MAKASSAR.DAULATRAKYAT.iD.Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan (Sulsel) ke depan akan sangat bergantung pada upaya peningkatan kapasitas pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta perbaikan kualitas infrastruktur dan logistik. Hal ini terungkap dalam pemaparan Bank Indonesia (BI) Sulsel terkait Prospek dan Rekomendasi Ekonomi daerah
Kepala Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan, Rizky Ernadi Wimanda, menyoroti beberapa tantangan utama yang harus diatasi untuk mendongkrak ekonomi Sulsel.
”Kami melihat potensi besar Sulsel yang perlu diakselerasi. Peningkatan produktivitas perdagangan melalui perbaikan infrastruktur dan penguatan sektor pariwisata merupakan kunci utama. Saat ini, akses jalan nasional yang masih 55% dalam kondisi baik, serta isu biaya logistik dan konektivitas yang terbatas—terutama terkait Tol Trans Sulawesi, Kereta Api Makassar-Pare, dan pengembangan pelabuhan New Port—masih menjadi tantangan serius yang perlu segera diatasi melalui peningkatan anggaran prioritas.”ujarnya
Selain itu, digitalisasi dan akses pembiayaan UMKM juga krusial. Akses pasar UMKM yang terbatas perlu didorong dengan digitalisasi UMKM.
“Kami juga merekomendasikan penanganan pembiayaan dan digitalisasi UMKM yang masih rendah agar pelaku usaha dapat bersaing lebih efektif. Sinergi antara pemerintah dan swasta untuk mewujudkan perbaikan ini akan mempercepat realisasi potensi ekonomi Sulsel secara keseluruhan.”ungkap Rizky.
Dalam paparannya, BI Sulsel juga menetapkan Investasi Prioritas Utama yang memiliki dampak paling besar (high impact) bagi ekonomi Sulsel, antara lain:
Penyediaan Listrik & Gas sebagai input fundamental.
Sektor Pariwisata, terutama input industri makanan-minuman.
Pengembangan Sektor Logistik untuk efisiensi rantai pasok.
Pembangunan Infrastruktur seperti jalan, bandara, dan pelabuhan.
Terkait upaya menjaga stabilitas harga, BI Sulsel memberikan 8 Rekomendasi Pengendalian Inflasi, yang berfokus pada keterjangkauan pasokan dan kelancaran distribusi pangan:
Pemanfaatan Program Mandiri Benih untuk menjamin pasokan dan mutu komoditas holtikultura.
Melanjutkan tata kelola persediaan pangan dengan memperkuat stok buffer dan kerjasama antar-daerah.
Memanfaatkan cold storage dan fasilitas packing mini untuk menjaga kualitas pangan.
Mendorong kerjasama antara petani dan offtaker melalui pola kontrak.
Fokus GPM & Operasi Pasar di waktu yang tepat dan sasaran, serta pemberian subsidi ongkos distribusi.
Pengadaan komoditas pangan harga murah dalam rangka stabilisasi harga jangka pendek.
Pengaktifan website Neraca Pangan yang terintegrasi di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
Pemberian jaminan pasokan dan memastikan ketersediaan pangan di seluruh kabupaten/kota Sulsel.
“Langkah-langkah strategis ini diharapkan dapat memperkuat fondasi ekonomi Sulsel, meningkatkan daya saing UMKM, dan menjaga stabilitas harga di tengah tantangan global dan domestik,”pungkasnya.





























