MAKASSAR.DAULATRAKYAT.ID.Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi
Selatan menggelar High Level Meeting (HIM) Tim Pengendalian inflasi Daerah (TPID) (1/4/2021) di Makassar dengan tema Sinergi Penguatan Pasokan, Distribusi Pangan dan Pengelolaan Ekspektasi untuk Stabilisasi Harga.
HLM TPID kali ini diselenggarakan sebagai langkah koordinasi strategi pengendalian inflasi selama tahun 2021 sekaligus menyiapkan langkah yang diperlukan dalam mengantisipasi risiko inflasi selama Ramadhan dan Idul Fitri 2021
Adapun kondisi inflasi terkini menunjukkan bahwa tekanan harga di Sulsel masih relatif terkendali. Data pada Februari 2021, inflasi gabungan 5 kota IHK di Sulawesi Selatan sebesar 0,33% (mtm). S kota yang menjadi daerah survei inflasi BPS, seluruhnya mengalami inflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Kota Watampone sebesar 0,53 % dan terendah terjadi di Kota Palopo sebesar 0, 1 1 0/0. Pada Februari 2021, dapat diketahui bahwa komoditas sayuran dan ikan menjadi penyumbang inflasi yang dominan di Sulawesi Selatan.
Kendati saat ini relatif terkendali, namun risiko tekanan inflasi tahun 2021 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang disebabkan oleh perbaikan konsumsi masyarakat pada masa vaksinasi dan periode La Nina yang masih memberikan potensi gangguan produksi dan distribusi.
Dalam waktu dekat, tekanan inflasi akan bersumber dari risiko yang bersifat seasonal seiring dengan momen
Ramadhan dan Idul Ftri 2021 yang jatuh pada bulan April dan Mei 2021
Untuk mengantisipasi hal tersebut, strategi pengendalian inflasi TPID Sulsel tahun 2021 disusun secara komprehensif dengan mengacu pada aspek 4K (Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif).
Dari Sisi ketersediaan pasokan, upaya memperkuat Sisi hilir ditingkatkan melalui pemanfaatan teknologi vakum untuk hilirisasi produk pertanian, implementasi sistem resi gudang, Optimalisasi rumah pemotongan hewan (RPH) modern, pemberian bantuan bibit ternak dan alat produksi, mendorong kegiatan pekarangan pangan lestari, penerapan teknologi pertanian dan perikanan, percepatan program lumbung daging, peningkatan lahan tanam, dan pelaksanaan sekolah lapang iklim pertanian.
Dari Sisi keterjangkauan harga, upaya mengelola permintaan perlu dioptimalkan melalui pencanangan gerakan bangga buatan indonesia untuk produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) khususnya pangan di Sulawesi Selatan, program digitalisasi UMKM, dan pengembangan akses pasar UMKM pangan.
Selain itu, sebagai upaya stabilisasi harga juga dilakukan pembangunan modern rice milling dan rice to rice plant, optimalisasi penyerapan beras Bulog, fasilitasi distribusi pangan, implementasi model bisnis e-pangan.com dan operasi pasar dan pasar murah pada saat hari besar keagamaan nasional seperti
1 Ramadhan.
Sementara itu peran Bank Indonesia dalam memasuki Ramadhan dan Idul Fitri 2021. Dari Sisi kelancaran distribusi, upaya membentuk payung hukum kerjasama antar daerah (KAD) juga terus dilakukan.
Deputi Kepala Perwakilan BI Sulsel, Endang Kurnia Saputra mengatakan selain upaya aktivasi BUMDES dan optimalisasi pasar induk untuk meningkatkan infrastruktur perdagangan.
Dalam rangka meningkatkan upaya komunikasi yang efektif, penyampaian informasi mengenai ketersediaan pasokan dilakukan melalui berbagai media baik cetak, elektronik, maupun media sosial, terlebih pada saat memasuki bulan Ramadhan dan Idul Fitri.
BI melakukan terobosan untuk publikasi pola konsumsi dan belanja bijak juga dilakukan melalui kerjasama dengan pernuka agarna.
Melalui strategi ini diharapkan ekspektasi dan perilaku konsumsi masyarakat selama Ramadhan dan Idul Fitri dapat terkelola dengan baik sehingga turut mendorong inflasi lebih terkendali.
“Ke depan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan bersama Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan masih akan terus bersinergi untuk menjaga inflasi di Sulawesi Selatan tetap rendah dan stabil. Upaya tersebut diharapkan dapat semakin mendorong peningkatan daya beli masyarakat sebagai bagian dari pelaksanaan program pemulihan ekonomi nasional,”ujarnya.
Adapun inflasi yang rendah dan stabil diharapkan dapat mendukung pemulihan perekonomian serta pertumbuhannya.(*/na)