Oleh : Muslimin.M
Memasuki era disrupsi teknologi kita perlu mengambil pandangan lebih luas dengan menarik situasi pendidikan kita ke dalam konteks evolusi kebudayaan masyarakat pasca modern. Mengutip pandangan sejarawan Toynbee, bahwa melangkah ke suatu fase peradaban, kita memang harus bersiap melewati suatu transisi dari kondisi statis ke aktivitas dinamis, pola dasar dalam terjadinya peradaban itu adalah hasil pola interaksi yang disebutnya dengan “tanggapan dan tantangan”. Tantangan dari lingkungan alam dan sosial-lah yang akan memancing tanggapan kreatif dalam suatu masyarakat, atau kelompok sosial, yang mendorong masyarakat kita memasuki proses peradaban baru sebagai langkah lanjut dari perubahan sosial.
Era disrupsi ditandai dengan perkembangan digital yang begitu pesat menuntut para penggiat pendidikan untuk lebih kreatif dan menghadirkan cara dan paradigma baru. Pada era disrupsi ini banyak perubahan yang begitu cepat terjadi, yang paling menonjol lebih dominannya akses media sosial ataupun teknologi informasi. Disruption menggantikan “pasar lama” industri dan teknologi untuk menghasilkan kebaruan yang lebih efisien dan menyeluruh. Ia bersifat destruktif dan creative.
Era Disrupsi adalah era di mana perubahan-perubahan yang terjadi disebabkan karena adanya disrupsi sehingga mengubah sistem dan tatanan kehidupan masyarakat secara luas. Ada beberapa contoh disrupsi digital dan teknologi yang dapat dengan mudah kita temukan dan sekaligus membawa kita menuju era baru: Perubahan tren moda transportasi menjadi online, Perubahan tren cara pembayaran menjadi digital, Terdapatnya fitur tarik tunai di segala tempat, Transaksi jual beli yang bisa terjadi dimana saja tanpa batasan ruang.
Akan tetapi disrupsi di dunia industri ini juga bisa menjadi pisau bermata dua. Di satu sisi hal ini bisa menggairahkan dan menciptakan peluang baru, namun di sisi lain bisa juga menjadi ancaman yang mengubah alur kompetisi yang sudah ada. Secara praktis Disrupsi adalah perubahan berbagai sektor akibat digitalisasi dan “internet of thing” (IoT) atau “Internet untuk Segala Hal”. Contoh disrupsi adalah media cetak menjadi media online atau situs berita, ojek pangkalan menjadi ojek online (ojol), pasar menjadi marketplace atau toko online (e-commerce), belajar tatap muka menjadi pembelajaran online dan digitalisasinya lainnya.
Mengutip apa yang disampaikan Prof Nizam, Pandemi Covid-19 telah memberikan gambaran atas kelangsungan dunia pendidikan di masa depan melalui bantuan teknologi. Namun, teknologi tetap tidak dapat menggantikan peran guru, dosen, dan interaksi belajar antara pelajar dan pengajar sebab edukasi bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan tetapi juga tentang nilai, kerja sama, serta kompetensi. Situasi pandemi kemarin menjadi tantangan tersendiri bagi kreativitas setiap individu dalam menggunakan teknologi untuk mengembangkan dunia pendidikan. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim pun telah mengakui bahwa disrupsi teknologi ikut mempengaruhi dunia pendidikan. “Namun, tidak ada pilihan selain beradaptasi dan berinovasi. Dapat menjadikan disrupsi sebagai solusi
Disrupsi Pendidikan adalah keniscayaan
Revolusi industri atau perkembangan teknologi merupakan suatu ilmu yang perkembangannya sangat cepat terjadi yang disebutkan disrupsi teknologi. Perkembangan yang terjadi sangatlah berperan aktif dan memberikan pengaruh dalam segala bidang kehidupan manusia, baik pengaruh positif maupun negative. Salah satunya adalah dalam bidang pendidikan yang mempengaruhi proses pendidikan yang sedang berlangsung,sehingga tidak jarang jika banyak para pengajar mengalami kesulitan dalam proses pembelajarannya dikarenakan perkembangan teknologi yang begitu cepat, dimana membuat para guru mengalami kesulitan untuk mengikuti perkembangan teknologi yang terjadi, dan tidak hanya para pengajar saja, melainkan para murid juga mengalami kesulitan yang sama.
Disrupsi adalah sebuah inovasi atau ancaman yang akan menggantikan seluruh sistem lama dengan cara atau sistem yang baru. Disrupsi menggantikan teknologi lama yang serba fisik dengan teknologi digital yang menghasilkan sesuatu yang benar-benar baru dan lebih efisien serta lebih bermanfaat (Kasali, 2017). Dengan beralihnya sistem kearah penggunaan teknologi yang canggih, banyak jasa yang kemudian merasa terancam dengan posisinya yang kemungkinan besar dapat digantikan oleh teknologi, terutama jika tidak mengembangkan inovasi dan kompetensinya masing-masing. Besarnya pengaruh teknologi di era disrupsi saat ini turut mempengaruhi dunia Pendidikan. Dunia telah menyaksikan digitalisasi Pendidikan yang cepat dalam dekade terakhir (Wycliff Edwin Tusiime, 2007). Secara khusus, ada minat yang tumbuh dalam integrasi teknologi digital dalam bidang pendidikan ilmu pengetahuan sedikit banyak bergeser menjauh darinya.
