Luwu Utara-daulatrakyat.id-Muh Al’Adiatul Laksman alias Rado (14), santri Kelas 2 MTs Alfalah, Kecamatan Bone-Bone, diduga dianiaya oknum polisi inisial Id di kamar pondoknya.
Menurut pengakuan Rado, kejadian tersebut pada tanggal 19 Agustus 2020 lalu. Saat itu ia bersama 6 temannya di dalam kamar pondoknya. Mereka bercerita tentang setan.
“Malam itu ada dua anak baru masuk di kamarku. Mereka cerita tentang setan-setan di pondok, langsung kuceritakanmi baru masuk itu anaknya Pak Id. Namanya Fb. Beberapa saat kemudian saya pun pergi tidur. Temanku cerita akhirnya saya bangun dan saya melihat Fb menangismi,” cerita Rado di depan ibunya saat di temui di rumahnya, Selasa (09/09).
Lanjut Rado, sesudah itu mamanya datang ke pondok untuk melapor kejadian tersebut, lalu FB melapormi di mamanya nabilang garek kupukul, na dengar itu temannya, natanyaka mukupul katanya? Saya bilang ndak, baru itu mamanya melapor ke bapaknya.
“Besoknya (19/08/2020) sekitar jam 8 pagi, datang bapaknya langsung napukul belakangku dua kali, baru natarekka langsung jatuhka, terpeleset kakiku na tendang kakiku baru natarikka keluar kamar,” kata Rado
Saat diklarifikasi hal ini, Id mengaku bahwa dia hanya membentak Rado
“Kubentak-bentak memang, saya tanya kau kurang ajar, kau senior, sebenarnya kau harus bina itu adekmu, janganko kasih takut-takut,” ujarnya
Ia juga mengaku bahwa dirinya tidak melakukan pemukulan kepada si Rado
“Saya juga tidak pernah pukul, sempat saya juga ditanya gurunya: Pak kita pukulka, saya jawab tidak pernah saya pukul,” katanya.
Id menuturkan, selama kejadian spesikies anaknya menurun
“Sampai sekarang spesikies anak saya menurun,” tutupnya.
Setelah mendengar kejadian tersebut Ibunda Rado Musriah, jadi trauma. Ia menyesalkan selama kejadian tersebut tidak ada penyampaian dari pihak pondok.
” Waktu itu datang bapaknya temannya Rado ceritakan kejadian tersebut saya kaget, langsung bapaknya naik jemput Rado,” kata Ibu Rado Musriah
Musriah lebih menyesalkan saat dari pihak pondok menyampaikan agar masalah ini tidak diperpanjang.
“Waktu kami sampai di pondok menjemput Rado, kami temui salah dari pihak pondok, dia sampaikan ke kami, tidak usah diperpanjang ini masalah. Apa maksudnya? Ini soal pemukulan, apalagi yang memukul aparat,” kata Musriah dengan nada kesal.
Menurut orang tua Rado atas kejadian tersebut hal ini sudah dilaporkan ke pihak berwajib
” Kami sudah laporkan ke pihak Provan Polres Luwu Utara,” tandasnya (jal/dr)