Mamuju.daulatrakyat.id- Berdasarkan hasil pantauan drone, seperti disampaikan Penjabat Gubernur Sulbar Akmal Malik yang dilansir laman sulbarprov.go.id menyebutkan, adanya kondisi hutan yang gundul, tak hanya alih lahan tetapi hujan yang terjadi dan terus menggerus hutan.
Diketahui, pekan lalu wilayah Kalukku, Mamuju dilanda banjir bandang yang cukup parah, akibat intensitas hujan yang cukup tinggi.
Hal tersebut mendapat respon dari pemerhati lingkungan hidup Sulbar M.Ikhsan Welly.
Menurut Ikhsan Welly, Pemda saat ini telah bekerja berbasis tekhnologi yang sangat maju, bahkan tehnologi tersebut memiliki keakuratan yang sangat tepat dalam memantau sesuatu.
Namun, menurutnya seharusnya pihak Pemprov Sulbar melibatkan pihak Kehutanan seperti KPH2, serta OPD lain yang terlatih atau stakeholder.
” Harusnya tidak keburu memberi pernyataan,” ujar Ikhsan Welly dalam keterangan tertulis kepada daulatrakyat.id, Senin, 17 Oktober 2022.
Mantan aktivis WALHI ini, menegaskan bahwa hasil pantauan lewat drone itu harusnya dijelaskan titik koordinat dimana dan berapa yang diobservasi, finishingnya, supaya ada kejelasan.
” Harus jelas wilayah mana terjadi pengalihan fungsi lahan. Itupun kalau ada alih fungsi lahan,” ujarnya
Dalam mendeteksi soal alih fungsi lahan, ujar Ikhsan sangatlah muda, bisa dimulai dengan memeriksa soal perizinan, artinya sudah berapa banyak kebijakan yang dikeluarkan untuk ekploitasi.
” Allah tidak pernah murka terhadap hambanya, Allah maha pengasih lagi maha penyayang,” katanya dengan nada religius sembari mencontohkan lagunya Ebiet G.Ade.
Pandangan Ikhsan menyebut, hujan lebat dan berkepanjangan yang mengakibatkan banjir disebabkan tidak adanya keseimbangan alam.
“Daya dukung alam dan lingkungan sudah tidak berimbang , nah disinalah kita akan banyak bacarita,” sebutnya.
Ikhsan menambahkan bahwa, output dari masalah tersebut nantinya akan melahirkan sistem informasi hydrometereologi dan Hydrogeologi (SIH3).(Lim/dr)