Di masa mendatang peran dan kehadiran guru di ruang kelas akan semakin menantang dan membutuhkan kreativitas yang sangat tinggi. Menurut Tapscott (1997), perkembangan teknologi internet dan kemajuan teknologi digital berpengaruh terhadap dunia pendidikan guru dan tenaga pendidikan, terutama bagaimana kompetensi guru harus diorientasikan terhadap perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Seorang guru harus melek teknologi agar mampu mengajarkan kepada siswa bagaimana cara literasi media dengan benar, yaitu literasi media yang tidak hanya dipahami dengan kemampuan untuk mengoperasikan komputer tetapi literasi media yang juga diarahkan pada pengokohan nilai moral.
Era disrupsi teknologi yang semakin maju sekarang ini memengaruhi berbagai bidang kehidupan, terutama dunia pendidikan. Semua pihak yang terlibat, termasuk guru dan murid, diharapkan mampu mengikuti perkembangan zaman. Mereka dihadapkan pada masa yang membutuhkan pemikiran tingkat tinggi, analitis, di luar dari rutinitas, dan tidak manual yang hanya mengikuti kebiasaan yang ada selama ini. pendidikan zaman sekarang sangatlah dipengaruhi oleh perkembangan teknologi atau disrupsi teknologi. Sehingga mau tidak mau para pengajar dan murid harus menyesuaikan setiap pembelajarannya dengan perkembangan teknologi yang terjadi, meskipun terdapat berbagai tantangan dalam bidang pendidikan yang disebabkan oleh perkembangan teknologi para pengajar maupun murid harus memiliki sikap yang positif terhadapnya sehingga tantangan tersebut dapat diatasi dengan benar.
Perkembangan teknologi atau yang disebut dengan disrupsi teknologi ini terjadi pada abad 21 yang di dorong dengan suatu perubahan yang drastis dari masyarakat industri menjadi industri teknologi dan informasi. Setidaknya ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk menghadapi era disrupsi digital dan teknologi ini, yaitu:pertama; Meningkatkan Kualitas dan Kapabilitas SDM, kedua; Melakukan Transformasi ke Arah Digital, ketiga; Berinovasi Memanfaatkan Teknologi Terkini Dalam dunia pendidikan disruption harus dihadapi. Pendidik harus melek dengan teknologi. Kelas akan menjadi rombongan belajar yang terhimpun dalam “grup-grup” Whatsapp. Pendidik dengan mudah menyampaikan materi melalui media tersebut. Bisa juga dengan kelas online melalui teleconference seperti Zoom Meeting, Google meet, dan lain sebagainya sehingga Jarak bukan menjadi masalah.
Ketidakseimbangan lembaga pendidikan kita menghadapi situasi pandemi di era disrupsi, harus dibarengi dengan tanggapan-tanggapan terhadap tantangan ini guna membangkitkan momentum pendidikan kita. Hal ini akan membawa kita keluar dari kondisi krisis memasuki suatu “keseimbangan baru yang tampil sebagai tantangan baru”, meminjam istilah Fritjopf Capra, penulis buku titik balik peradaban. Bahwa kita harus siap menghadapi suatu “disequilibrium” yang memang menuntut kita melakukan penyesuaian-penyesuaian kreatif baru.
Kita tidak cukup hanya berdamai dengan keadaan saat ini tetapi perlu melakukan terobosan-terobosan menghadapi perubahan yang dramatis dan penuh resiko tersebut. Pijakan kita adalah menggerakkan roda sejarah dunia pendidikan yang di dalamnya ada visi baru tentang realitas, seperti yang pernah diungkapkan Capra, bahwa kita butuh sebuah visi yang memungkinkan munculnya daya yang mampu mentransmisikan dunia kita ke dalam sebuah aliran yang padu, menjadi gerakan positif bagi perubahan sosial. Kemajuan peradaban dalam dunia pendidikan sebagai dampak adanya kemajuan teknologi informasi dan internet harus disikapi dengan bijak, jangan sampai berbagai kemudahan atas adanya teknologi mengikis salah satu tujuan pendidikan yaitu mencetak generasi yang cerdas, unggul, kompetitif serta mempunyai adab dan akhlak yang baik.
Untuk itu Pengembangan dan peningkatan kualitas sumberdaya manusia menjadi sangat relevan dengan persaingan yang begitu kompetitif maka perlu peningkatan kualitas baik teknis maupun nonteknis, Pengembangan kurikulum atau bahan ajar yang mampu memberikan dorongan bagi murid untuk lebih antusias dalam belajar bisa mengunakan pembelajaran berwawasan global dan pendekatan teknologi, Meningkatkan sarana dan prasarana berbasis teknologi digital, Meningkatkan imun spiritualitas agar terbentuknya akhlak atau karakter yang kuat. Disrupsi dalam pendidikan adalah keniscayaan, kita tidak akan mampu menghindarinya apalagi menolaknya, yang harus kita lakukan adalah bagaimana kita mampu dan bisa beradaptasi dengannya.(*)