MAKASSAR.DAULATRAKYAT.ID.Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan pada Juni 2020, optimisme masyarakat terhadap kondisi perekonomian daerah di tengah situasi pandemi COVID-19 masih tertahan.
Hal tersebut tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang sebesar 71,3 persen dan lebih tendah dibandingkan IKK Mei 2020 sebesar 72,4 persen.
Endang Kurnia Saputra Kepala Grup Advisory dan Pengembangan Ekonom BI ,menjelaskan secara lebih detail, dapat diketahui bahwa kurang tersedianya lapangan kerja menjadi faktor utama penyebab menurunnya tingkat keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini.
“Tercatat indeks ketersediaan lapangan kerja pada Juni 2020 mencapai 20,5 persen artinya masih jauh di bawah batas indeks optimis (100) meski sudah lebih baik dibandingkan indeks bulan Mei 2020 yang sebesar 13,0 persen ,”ungkapnya.
Menurut Endang kondisi penghasilan saat ini turut menahan optimisme konsumen, ditunjukkan oleh indeks penghasilan konsumen saat ini yang sebesar 33,5 persen masih di bawah batas optimis meski sudah lebih baik dibandingkan indeks bulan sebelumnya sebesar 27,5 persen.
“Dari sisi pengeluaran, konsumsi barang kebutuhan tahan lama masyarakat juga berada di bawah batas optimis dengan indeks 64 persen atau lebih rendah dibandingkan indeks pada Mei 2020 sebesar 71 persen,”jelas Endang.
Meski demikian lanjut Endang masyarakat tetap yakin bahwa kondisi penghasilan 6 (enam) bulan ke depan akan lebih baik. Hal ini ditunjukkan oleh indeks ekspektasi penghasilan yang mencapai
1 1 8,5 persen di atas batas optimis (100) atau lebih tinggi dibandingkan indeks bulan Mei 2020 sebesar 1 16,0 persen.
“Pandangan positif tersebut terbentuk seiring dengan keyakinan bahwa penghasilan pribadi masyarakat akan kembali normal. Di sisi lain, masyarakat masih belum terlalu optimis terhadap perbaikan ketersediaan lapangan kerja maupun kegiatan usaha secara umum dalam 6 (enam) bulan ke depan,”lanjutnya
Selain itu Indeks ekspektasi ketersediaan lapangan kerja dan indeks ekspektasi kegiatan usaha masing-masing sebesar 98,5 persen dan 93,0 persen atau di bawah batas optimis (100).
“Maka untuk mengembalikan optimisme masyarakat terhadap pemulihan perekonomian, diperlukan dukungan konsistensi kebijakan pemerintah dalam penanganan COVlD-19 dan peningkatan pemahaman serta kedisiplinan masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan dalam kegiatan keseharian,”pungkas Endang.(*/ninaannisa)