MAKASSAR.DAULATRAKYAT.ID.Di tengah jadwal kampanye sebagai calon wakil gubernur (cawagub) Sulawesi Selatan (Sulsel) nomor urut 2, Fatmawati Rusdi meluangkan waktu untuk berdialog langsung dengan perwakilan organisasi pemuda, mahasiswa, dan komunitas dari 24 kabupaten/kota di Sulsel. Pertemuan ini berlangsung di Black Canyon Coffee, Jalan Hertasning, Makassar, Senin (18/11/2024).
Dalam suasana sederhana namun sarat gagasan, dialog bertema “Nawa-nawa Berpikir, Inklusif, dan Progresif” dengan subtema “Model Kepemimpinan Pluralisme dan Multikultural” ini melibatkan generasi milenial dan Gen Z.
Perwakilan organisasi yang hadir meliputi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI), Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), serta organisasi lainnya.
Ketua Kompartemen Organisasi HIPMI PT Sulsel, Muhammad Faidhul Barkah, memberikan apresiasi tinggi kepada Fatmawati yang bersedia berdialog dengan aktivis. Hal ini, kata dia, menjadi bukti keberpihakan kepada kalangan pemuda.
“Inilah gambaran calon pemimpin yang mau mendengarkan. Apalagi hari ini kita bicara pluralisme yang menjadi salah satu hal yang dimiliki Sulawesi Selatan. Ini juga menjadi bukti jika pasangan Andalan Hati itu sangat toleran,” kata ahasiswa Pascasarjana Universitas Hasanuddin (Unhas) ini.
Ketua KAMMI Makassar, Muh Imran, juga menyatakan kekagumannya terhadap model kepemimpinan Fatmawati maupun Andi Sudirman. Keduanya, kata dia, sudah membuktikannya dengan karya nyata saat mendapat amanah menjadi pejabat publik.
“Sejauh yang saya amati kerja-kerja dan inovasi yang diberikan Andalan Hati memang menyentuh masyarakat,” ungkapnya.
Sementara itu, Fatmawati yang juga anggota Dewan Pertimbangan DPP Partai NasDem dalam dialog ini menekankan pentingnya menjaga nilai-nilai budaya leluhur Sulsel, seperti sipakainge, sipakatau, dan sipakalebbi sebagai fondasi kerukunan masyarakat. Dia mengajak para pemuda untuk menjadi garda terdepan dalam memastikan nilai-nilai ini terus terjaga.
Berbagai aspirasi disampaikan peserta, termasuk isu penguatan pluralisme, penanganan anak putus sekolah, hingga konflik agraria masyarakat adat. Fatmawati menanggapi dengan memaparkan program-program strategis pasangan Andalan Hati, yang menurutnya membutuhkan kolaborasi lintas pihak, termasuk dari generasi muda.
“Karena kita semua hadir untuk membangun Sulsel yang maju dan berkarakter. Salah satu prinsip yaitu taro ada taro gau. Saya dan Pak Sudirman tidak suka banyak bicara, kita hanya kerja yang nyata,” terang mantan wakil wali kota Makassar ini.