini tentu menjadi tugas dan pekerjaan rumah bagi pemerintah daerah dalam membenahi atau membangun sektor sektor wisata unggulan sebab akan menjadi ironi jika festival sandeq yang dilaksanakan setiap tahun tetapi justru pariwisatanya tidak memberikan dampak positif, artinya festival sandeq sebagai salah satu ajang promosi wisata menjadi sia sia dari aspek pariwisata dan ekonomi.
Tetapi dapatlah kita banyak mengambil pengalaman dan pelajaran yang cukup penting dari festival sandeq ini terutama pada aspek pariwisatanya. Balikpapan sebagai kota yang menjadi tujuan akhir dari festival ini( di pantai manggar) tentu merasakan dampak positif secara langsung dari kegiatan ini, kunjungan wisatawan di pantai manggar terasa ada peningkatan yang cukup tinggi, setidaknya saya merasakan dan melihat selama dua hari berturut turut. Artinya dari sisi ekonomi pariwisata tentu cukup menguntungkan sebab berkunjung ke pantai manggar itu tidak gratis( berbayar ) dan ini legal karena dipayungi oleh regulasi pemerintah setempat. Tetapi apapun itu bahwa festival sandeq telah memberi banyak manfaat positif bagi orang banyak tidak hanya masyarakat sulbar secara umum, pemerintah daerah sulbar tetapi juga masyarakat balikpapan dan termasuk pemerintah kota balikpapan.
Dari konteks pengalaman di atas menjadi momentum penting bagi pemerintah provinsi sulawesi barat bahwa kegiatan festival sandeq ini mesti terus digalakkan dengan orientasi bukan hanya pelestarian budaya mandar tetapi lebih dari itu yaitu membangun ekonomi rakyat melalui sektor pariwisata.(*)