YOGYAKARTA.DAULATRAKYAT.ID. PT PLN (Persero) dalam forum _Energy Transition Working Group_ 1 (ETWG) langsung mengeksekusi wujud nyata kerja sama untuk mempercepat transisi energi bersih di Tanah Air. Sebanyak empat kerja sama strategis dengan berbagai pihak disepakati pada Kamis (24/3/2022).
Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengakui diperlukan kerja sama berbagai pihak untuk mendukung transisi energi bersih di Indonesia dan mencapai target _Net Zero Emission_ pada 2060. Dampak perubahan iklim tak hanya berdampak pada iklim tetapi juga terhadap ekonomi. Maka, pengurangan emisi untuk iklim yang lebih baik menjadi langkah penting yang perlu diusung bersama sama.
“Tantangan ke depan adalah teknologi dan pendanaan. Apa yang bisa kita lakukan untuk bersinergi secara nasional harus terus dikembangkan. Kerja sama dengan dunia internasional juga terus kita perluas agar kita bisa menjadi _leader_ dalam proses ini,” ujar Arifin.
Wakil Menteri I BUMN Pahala Masury menjelaskan langkah kerja sama strategis ini sangat penting. Kementerian BUMN sangat mendukung PLN untuk bisa membangun langkah pengurangan emisi global.
“Ini diharapkan dengan berbagai perbaikan bisnis model dan pengembangan implementasi EBT dan pengurangan emisi karbon bisa menjadi daya tarik semua pihak untuk bisa bekerja sama dengan PLN,” ujar Pahala.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan melalui kesepakatan kerja sama strategis untuk mengurangi emisi global sebagai simbol bahwa pengembangan EBT saat ini menjadi fokus utama PLN. Dalam mengembangkan EBT dan menjalankan agenda transisi energi PLN membuka peluang kerja sama dengan semua pihak.
“Ke depan pengembangan EBT dan upaya pengurangan emisi menjadi fokus semua pihak dalam mengurangi emisi global. Kerja sama ini sebagai komitmen nyata dari hasil pertemuan ETWG pertama ini,” ujar Darmawan.
Dalam kerja sama ini sebagai wujud bahwa PLN terbuka untuk _partnership._ Darmawan menjelaskan, PLN sangat mengedepankan _fairness_ dalam kerjasama ini.
Darmawan merinci empat kesepakatan kerjasama strategis ini adalah MoU Pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dengan Himpunan Bank Milik Negara atau Himbara, yang terdiri atas Bank Mandiri, BRI, BNI, dan BTN.
Kedua, PLN juga melakukan _Power Purchase Agreement_ (PPA) dua proyek yaitu pengembangan PLTS di Bali bersama Medco Power dan juga pengembangan PLTM Kukusan-2 5,4 MW di Lampung dengan Arkora Energi Baru. PLN juga melakukan _Financial Close_ PLTM Sukarame dengan kapasitas 7 MW di Lampung oleh Lampung Hydroenergy.
Kerja sama strategis ketiga juga dilakukan dalam sektor _Renewable Energy Certificate_ dari PLN ke 6 perusahaan sebesar lebih dari 500 MWh pertahun dari pembangkit EBT milik PLN. Salah satu perusahaan yang berkomitmen untuk menggunakan REC adalah PT Stargate Mineral Asia.
Perusahaan yang juga telah menandatangi Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL) sebesar 200 MVA dengan tersebut, terletak di Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Terakhir, PLN juga melakukan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Yayasan World Wide Fund (WWF) tentang asistensi teknis dalam meningkatkan kualitas standar lingkungan sosial dan proyek infrastruktur Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia.